Sukurlah karena belakangan ini ternyata makin banyak orang yang tau tentang asuransi termlife. Mungkin ini pengaruh edukasi dari para financial planner profesional yang belakangan makin gencar mendidik masyarakat ttg asuransi, tips mencari asuransi termlife dan keunggulan-keunggulan termlife dibanding unitlink melalui media publik, blog pribadi maupun jalur social network di internet.
Bahkan bulan-bulan blakangan ini Bang Aidil Akbar sampai menulis topik ini secara berseri dengan sangat lengkap di blog beliau. Sebenernya saya juga udah pernah ngebahas unitlink vs termlifedi blog ini dan lumayan lengkap juga *ngga mau kalah*. Beneran deh, baca aja kalo ngga percaya, hehehe…
[BACA JUGA: Siapa saja yang butuh asuransi jiwa? Kalau Superhero butuh asuransi jiwa ngga?]
Susah cari asuransi termlife?
Walaupun begitu, ternyata banyak dari mereka yang masih belum tau dimana harus nyari produk bernama termlife. Kalo pun udah nyari, ternyata agen perusahaan asuransi yg dihubungi ngga tau ttg produk ini, dan kalo pun tau, agen itu bilang kalo asuransi termlife itu udah usang, udah ngga dijual lagi.
Sebenarnya inilah masalah utama kenapa termlife itu terasa sulit untuk dicari. Bukan salah agen nya juga sih, lebih banyak karena kesalahan perusahaan asuransi yang dalam mendidik agen lebih fokus kepada produk-produk yg menghuntungkan (dalam hal ini tentu saja unitlink).
Tips mencari asuransi termlife
Untuk membantu anda semua mencari termlife, saya akan coba sedikit berbagi tips berdasarkan pengalaman pribadi saya beberapa waktu lalu. Okeh, mari kita mulai:
Langkah paling pertama: hitung kebutuhan unit pertanggungan (UP) anda.
Jadi jangan langsung mencari perusahaan asuransi yg jualan termlife, sabar dulu. Gimana cara ngitungnya? Tenang, bisa disimak di postingan terdahulu saya (
Menghitung Nilai UP Asuransi).
Hal ini sangat penting karena nantinya akan membantu anda untuk fokus mencari asuransi terbaik dan ngga gampang termakan omongan manis para agen. Setelah itu anda juga harus mulai menakar kemampuan dalam membayar premi secara rutin sehingga tidak mengganggu cash flow rumah tangga.
Langkah kedua: lakukan riset kecil tentang perusahaan asuransi
Setelah tau berapa kebutuhan UP anda, termasuk riders yang mungkin dibutuhkan, mulailah lakukan riset kecil-kecilan ttg perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia untuk mencari tau kekuatan dan posisi masing-masing perusahaan asuransi tsb di Indonesia.
Biasanya beberapa majalah bisnis dan ekonomi rutin mengeluarkan peringkat perusahaan-perusahaan asuransi ini berdasarkan besar aset, kekuatan modal, dll. Ini bisa anda jadikan sebagai patokan untuk mencari perusahaan asuransi yang akan menjadi target kita.
Jangan pernah memilih asuransi hanya karena perusahaan tsb adalah yg terbesar dan terbaik di Indonesia. Perusahaan yang lebih kecil juga aman dan menguntungkan kok. Namanya juga terbaik, artinya “paling baik diantara yang baik”, iya ngga sih?! Di tahap ini, kita harus memilih beberapa perusahaan yang akan menjadi calon tempat kita membuka asuransi termlife.
Langkah ketiga: lakukan riset mendalam tentang produk
Selanjutnya, lakukan riset lebih mendalam ttg produk perusahaan-perusahaan tersebut. Yang paling gampang sih masuk aja ke website mereka. Biasanya semua produk yang ditawarkan sudah disertai dengan sedikit rincian sehingga kita dengan mudah bisa mengidentifikasi mana produk yang berupa termlife.
Jika ada produk yang kurang jelas, bisa langsung ditanyakan lewat email atau telepon. Catat semua produk yang berupa termlife.
Langkah keempat: Hubungi agen asuransi untuk meminta simulasi uang pertanggungan dan premi
Biasanya kita cukup menghubungi customer service (via telpon atau email) dan minta untuk direfer ke agen, tidak lama kemudian akan ada agen yang menghubungi kita. Nah, di tahap ini baru terasa sekali bergunanya riset kita di awal tadi.
Kenapa? Karena pada umumnya agen akan berusaha untuk menawarkan produk unitlink walaupun kita jelas-jelas udah nyebutin produk yang kita inginkan. Tetap teguh pada permintaan awal dan jangan terpengaruh rayuan agen tersebut. Jika agen tsb bilang kalo tidak ada produk yang kita maksud, langsung pindah ke agen yang lainnya.
Sedikit tambahan, jangan menghubungi agen asuransi melalui bank (bancasurance) karena produk yang ditawarkan melalui bank relatif sedikit dan umumnya berbentuk unitlink. Buang-buang waktu percuma.
Langkah kelima: lakukan perbandingan produk
Jika sudah menemukan produk-produk yang tepat, mulai lakukan perbandingan antar produk, mana yang lebih menguntungkan dari segi perbandingan premi dan UP yang diperoleh. Jika perlu, minta tambahkan beberapa riders (dengan UP sama dengan UP dasar) dan kemudian bandingkan preminya.
Pembandingan ini juga biasanya berguna untuk ningkatin daya tawar ke agen. Tinggal bilang: kok di asuransi A begini? kok di B lebih gede? Keluar deh ntar jurus diskon dll nya, skalian kita juga jadi tau lebih dalam ttg produk tsb.
Dari lima langkah di atas, selanjutnya tinggal kita yang mutusin mana yang terbaik untuk kita. Jangka waktunya pun bisa kita pilih yang benar-benar sesuai dengan perencanaan keuangan keluarga kita.
Hasil saya mencari asuransi termlife
Sebagai penutup, berikut adalah hasil yang saya peroleh dari lima langkah di atas: (Note: Penyebutan nama perusahaan dibawah ini ngga bermaksud untuk promosi atau penilaian kualitas perusahaan tertentu. Produk terbaik untuk setiap orang tentu berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing).
Hasil pencarian asuransi termlife yang saya peroleh:
- UP yang saya butuhkan: Rp 1 Milyar, dengan kemampuan premi tahunan antara Rp 5-7 juta per tahun (Rp 400rb – 600rb per bulan).
- Fokus saya waktu itu hanya kepada 5 perusahaan asuransi pemimpin pasar di Indonesia: Prudential, AXA, Allianz, AIA dan Manulife (bukan berarti yang lainnya ngga bagus lho ya).
- Di tahap ini saya mengeluarkan Prudential dan AXA karena semua agen yang saya hubungi menyatakan bahwa perusahaan mereka tidak menjual termlife.
- Semua permintaan simulasi saya awali lewat email dan telepon ke customer service dan kemudian saya dihubungi oleh agen masing-masing. Untuk awalnya, ternyata semua agen mengirimkan simulasi produk unitlink, hehehe. Satu hal yg menarik, dari segi penguasaan produk, customer service Manulife layak diacungi jempol.
- Dari segi premi dan pertanggungan (jiwa dan riders), tawaran terbaik datang dari Manulife dan AIA dimana semuanya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan saya. Pada akhirnya saya memilih AIA (walau pun sebenarnya agen Manulife unggul dari segi penguasaan produk dan hubungan ke customer), karena ada satu klausul riders AIA yang saya anggap lebih cocok dengan kebutuhan saya.
Demikian sedikit tips mencari asuransi termlife. Semoga berguna dan selamat berasuransi.
Image: dollarsandsense.sg
Salam Kenal,
Wah blog anda sangat bermanfaat sekali terutama bagi pasangan yang baru memasuki dunia pernikahan..Saya salah satunya hehe..Mas Junior saya ingin menanyakan untuk Asuransi Termlife ini produk yang mas ambil apa?kisah saya sebenarnya sama seperti Mas, sudah punya UL (selama 2thn) tetapi tidak tahu UPnya berapa,pertanggungan berapa..makanya saya mau menimbang untuk menutup UL tersbut dan menggantinya dengan TL yang Mas sarankan ini, namun saya bingung dengan jenis produknya..Mohon sarannya ya mas
Salam kenal juga Mbak Yetty. Saya saat ini menggunakan produk termlife Executive Term (20 tahun) dari AIA. Bisa juga Mbak cari info mengenai produk Proactive keluaran Manulife. Jangan menyerah kalo agennya blom mau ngeluarin produk ini di awal ya mbak, kalo perlu tanya ke agen yang lain.
Namun bukan berarti asuransi term life di tempat lain jelek lho Mbak. Yg terpenting adalah mbak yakin dengan perusahaannya, UP nya mencukupi kebutuhan Mbak dan preminya sesuai kemampuan.
Mengenai UL sendiri, jika memang disini tujuan mbak adalah mencari perlindungan dan hasil investasi yg maksimal, maka memang sebaiknya UL tsb ditutup saja. Jangan takut rugi, karena akan semakin rugi jika mbak semakin lama membayar premi UL tsb.
Semoga menjawab pertanyaan mbak.
Salam kenal..
Boleh tahu klausul rider AIA apa yang membuat Mas Junior merasa cocok dibandingkan dengan Manulife? Bagus mana dengan AXA Mandiri Jiwa Sejahtera? Soalnya saya masih bingung untuk memlilih produk term life.. trims sebelumnya…
Salam kenal juga Mas Aris. Waktu itu kalo tidak salah di raider mengenai penyakit kritis. Jadi menurut agen Manulife, jika UP jiwa kita adalah Rp 1 Milyar dan kebetulan kita mengalami penyakit kritis yg membutuhkan dana Rp 600jt, maka pada saat meninggal nanti UP yg tersisa hanya lah Rp 400juta. Sedangkan di AIA semua klaim atas raider tidak mempengaruhi UP meninggal. Utk produk Manulife tsb, terus terang saya tidak tau apakah memang demikian atau kah si agen yang tidak begitu mengerti produk. Namun karena preminya tidak jauh berbeda akhirnya saya langsung menentukan pilihan tanpa konfirmasi lebih lanjut.
Mengenai AXA Mandiri Jiwa Sejahtera, mohon maaf saya tidak begitu tau ttg produk ini. Namun sebaiknya yg terutama adalah Mas pastikan dulu bahwa ini benar produk term life dan bukan unitlink. Ini bisa diliat dari apakah produk ini menawarkan hasil investasi atau tidak. Yang kedua, jika memang ini adalah termlife, bandingkan juga dengan produk2 sejenis (mungkin Mas bisa menghub AIA dan Manulife untuk benchmarking dgn produk yg sudah saya sebutkan, atau juga perusahaan asuransi lainnya). Dari situ tinggal diliat mana yg bisa menawarkan premi yg paling kompetitif utk manfaat yg sama.
Salam. Blognya bagus sekali,ga ada maksud terselubung :))
Soal Up manulife itu benar. Ibu saya nasabah manulife. Ibu saya dulu pernah kena cancer stadium awal (syukurnya sembuh) dan baru tau setelah berobat kalau UPnya dipotong. Duluuu banget, ambil produknya dari kakaknya yg agen manulife (tapi ga menguasai produk. Zzzz).
Mas Yan, thanks for sharing 🙂
Trims sarannya Mas JP…
Saya akhirnya memutuskan ikut AIA Executive Term…
Makasih mas atas info2 yang telah diberikan melalui tulisan2nya.
Saya sedang mencari asuransi yang cocok dengan kebutuhan saya. Menurut hitungan saya, UP saya gak tinggi2 amat. Masalahnya, banyak asuransi sekarang yang menerapkan minimal premi 2-3 jt, padahal UPnya menurut saya malah overpaid..maklum, penghasilan sy gak banyak. Di Manulife minimal 2jt, UP 900jt… terlalu banyak, menurut saya.
Kemarin saya nemu asuransi yang murah meriah, CIGNA, UP 200jt premi setahun 600ribuan. Tetapi, saya tidak tahu apa2 tentang asuransi ini. Saya minta tolong informasinya.
Maaf mas klo merepotkan… meskipun preminya murah tp sy nda tau latar belakang perusahaannya malas juga ikut.. takutnya ada apa2 dibelakang hari…
Makasih sebelumnya ya…
Halo Mamanaunau, maaf baru sempat bales imelnya. Terus terang saya ngga tau banyak ttg asuransi Cigna (dalam hal kemudahan klaim dll), namun setau saya Cigna adalah salah satu asuransi papan atas di Indonesia dan telah bekerja sama dengan banyak bank. Saya sendiri adalah peserta asuransi kesehatan di cigna (untuk istri dan anak). Untuk lebih pastinya mungkin Ibu bisa googling ttg kecukupan modal (RBC) mereka.
Kalo saran saya, akan lebih baik kalo Ibu coba untuk masuk terlebih dahulu, toh preminya ngga terlalu banyak. Tapi ikutnya yg per tahun aja, sambil terus mengumpulkan informasi ttg cigna dan alternatif perusahaan asuransi lain yg bisa nawarin premi yg setara. Toh dalam setahun kecil kemungkinan perusahaan asuransi sekelas Cigna utk bangkrut or kenapa2. Masalah asuransi jiwa mah mendingan jangan ditunda2 Bu.
Terima kasih.
Hi Mas Junior,
Bagus banget blognya dan very useful. Thanks….
Mas Junior pernah tanya2 Sunlife tidak? Kalo pernah, perbandingannya seperti apa?
Kalo boleh tau yang Mas Junior ambil di AIA, Executive term ditambah rider apa saja? premi dan UP nya berapa2 aja?
Thanx mbak shinta. Mohon maaf krn saya belum pernah melakukan survey ke sunlife. Jika emang tertarik utk nyari produk termlife, boleh juga nanya2 trus bandingin dgn produk perusahaan lain. Kalo tidak jauh berbeda maka tinggal pilih perusahaan mana yg lebih sehat. jgn lupa hasil surveynya sharing ke saya juga ya mbak, hehehe…
Saya mengambil termlife 10 thn (UP 1 milyar) dgn riders berupa perlindungan penyakit kritis (UP 500jt), kecelakaan (meninggal n cacat tetap, 500jt) dan juga rawat inap (500rb/hari). Total premi tahun pertama skitar 5jt lebih dikit. selanjutnya meningkat beberapa ratus ribu di thn ke 6.
Tp penggunaan rider dan UP yg dibutuhkan berbeda2 utk masing2 orang. Misalnya jika penyakit kritis telah dicover dari kantor, maka mungkin tdk diperlukan atau cukup mengambil dgn UP yg tidak terlalu besar. Atau dlm sejarah keluarga tdk pernah ada yg terkena penyakit kritis, maka raider ini tidak menjadi satu kebutuhan utama.
Semoga jawaban saya bisa membantu ya mbak.
maaf mas mohon pencerahan, saya kira termlife itu hanya cover jiwa saja tp ternyata ada kesehatan juga yah.. saya baru gabung a/n suami dulu di toko yg mas sebutkan paling pertama tp terkesan terburu-buru karena agennya bilang ulangtahun bapak sebulan lagi jadi akan mempengaruhi banyak ke nominalnya. sedangkan tujuan saya mau ikutkan suami di asuransi utk cover kesehatan (alhamdulilah suami menjalani pola hidup sehat dan belum pernah menderita penyakit serius) cover masa pensiun plus jiwa juga. kalo bisa plus gratis premi utk kemungkinan ccat total/mengakibatkan tdk bisa membayar premi lagi.
menurut saya nominal yg saat ini saya ikuti nanggung, premi 1jt/bulan (12jt/th) UP 400jt, kesehatan 500rb/hr (limit 215jt/thn) investasi di tahun ke 20 195jt, cacat total 20jt (dibayarkan 2x) saya juga gatau apakah ada persyaratan mau ambil yg berapa tahun? ato otomatis perpanjang setiap tahun?
Mohon saran mas, gpp deh saya rugi 1bulan andaikan tdk bisa ubah produk … terima kasih
*** bersambung dr yg sebelumnya
ada yg lupa mas, UP 400jt itu jika meninggal sebelum usia 65th jika diatas usia itu hanya 20jt saja dptnya.. dan invest 195jt … klo misal suami sehat dan panjang umur jadinya cuma dapet invest aja yg tdk sebanding dg preminya yaaa (alhamdulilah semoga sehat dan panjang umur)… klo saya bilang gitu, pasti agennya ngingetin yg buruk-buruknya terus, sampai saya bilang kok agen asuransi ngedoain trus pindah alam yah hehehe… maaf mas saya masih awam dan sangat butuh pencerahan,, terima kasih
Halo Mba Riska, salam kenal. Mohon maaf baru sempat reply. Sorry, katanya termlife, kok ada investasinya? Yah saya juga sebenarnya sudah tidak update thd produk asuransi, jadi mungkin ada varian baru kali ya, hehehe. Anyway, saran saya jika memang bermaksud mencari asuransi kesehatan dan jiwa, memang akan maksimal jika menggunakan asuransi termlife murni (tanpa investasi) ditambah asuransi kesehatan murni. Namun jadinya tidak sesimple itu jika ingin mengcover penyakit kritis dan juga cacat tetap, karena semuanya itu yang saya tahu sampai sekarang hanya dicover oleh unitlink (buat temen2 agen, mohon masukannya kalo saya salah ya). Untuk itu maka perlu strategi khusus untuk mengkombinasikan termlife dgn asuransi non tradisional seperti unitlink. Untuk masa pensiun, paling aman ya dicover via investasi, yg dilakukan lewat instrumen yang memang dimaksudkan untuk investasi 🙂 Semoga menjawab ya Mbak
ow…. ambil AIA karena karena UP critical illness tidak mengurangi UP kematian ya Gan?
Terima kasih infonya, soanya kemarin di toko sebelh mengurangi
hehehehe….. ada lagi ngga ya toko lain yang juga seperti policy AIA tsb
Salam kenal mas..
Senang sekali saya menemukan blog ini, sangat menambah wawasan, apalagi untuk saya yang tadinya anti sama yang namanya asuransi, hehe…tp skrg udah mulai melek deh..
Saya mo nanya nih mas, sebenernya antara Wholelife sama Termlife bagus mana sih? Soalnya banyak yg bilang kalo wholelife itu lebih enak krn cuma bayar premi sekian taun tp bisa dijaminnya sampe usia 70 taunan/lebih..gmn tuh mas?
Oiya, nanya juga, mas JP ini akhirnya ngambil Exe Term yang AIA untuk 10 thn ato 20 thn sih? trus pertimbangannya apa ya dalam menentukan masa kontrak?
Maap ya mas banyak nanya..
Terimakasih sebelumnya.. 🙂
Maaf mas wawan, kebetulan saya tidak banyak melakukan benchmark, hanya beberapa perusahaan asuransi aja yg saya ambil produknya. Itu pun stlh perbandingan UP dan premi (blom masuk detail aturan mengenai critical illness), udah tinggal 2 perusahaan yg tersisa. Ya yg satu selain AIA itu adalah toko sebelah tadi, hehehe…
Salam kenal juga mbak ndande, saya coba jawab pertanyaannya yah.
Mengenai whole life, produk ini mirip dengan unitlink, hanya saja tidak menjanjikan return tertentu. Tapi, persamaannya adalah premi cukup dibayarkan beberapa tahun saja (biasanya 10 tahun) dan bisa langsung mengcover hidup kita sampai dengan 99 tahun. Kenapa sama? Karna sebenarnya premi di tahun ke 11 dan seterusnya bukan sepenuhnya gratis, melainkan diambil dari hasil investasi premi yg telah kita bayarkan. Intinya kembali lagi ke investasi. Tidak ada yg salah dengan produk ini, hanya saja akhirnya premi yang harus kita bayarkan menjadi lebih mahal. Dalam simulasi yg saya buat, jauh lebih murah jika saya mengambil term life saja.
Selanjutnya, whole life memang melindungi sampai usia 99 tahun (bahkan sampai 100 tahun), tp tetap bukan hal yg menarik buat saya. Kenapa?
1. Dengan perencanaan keuangan yg baik, harusnya semakin tua usia kita (mendekati pensiun)maka semakin sedikit kebutuhan asuransi jiwa kita (seiring dengan makin berkurangnya beban pendidikan anak dan makin besarnya akumulasi harta yg terkumpul). Asuransi kesehatan lebih dibutuhkan pd usia tersebut. Perlu diingat, perlindungan kesehatan dll di produk whole life hanya melindungi sampai usia tertentu saja (hanya perlindungan jiwa yg berlangsung seumur hidup), sehingga tidak berbeda dgn asuransi kesehatan yang dijual terpisah.
2. Perlindungan seumur hidup menurut saya tidak berguna karena dgn perencanaan keuangan yg baik maka saat pensiun nanti kita seharusnya sudah memiliki aset dan dana pensiun yg memadai sehingga jika meninggal maka istri/suami masih bisa melanjutkan hidup dengan tenang. Anak2 pun pasti sudah mandiri dan tidak akan mengandalkan orang tuanya lagi. Ditambah lagi kayanya harapan hidup saya tidak akan mencapai umur 99 deh, hehehe.
Tapi mengenai wholelife di atas bener2 pendapat pribadi saya lho mbak. Mungkin mbak bisa minta dibikinin simulasinya terlebih dahulu, kemudian preminya bisa dibandingin dengan termlife biasa. Selisih preminya bisa coba disimulasiin dengan investasi ke reksadana (mengikuti term pembayaran premi whole life), kemudian lihat hasilnya saat usia pensiun nanti.
Mengenai termlife, saya akhirnya mengambil term 10 tahun. Pertimbangannya, saat asuransi itu saya ambil, usia saya adalah 30 tahun sehingga saat perpanjangan kontrak nanti usia saya adalah 40 tahun, dimana masih relatif sehat (amiiin) utk lolos dari medical checkup dan berpeluang utk mendapatkan kewajiban premi yg tidak terlalu tinggi. Rencananya saat itu saya akan mengambil termlife 20 tahun utk perlindungan sampai usia 60 tahun. Otherwise, jika saya mengambil term 20 tahun, maka jatuh temponya di usia 50 tahun, dimana masih 5 tahun lagi sbelum usia pensiun. Kayaknya sih saya masih butuh lagi perpanjangan asuransi minimal sampai masa pensiun, tapi kemungkinan besar kesehatan saya saat itu sudah jauh berkurang dan premi yg harus saya bayarkan akan semakin melambung.
Kira2 demikian pertimbangan saya mbak. Tapi masalah ini balik lagi ke pertimbangan masing2 orang. Banyak juga kok yg mengambil langsung 20 tahun dengan pertimbangan lebih aman dan premi yang lebih murah. Yang paling penting adalah kepastian bahwa masa produktif kita selalu terlindungi dengan baik sesuai dengan rencana keuangan pribadi kita.
Moga2 jawaban saya cukup membantu. Jika masih ada yg ingin didiskusikan jangan segan untuk komen lagi ya mbak. Thanx…
Thanx ya mas atas jawabannya..jadi lebih jelas sekarang 🙂
Saya sudah nanya ke AIA soal executive term ini, dan sudah minta simulasinya..tapi kok katanya untuk produk ini UP kecelakaan hanya bisa buat meninggal, tidak bisa buat cacat tetap (jadi kalo cacat tetap hanya dapet premium waiver ), terus u/ penyakit kritis ga dapet premium waiver, cuma dapet UP ajah..ato memang seperti itu ya mas? hehehe…
klo boleh tau…. raider sakit kritisnya bisa berapa % dari UP ya nilainya?
sekalian kalau boleh tau info premi yang bung junior planner ambil hehehe…
soalnya barusan maen ke aia financial di balikpapan, mereka bilang ngga ada yang asuransi jiwa, adanya yang pake “save”. heheheh….
salam kenal,
great mantbas banget blognya,
bro JP aku kemarin minta ilustrasi dari AIA, Usia saya 34thn,pria tidak merokok, dapat preminya lebih mahal ya bro, dg ilustrasi sama termlife 10 thn (UP 1 milyar) dgn riders berupa perlindungan penyakit kritis (UP 500jt), kecelakaan (meninggal n cacat tetap, 500jt) dan juga rawat inap (500rb/hari). Total premi tahun ke-1&2 Rp.6,3jt trs tahun 3-7 Rp.7jt dan 8-10 Rp.9 juta, kok mahal ya bro JP?
boleh dishare contact person Agennya bro JP?
thanks alot, bisa dikirim email ke sukriadi@yahoo.com
mungkin karena usianya 34 tahun Gan,,,
kemungkinan bro JP usianya dibawah 34….
ikutan nunggu jawaban dari bro JP ah..
ane juga mau dibagi CP agennya kobis_top@Yahoo.com
mbak ndande, kalo setau saya, utk perlindungan kecelakaan di aia ada 2 macam: istilahnya risiko A dan risiko B. Risiko A hanya mengcover meninggal krn kecelakaan sedangkan risiko B mengcover risiko cacat tetap krn kecelakaan. Kita bisa memilih antara mengambil risiko A atau risiko AB, dimana premi AB lebih mahal skitar 500rban. Kita ngga bisa memilih hanya risiko B saja, dan kayanya ini berlaku umum di industri asuransi Indonesia.
Mengenai premium waiver, yg saya tau raider ini berfungsi utk menghapuskan semua keharusan pmbayaran premi jika terjadi suatu risiko thd kita selama masa kontrak. Jadi harusnya berlaku utk semua kondisi. Tapi nanti akan saya cari info lebih lanjut ttg hal ini.
Halo mas Wawan dan Mas Sukriadi.
Makasih banget nih utk komen2nya, tp kok saya jd kayak ngiklanin AIA gini yah? hehehe. Sebelum ada yg salah paham, mungkin perlu saya lurusin lagi kalo alesan saya menyebutkan polis saya adlh agar bisa jadi benchmark utk temen2 dalam mencari termlife. Silakan aja lho jika ada perusahaan lain yg lebih baik, dengan produk termlife yg lebih sesuai atau premi yg lebih murah. Tapi jgn lupa info2 ke saya juga yah, butuh nih utk perpanjangan di tahun ke 10 nanti, hehehe…
Untuk premi, tahun 1-5 premi saya sebesar 5,03 juta, dan tahun 6-10 sebesar 5,8 juta dengan term persis sama dengan mas sukriadi. Seperti kata mas wawan, premi saya lebih murah krn usia pengambilan yg lebih muda yaitu di usia 31 tahun. Sebenarnya kalo dibilang mahal sih relatif juga sih, karena kalo mengambil unit link dengan UP segitu, ngga kebayang deh berapa preminya. Dulu saya pernah dikasih simulasi unitlink (pmbayaran 10 thn) dengan premi 1 juta per bulan (12jt /tahun), tapi UP saya hanya: meninggal 475jt, critical illnes 250jt, kecelakaan (meninggal & cacat) 270jt dan waiver. Jauh banget bedanya, pdhl saat itu usia masuk saya masih 29 tahun. Saran saya, utk mengurangi premi, mas mesti ngitung lagi kebutuhan masing2 UP dgn teliti, mungkin ada raider yg ngga diperlukan atau UP nya bisa dikurangi.
Oiya, utk mas wawan, UP critical illnes bisa sebesar UP jiwa kok mas. Mengenai jawaban agen AIA mah klasik mas, hehehe. Biasanya sih krn mereka pingin agar customer ngambil unitlink, komisinya lebih gede soalnya. Tapi ada juga agen yg emang ngga tau ttg termlife krn ama superiornya cuma dikasih training mengenai unitlink doang krn masalah komisi tadi. Kejar terus aja mas, minta produk executive term, kalo perlu sambil buka web AIA. Ada kok ditulis di situ.
Untuk kontak agen nanti saya kirimkan japri. Duh, komisi ni agen harusnya dibagi 2 ke saya nih, hehehe. Dan skali lagi, please jgn terpaku ke AIA saja, lebih baik kalo bisa digunakan sebagai benchmark dalam mencari termlife lain yg lebih bagus atau lebih sesuai dgn kebutuhan (UP maupun kombinasi rider).
sippp….jadi lebih jelas infonya, makasih banyak ya mas JP,
Sepp bung JP atas info nya, kebetulan saya juga tanya ke manulife, memang preminya termasuk murah, tetapi ada syarat premi utama minimal harus 3 juta/th, raider penyakit kritis minimal 50% dari UP utama dan mengurangi UP utama; raider kecelakaan & cacat tetap minimal 100% UP utama. kalau di jumlah preminya memberatkan saya.
Sebenarnya kalau di bandingkan dengan UP yang didapatnya sangat fair dibanding asuransi lain, cuma krn ada minimal premi utama harus 3jt itu yang mau ga mau jadi total preminya heheheh…
untuk asuransi jiwa dasar usia 27 tahun dengan premi 5 tahun pertama 3.09jt UP nya 1,7M (murah kan). penyakit kritis premi 900rb UP 850jt (bila terjadi klaim UP Utama berkurang 850jt).
total hampir 4jt.
nak kalau ditambah kecelakaan dengan UP 1,7M (minimal 100% dari UP utama) totalnya premi jadi 7,4 jt. Kalau meninggal karena kecelakaan dapet nya 3,4 M tuh hehehhe…..
Tapi kalau sebelumnya sudah klaim penyakit kritis ya 3,4M – 850 jt
Premi total (7,4jt) itu yang masih terlalu berat buat saya, sedangkan perkiraan, kemampuan saya bayar permi sekitar 4juta an dan inginnya sudah mengcover penyakit kritis & kecelakaan-cacat tetap.
sebenarnya kalau ambil asuransi dasar saja, saya rasa murah sekali, dengan 3 jt dapat UP 1,7M, tapi kurang lengkap (aman) menurut saya bila tidak ditambah raider penyakit kritis dan kecelakaan-cacat tetap hehehhe ….
bagaimana pendapat bung JP dan rekan2 lain?
o iya…. saya juga bukan agen lho yah,,,, justru mencari info dari agen sebanyak mungkin hehehhe….
Hehehe, iya nih mas JP jadi kaya agen AIA :p
Tapi saya ngikutin saran mas JP lho untuk survey ke beberapa perusahaan asuransi (takaful, AXA, Manulife, dan AIA). Manulife mahal deh, ga sanggup saya, karna ada premi minimum tahunan. Takaful juga cukup mahal dibanding AIA, karna syariah kali ya, dan ada tawaran uang kembali kalo perusahaannya mengalami surplus (tp belom pasti). Jadi ya setelah survey, akhirnya jadi ikut pilihan mas JP untuk ngambil Exe Term di AIA, tapi ya masih ada yg mengganjal itu. Tar saya tanyain lagi deh ke agen AIA-nya…
Buat yg laen salam kenal ya.. 🙂
Barusan dapet Info dari Agen AIA, ternyata di AIA setiap mau perpanjang asuransi, misal 5 / 10 / 20 tahun ke dua, kita wajib medcek lagi, sedangkan di manulife, commlife, axa, takaful, bumiputera, sunlife sepertinya sudah ada garansi bahwa dijamin bisa perpanjang tanpa med cek ulang.
istilahnya Klausul guaranteed renewability. Klausul ini memastikan nasabah dapat memperpanjang perlindungan setelah kontrak berakhir tanpa syarat sama sekali dengan kenaikan premi seperti yang tertera dalam polis. Dengan klausul ini, perusahaan asuransi tidak berhak untuk memutuskan perlindungan jika misalnya nasabah menderita sakit keras. Hindari produk yang tidak memiliki klausul ini.
Mungkin ini yang membuat manulife bisa memberikan ilustrasi sampau dengan usia saya 60 tahun…
CMIIW
salam kenal juga
Setuju ama pendapat Bung wawan, ProActive Manulife unggul di guaranteed renewability. Mungkin untuk mas JP yg umurnya masih 31 gak masalah kesehatan 10 tahun lg. Lah yg skg umur 35 ato lebih, 10-20 tahun lg jd masalah klo di medical cek up lg. Bisa2 MANYUN klo ditolak gak bisa diperpanjang.
Bagi infona klo ada yg JAMINAN dpat DIPERPANJANG selain di Manulife
umur 31 + 10 = 41 tahun, menurut saya bakalan masalah juga seh dari sisi premi menurut saya heheheh….
soalnya premi di usia 41 tahun akan sangat berbeda bila kita sudah ikut asuransi termlife yang 1 atau 5 tahunan sejak usia 31 tahun (yang ada guarantee renewable-nya) dibanding yang baru saja ikut/masuk/kontrak baru di usia 41 tahun. perbandingannya bisa 2 kali lipet klo dari ilustrasi manulife. Ga tau klo di asuransi lain.
klo ga salah ini yang ada guarantee renewable nya:
Allianz SmartLife
AXA Mandiri Jiwa Sejahtera
Bumiputera Mitra Sejati
Commonwealth Life Danatra Siaga dan Danatra Siaga 1
Manulife ProActive dan ProActive Plus
Sun Life Term Life
Takaful Falah
Tapi untuk kepastiannya, tanya detail ke agen.
Btw, agen juga lom tentu tau ding, barusan ke Commlife, tanya agennya malah ngarahin ke UL, trus saya ditanya2 detail yang termlife jawabnya a…i…u…e…o… alasannya: dah lama ga jualan, dah ngga ngetrend di balikpapan hehehhe….
Kalau ada yang punya kontak agen yang jualan produk2 diatas ane juga mau klo di share….. pusing neh cari asuransi yang benar2 pas dengan kebutuhan & kemauan kita.
lebih gampang invest di reksadana.. hehehehhe
Waduh, udah rame aja yg komen, hehehe. Mohon maaf nih saya ngga bisa mengupdate blog ini setiap hari, tapi akan saya usahakan sebisa mungkin menanggapi sharing or pendapat temen2 semua. Makasih banget buat komen2nya, banyak informasi baru nih buat saya. Saya tanggapin satu persatu kali yah.
>Mas Wawan: Makasih banyak utk sharing ilustrasinya. Betul skali mas, menurut temen saya yg sedang dalam proses pencarian termlife, kbetulan per tanggal 1 Sep 2010 ada ketentuan baru di Manulife dimana premi minimal adlh Rp 3 juta. Memang dari segi pertanggungan jadinya sangat besar, tapi jadinya ngga sesuai dgn kebutuhan temen saya. Kebetulan dia cuma membutuhkan coverage dibawah Rp 1 milyar. Belum lagi dgn ketentuan lainnya dimana premi utk kecelakaan (meninggal dan cacat tetap) harus sebesar 2% dari UP meninggal (dimana utk kasus mas jadinya premi raidernya adlh 3.4 juta). Jadi ujungnya untuk temen saya, UP dan premi yang harus dibayarkan melebihi kebutuhan dan budget yg dia punya. Sayang banget sih, pdhl Manulife adalah perusahaan asuransi yg menurut saya sangat bagus dengan agen2 (at least yg pernah ketemu saya) yg sangat informatif, tp jd sedikit kebentur dengan kebijakan minimum premi ini. Tapi ngga menjadi masalah utk orang yg memang lagi nyari perlindungan dgn UP yg besar juga.
Emang susah sih mas utk nyari suatu produk dari perusahaan yg bener2 bikin kita sreg. Perusahaan bagus, tp blom tentu detailnya sesuai kebutuhan. Yang bisa kita lakukan paling mencoba menghitung lagi berapa tepatnya kebutuhan UP kita yang kemudian kita sesuaiin dgn budget premi. Kalo memang produk A belum sesuai, coba kita liat lagi di toko2 sebelah. Kadang produk terbaik blom tentu tepat utk semua orang.
Salam kenal utk mas yonki. Dan utk bro wawan, makasih banyak juga nih udah bantu nanggapin dan share bgitu banyak info. Top abis tuh risetnya, saya cuma pernah niat aja ngelakuinnya tp ngga pernah kesampaian. Info bginian mahal lho bro. Dulu di awal pencarian termlife, saya pernah nanyain hal ini ke salah satu financial planner top Indonesia, dan harapannya dia bakal nyebutin company apa yg punya termlife. Satu dua cukup lah. Taunya saya disuruh ke kantornya utk konsultasi baru skalian dikasih tau. Padahal saya baru selesai ikutan seminarnya dia lho. Ujung2nya diduitin juga, hehehe…
Oke, balik ke asuransi. Jujur aja waktu saya buka asuransi AIA (awal 2010) saya ngga tau sama skali ttg klausul guaranteed renewability ini. Agen manulife saya waktu itu jg ngga nyebutin apa pun ttg klausul ini sehingga sama skali ngga menjadi perhatian saya. Akhirnya jadinya ngambil AIA deh. Knapa 10 tahun? ya karna seperti yg udah saya jelasin ttg kemungkinan kesehatan di 10 thn dari skrg, utk kemudian saya perpanjang lagi dgn term 20 tahun.
Konsekuensinya, saya berisiko utk ngga mendapat perpanjangan atau pun disuruh nambah premi di tahun ke 10. Positifnya buat saya pribadi, saya terpacu utk menjaga kesehatan dgn baik at least sampe 10 tahun dari skrg.
Premi di tahun ke 10 (umur 41), seperti yg berlaku umum di semua asuransi, pasti akan jadi jauh lebih mahal seiring bertambahnya usia. Toh sama aja kalo saya perpanjang di tahun ke 20, preminya pasti akan jauh lebih tinggi lagi. So ini risiko yg harus dimanage juga dari skrg. Tentu juga dgn pertimbangan saya hanya perlu medcek lagi di umur 40, dibanding kalo ngambil yg term tahunan or 5 tahunan, yg ada medcek mulu ntar ;p
Skalian menanggapi mas yonki, strategi saya itu sbenernya lebih dikarenakan target pensiun saya adlh 25 thn dari skrg dimana ngga ada (atau lebih tepat belum nemu?) termlife yg mengcover sepanjang itu. Tapi kalo skrg usia saya 35, maka jelas saya akan langsung mengambil termlife 20 tahun. Pas banget abisnya ama usia pensiun nanti, hehehe… Ngga perlu repot lagi ama perpanjangan or medcek apa pun lagi. So sbenernya buat saya pribadi, pemilihan panjang term ini selain tergantung pada detail produk dan budget premi, juga tergantung pada strategi dan pertimbangan masing2 pribadi utk menghadapi pensiun nanti.
Trus mengenai guaranteed renewability, saya jadi agak ragu nih skrg ama keputusan saya, hehehe. Soalnya gini bro, info yg saya peroleh, semenjak April 2010 klausul ini udah dihapus oleh Manulife (kalo ga salah sblmnya ketentuan ini ada di pasal 9). Sehingga saat term berakhir, Manulife berhak utk meminta medcek lagi ataupun menolak jika kondisi klien menurun. Tapi itu info dari temen sih, bukan langsung dari agen. Nanti saya coba cari infonya lagi. Mohon bantuannya juga bro utk klarifikasi ama agennya, bener ngga tuh masih ada klausulnya. Soalnya waktu perubahan polis kmrn,krn selama ini saya cuma memilih Manulife dan AIA saja, akhirnya saya tetep milih AIA krn saya anggap kondisinya ngga beda dgn Manulife dan hanya berharap saya tetep komit dgn ambisi hidup sehat saya, hehehe… Lagian juga ketakutan utama saya sbenernya ada pada klausul penyakit kritis, dan preferensi saya adlh pada raider yg ngga mengurangi UP meninggal.
Utk info termlife yg lainnya bener2 top abis bro. Thank you banget. Bisa jadi referensi nih buat temen2 dan juga buat rencana perpanjangan saya nanti, or kalo tiba2 pas umur 35 nanti saya mo langsung banting setir ke term 20 tahun, hehehe…
hehehhe…. inilah gunanya Blog bro JP dan Bro Yonki, buat sahre pengalaman sesama konsumen. Harusnya saya bisa juga buka usaha sampingan Financial Planner dan pasang tarif yah xixixiix…..
Btw, kemarin saya sudah kontak dengan Agen AIA bung JP, meskipun beliau sudah Area Manager (membawahi beberapa cabang AIA di Jakarta) tetapi tetap menjawab pertanyaan2 email saya dengan baik dan cepat, bahkan akhirnya saya telpon untuk minta penjelasan mengenai aturan guarantee renewable di AIA. dah hasilnya seperti saya sampaikan sebelumnya.
Padahal dari segi Premi dan UP saya sudah cocok banget, premi 3,6jt UP kematian 1M, UP sakit kritis dan kecelakaan-cacat tetap masing2 500jt (tidak mengurangi UP utama).
Kemarin juga sempat jalan2 ke Commlife pas istirahat siang, cuma agen yang melayanani lagi2 mengarahkan ke Unit Linked. Baru setelah saya tekankan nama produknya (Danastra Siaga & Siaga 1) barulah dibuatkan ilustrasinya. Itupun untuk term 10 tahun, sebenarnya ingin minta yang yang term 1 atau 5 tahunan dan ingin tanya lebih detail mengenai guarantee renewable-nya, tapi sepertinya kualitas agen yang menemui saya ini agak kurang cihuy, untuk buat ilustrasi saja perlu minta tolong petugas administrasinya heheheheh….. (no offense yah :-D)il-fill jadinya heheheheh……
Sebagai gambaran, sepertinya premi commlife lebih mahal dari AIA, apalagi manulife. term 10 tahun dengan premi 4,59 fixed kita mendapat asuransi kematian 500jt, penyakit kritis 500juta dan kecelakaan-cacat tetap 500jt. Jadi lebih mahal (Perbandingan premi & UP) dibanding AIA dan Manulife.
Tapi sebenarnya saya masih penasaran dengan commlife ini, pengen menemukan agena lain yang lebih cihuy. Betul kata bung JP agen2 Manulife rata2 kemampuannya bagus dan kebanyakan punya blog asuransi pribadi.
Kalau ada kenalan Agen Commlife yang bagus saya mau banget di share supaya saya mendapat info yang lebih jelas…..
Mengenai penghapusan guarantee renewable di Manulife saya akan coba tanyakan ke agen saya, mumpung belum deallll heheheh…
Rencananya saya mau bandingkan AXA dan Allianz dulu sebelum membeli, tapi sejauh ini kecenderungannya ambil Manulife + penyakit kritis yang term 5 tahun, dengan catatan guarantee renewablenya belum dihapus heheheh….
4jt dapat UP kematian 1,7M, penyakit kritis 850jt (mengurangi UP utama, mungkin setelah saya promosi baru nambah kecelakaan-cacat tetapnya, klo bisa seh sebelum usia 30 biar ratenya masih sama dengan sekarang. heheheh….
Kalau ada info2 mohon dibagi si sini yah….
Thanx utk sharingnya bro, moga2 nemu produk yg cocok. Saya kbetulan baru ktemu 1 agen manulife, yg mana dia bilang guaranteed renewel msh berlaku (tp jadi ragu jg wkt saya kekeuh itu udah dihapus).
Tp dia negasin lagi, kalo guaranteed renewal hanya berlaku kalau selama masa kontrak tidak ada klaim sama skali (tentunya klaim yg berkaitan dgn raidernya).Agen ini juga agak ragu waktu saya tanyakan apakah klausul ini tergantung dari jumlah UP tertentu. Soalnya setau saya, yg berlaku umum adlh utk limit UP tertentu (akumulasi UP jiwa dan raider tertentu), tidak perlu dilakukan medical check up. So bagi temen2 yg punya lebih banyak info mengenai hal ini, mohon kesediaanya utk ikut berbagi pengalaman. Krn sperti kata bro wawan, sangat penting bagi kita sbg consumer utk berbagi pengalaman sblm menentukan pilihan asuransi yg tepat utk kita.
Mas JP, saya tanya ke agen AIA ttg penyakit kritis. Katanya klo kita claim langsung keluar 100%? Ga pake tahap2an kyk pru?
Terus klo kyk penyakit kanker, dia blg stadium 1 pun udah bs turun dananya 100%. Bener ga sih?
Thanks
Kalo yg saya tau sih begitu mbak, asal sesuai dgn syarat2 yg ditetapkan dlm polis. Tp menurut info yg saya peroleh, beberapa asuransi lain juga seperti itu. Kalau pru memang dari simulasi awal sudah ditentukan mengenai proporsi pembayaran manfaat ini. Mungkin utk lebih jelasnya mbak bisa bisa meminta copy klausul tsb dari agennya.
Bukan bermaksud menjelek2 kan Pr* yah, cuma memang klo di Pr* aturan2 klaimnya lebih ribet, dan premi asuransinya otomatis akan naik di tahun berikutnya bila kita pernah klaim.
lebih fair AIA atau Manulife.
memang sebaiknya sebelum membeli aturan2 polis harus dibaca dengan detai sesuai anjuran bung JP heheheh….
Blog yang sangat menarik Bro JP.. Saya belajar banyak neh tentang asuransi term life.. Nyesel saya baru tahu sekarang, soalnya saya udah ikut asuransi manulife whole life sejak 5 tahun yang lalu. Saya mau minta pendapat neh, saya ingin mencarikan istri saya asuransi jiwa (dia bekerja), kira-kira pertanggungan tambahan apa saja yang diperlukan selain asuransi jiwa, (kesehatan, cacat tetap, penyakit kritis???). Karena saya juga bekerja, perlukan pertanggungan-pertanggungan tersebut??. Terima kasih infonya.
Mas JP,
Saya udah survey ke AIA and Sunlife, ternyata plus minus sih. Perbedaannya adalah premi sunlife tetap selama periode masa pertanggungan, sedangkan AIA naik2.
Untuk jiwa, sunlife lebih murah, sdgkan untuk penyakit kritis, AIA lbh murah.
Saya kepikir untuk memecah 2 sih, supaya preminya lbh ekonomis. Menurut mas JP gimana?
Thanks
@mas anwar: Sama nih ama kasus saya, hehehe… Sebenernya berbalik lagi ke kondisi keluarga mas sendiri, berapa banyak kontribusi pendapatan istri dalam anggaran rumah tangga mas anwar, ini yg jadi dasar utk menghitung UP jiwa. Nah untuk rider juga perlu diperhatikan jenis dan berapa banyak perlindungan yg diperoleh dari kantor mas dan istri. Dari situ mas tinggal membuat rider tambahan sesuai dengan kekurangan perlindungan dibandingkan dengan plafon maksimal yg dibutuhkan. Rumus gampangnya: UP jiwa – UP dari tempat bekerja. Tapi kalau mas merasa perlindungan kesehatan dari kantor sudah memadai, mungkin tinggal ditambahkan rider kecelakaan dan cacat tetap saja
Thanx banget nih mbak shinta untuk infonya. Kalo boleh tau, secara average bagaimana perbandingan premi keduanya? jauh kah bedanya?
Mengenai plan mbak, saya masih blom ngerti, maksud mbak asuransi jiwa dan penyakit kritis mau diambil kepisah kah? Kalo seperti itu kayanya ngga bisa karena perusahaan asuransi pasti menjual premi jiwa sbg polis dasar dan biasanya UP rider tidak bisa melebihi UP jiwa. Sedangkan kalau polisnya dibuat di 2 tempat dgn detail yg sama, secara kumulatif preminya mungkin akan lebih mahal drpd mengambil di 1 tempat. So kalo saya, saya akan mengambil di 1 perusahaan aja, dan jika diperlukan mungkin saya akan mengambil asuransi tambahan di tempat lain yg perlindungan dan preminya lebih oke. Semoga membantu ya mbak…
Sunlife preminya tetap,11 jt untuk 20thn. Sedangkan AIA premi thn 1-3 sekitar 6 jt.
Jadi kira2 premi akan sama sekitar tahun ke 11 dan selanjutnya akan lebih besar AIA.
Maksudnya dipecah, saya pecah jg asuransi jiwanya, misal di AIA ambil 500jt + riders dan di sunlife ambil jiwanya saja. Ini karenan jiwa sunlife jauh lbh murah.cuma kalo dipecah gini, sy agak khawatir masalah claimnya sih, jadi ribet. Btw, mas JP tau ga ya, klo claim manfaat meninggal biasanya bisa pake copy legalisir ga ya? Di polis ngga jelas. Agen blg sih boleh, tapi kok pas ditelpon ke customer carenya bilang ga boleh? Aneh ya
haloo om JP.
salam kenal yaaa.. saya agen Manulife. gak ada maksud mempromosikan produk.. tapi promosi website.. halah! sama aja. *maap.. hihihi
btw, mengenai klausul Guaranteed Renewability, masih ada di polis PRO ACTIVE PLUS. Soale klien2ku banyak yang ambil term life ini.. jadi masih liat klausa itu ada.
namanya bukan klausa Guaranteed Renewability. tapi nama klausanya PERPANJANGAN.
Adanya di Ketentuan Pro Active Plus – Pasal 3 PERPANJANGAN.
soale karena blog ini, banyak calon klienku yang menulis berdasarkan blog om JP, klausa itu sudah tidak ada..
padahal klausa itu masih ada.. jadi boleh dooong kalau aku klarifikasi..
okeee, yang berminat tahu tentang term life Manulife, tinggal mampir di website-ku ya..
http://www.portfoliokita.com/
Mbak shinta, makasih banyak lho atas infonya. Mengenai rencana pembagian polis sih oke aja mbak, asal bener2 praktis dan ekonomis secara premi utk perlindungan yg maksimal. Mengenai penggunaan surat legalisir setau saya bisa kok mbak, jadi ngga seperti penerapan di asuransi kerugian. Saya juga udah konfirm ke agen saya dan temen dari asuransi lain.
Hai mbak devi, salam kenal juga. Terima kasih banget atas infonya. Tapi utk diluruskan, saya ngga pernah bilang kalo klausul itu udah ngga ada di Manulife lho mbak, tp saya cuma diinformasikan oleh agen Manulife juga. Setelah itu saya akhirnya kembali mencari tau ttg hal ini ke agen lain krn ada mas wawan yg memberikan masukan di blog ini ttg hal tsb, dan jawaban agen kedua tsb ternyata sama. Karena kurang puas, saya cari tau lagi ke kenalan temen saya di bagian produk Manulife (wholelife), dan jawabannya sama kayak mbak devi, klausul tsb masih ada. End up nya gimana? Saya bingung, hehehe… Btw saya selalu bilang kalo TL di Manulife adalah salah 1 yg terbaik kok. Apalagi sblm ketentuan minimum premi diberlakukan, hehehe.
Tp anyway, utk temen2 yg ingin membeli termlife di perusahaan mana pun, harap benar2 memastikan keberadaan klausul ini. Kalau pun tidak ada klausul ini,pastikan temen2 udah punya planning yg baik utk menghadapi perpanjangan polis saat jatuh tempo nanti.
Sepertinya Mbak Devi ini managernya Devan yah?
@Wawan: iya mas.. saya Manager-nya Devan. 🙂
setahun yang lalu aku pernah baca blog ini, tapi gak seheboh sekarang. hehehe. comments-nya mas Wawan dan beberapa temen yang lain, bisa merubah sudut pandang orang tentang term life ini. yah terutama dengan adanya tulisan empu-nya blog deeeh, masyarakat jadi terbantu untuk memilih berdasarkan kebutuhan dan kemampuan. dan tentunya saya terbantu untuk jualan asuransinya.. wakakwkkwka.. link lagi ya mas JP– pembaca bisa baca kumpulan tanya jawab term life saya dan klien-2ku yang pinter.. di http://www.portfoliokita.com
Tujuan blog ini pada dasarnya adalah untuk bisa menjadi sumber info dan juga sharing mengenai kebutuhan investasi dan perlindungan bagi keluarga2 muda, termasuk juga asuransi. Maklum, diluar sana banyak skali agen asuransi yang hanya bertujuan utk mengejar komisi sebesar2nya tanpa mau mengerti kebutuhan konsumen (mbak devi ga termasuk kan yah? Hehehe), dan semuanya mengklaim produk mereka lebih bagus dibanding yg lain. Sayangnya konsumen2 seperti saya banyak yg termakan omongan para agen karena tidak punya pengetahuan dan dasar pembanding yg cukup. Agar tdk terus menerus terjadi maka dibutuhkan sarana sbg tempat sharing bagi sesama konsumen sehingga dapat lebih bijak dan kritis dlm memilih asuransi. Mudah2an blog saya bisa memberikan sdikit kontribusi dalam hal itu.
Saya juga senang krn selain saya bisa memberikan info2 yg saya tau, saya juga banyak belajar dari input dan info temen2, baik sesama konsumen maupun beberapa praktisi asuransi yang sudah memberikan pandangan dgn sangat obyektif.
Salam kenal yaa.
Berguna banget nih blog nya untuk tambah ilmu ttg asuransi 🙂
Apalagi saya termasuk yang ‘terburu-buru’ ikut unit link, setelah ada kejadian ortu yang masuk ICU, saya jadi kepingin punya asuransi kesehatan dengan kartu, jadi gak perlu ada jaminan dsb.
Karena Asuransi sekarang kebanyakan sistem nya reimburst semua kalau masuk RS, padahal dana nya gak sedikit lhoo…
Ada info asuransi yang pakai sistem kartu gak ya?
Thanks,
Sita
Mohon maaf saya tidak begitu tau ttg asuransi berkartu ini, soalnya utk kesehatan saya sudah tercover dari kantor sehingga saya cuma membutuhkan askes dgn sistem reimburse sesuai perkiraan kekurangan biaya kamar yg saya butuhkan. Saya cuma tau produk ini ada di sinar mas, tp harusnyaada jg di perusahaan lain.
Mungkin teman2 ada yg bisa bantu mbak sita?
bagus nih makasih yah ttg infonya
kalau bisa kasih info tentang asuransi kesehatan juga donk
lagi bingung nih yg bagus gimana
This comment has been removed by the author.
Hi, salam kenal.. saya cm mw info klo bentar lg manulife juga mw keluarin produk asuransi kesehatan yang berdiri sendiri loh…
*belum tw sih kapan* haduh garuk2 kepala..
klo mw mampir2 aja ke blog ku
http://www.asuransitermlife.blogspot.com
Hai Lizia, salam kenal juga. Mmohon maaf baru sempat online lagi. Kalo mslh asuransi kesehatan terus terang pengetahuan saya terbatas, tp mungkin bisa dibantu ama Fey? 😉
Hai juga Fey, salam kenal…
mas…salam kenal.kebetulan aku lagi ada problem nich mas.asuransi AIAnya kok pd gak mau ngaku mereka punya produk term life.aku boleh bg no agennya mas gak sich…please..please…thanks before
Biasa mbak, ngga semua agen tau produk tradisional, apalagi dgn komisi kecil. Boleh tau imelnya mbak? Nanti saya kirim via japri aja.
mas JP, saya juga minta tolong di sharing ya agen aia yang mas JP pake. Thanks
Mohon maaf saya lupa approve komen ini. Kontaknya sudah saya email ya mbak. Tapi fyi, produk TL di AIA saat ini sedang di freeze dan hanya bisa dibeli utk jangka waktu proteksi 1 tahun.
aku di annisa soerdiono@yahoo.com…mas,sebenarnya lebih ok ambil raider yg WP atau kecelakaan n cacat tetap atau gabungan keduanya ya mas…
Raider yg WP apa yah Mbak? Btw kontaknya udah saya kirim yah.
salam kenal mas JP:-)
saya sangat tertarik sekali membaca blog ini (nyasar kesini krn rencana mau tutup ass UL saya)…
mas saya mau donk di emailin CP agent ass AIA nya ke atasabina@gmail.com karena saya sudah coba lwt customer service di websitenya tapi blm ada eskalasinya..terimakasih banyak sebelumnya:-)
salam kenal sebelumnya…
setelah baca dari atas sampe bawah semakin binun rupanya saya, mungkin singkat saja, mau minta masukan rekan-rekan, kira2 produk term life yang layak di jajaki menurut anda.
segala masukannya saya ucapkan terimakasih
Selama judulnya termlife harusnya layak semua kok, hehehe. Tinggal skrg kita yg memilih berdasarkan perusahaan asuransinya, klausul yg sesuai, kebutuhan perlindungan kita sendiri, dan tingkat premi. Di komen temen2 sebelumnya sudah disebutin beberapa nama asuransi termlife dan ada juga yg disertai keunggulan dan kekurangannya. Mungkin bisa dihubungi beberapa diantaranya utk kemudian dipilih yg paling sesuai dgn keinginan dan kebutuhannya.
bingung juga setelah membaca blog ini…sekarang bukannya kesehatan lebih penting daripada ngomonging UP alias kematian? Sy lagi cari produk yg membayar sesuai tagihan,ada satu yg cocok tp UL dariA.E Life rumah sakit ditanggung hingga usia 75th…masuk akal sihhh…sblm meninggal umumnya masuk rumah sakit…stlh dipikir2 iya juga..terus kata agennya kalo term life utk asuransi kesehatan usia masuk dibatasin 55th contoh dari sin..mas. wah kalo usia masuk 55 th ngga bisa masuk asuransi repot dong…kan kesehatan kita makin lama pasti sakit juga….gimana nih rekan2 bisa kasi tanggapan dong.
Knapa makin bingung mas, hehehe. Kalo utk saya, perlindungan jiwa adlh yg terpenting di umur saya saat ini. Knapa? Krn saya tau persis kesehatan saya skarang, ngga ada penyakit macem2 setiap kali medical checkup. Tapi bisa aja besok meninggal tanpa didahului sakit kan? Sedangkan saya punya istri dan anak. So in short term, asuransi jiwa sangatlah penting.
Mengenai asuransi kesehatan, coba dulu mas tanyakan ke perusahaan lain. Utk contoh, perlindungan kesehatan TL saya sampai usia 65 dan ini berlaku umum. Memang ada jg beberapa asuransi yg menambah jangka waktu perlindungannya. Tapi itu tdk menjadi konsen saya, krn bagi saya perlindungan asuransi justru diperlukan di usia produktif, saat lagi giat2nya ngumpulin aset. Mslh sakit tinggal dibiayain dgn return dari aset. Itulah knapa saya lbh memilih TL, biar preminya lbh murah dan sisanya bisa saya investasikan.
Mas jg bisa coba survey ke asuransi khusus kesehatan seperti Cigna. Atau juga asuransi baru dari manulife yg katanya fokus ke kesehatan (mohon maaf saya blom sempet review peoduk ini). Harusny perlindungan kesehatannya bs lebih maksimal.
Salam kenal mas, blognya bagus banged dan saya setuju banged dengan sarannya..
Masyarakat memang harus lebih pintar dari agen asuransi supaya tidak mudah tertipu 🙂
Saya mau tanya mas, untuk yang di bahas disini kan asuransi besar semua nih mas, bagaimana dengan bumiputera yah? saya sering mendengar namanya dan setau saya itu perusahaan nasional yang udah tua seperti jiwasraya juga.. bedanya kalo bumiputera g memiliki produk unitlink sama sekali.. hanya saja saya belum tau apakah produknya bagus atau tidak.. mungkin mas JP punya infonya?? sebelumnya terima kasih :))
Salam kenal juga. Yang saya tau bumiputera itu asuransi pertama yg saya kenal, krn kebetulan ayah saya punya polis itu sejak saya masih belum sekolah, hehehe. Dan sampe skrg perusahaannya masih terus bertahan. Jujur saya ngga tau produk dari bumiputera, tapi kalo mau bisa dicoba dengan membandingkan simulasi mereka dgn perusahaan yang lain. Kalo lebih murah sih kenapa ngga. Harap diingat, produk perusahaan asuransi kecil ngga berarti akan lebih murah dari perusahaan besar lho 😉
salam kenal….
sekarang sedang gencarnya iklan di internet adira asuransi kendaraan terbaik indonesia tapi kok sya baru tahu adira punya asuransi ya,,..
salam kenal mas JP
blog anda sangat informatif, thnx for sharing :). o iya mas saat ini saya sedang mencari asuransi termlife yang cocok. Kalo tidak salah Mas JP memilih asuransi AIA ya, kira2 bisa tidak saya minta nomor kontak/alamat email dari agen AIA Mas JP. kalau berkenan mohon di email ke: jfp.pertama@gmail.com
terima kasih mas..
Okeh, mohon dicek emailnya yah. Tapi sebenarnya anda bisa langsung hubungi agen yang mana saja, yang penting tau nama produk yang kita inginkan.
Mbak Cindi, maaf banget commentnya kelewat ama saya. Setau saya sampai saat ini Adira juga memiliki asuransi kerugian, sesuai dgn bisnis utama mereka. Dan produk asuransi kendaraan mereka, Autocillin, saat ini sih merupakan salah satu yg terbaik di Indonesia.
Pak JP, saya minta tolong diberi email dan CP Agen AIAnya dong… saya sudah menghubungiCustomer Service AIA, sudah meninggalkan telepon juga, sudah 4 hari ga ada yang hubungi juga agennya.
bisa tolong di Japri widya.rw@gmail.com
terima kasih banyak
Wah, kacau tuh CS AIA. Dulu sih saya langsung di follow up. Btw ini lama2 mendingan saya jualan asuransi AIA kali yah?! Banyak yg minat ternyata, hehehe. Oke, cek email yah…
Dear Mas JP,
Wah dalam pencarian termlife ga sengaja saya masuk ke blognya Mas JP, blog yang sangat mencerahkan, so far saya prefer manulife dibandingkan yang lain..Tapi saya ingin lihat penawaran dr AIA, sementara Marketingnya smpe skrg blm followup saya (kelamaan)..Bisakah Mas JP bantu dengan memberikan CP Agen AIA Mas JP ke iphone_zlim@yahoo.com?it will helps a lot..Terima kasih 🙂
Hai Mas JP,
Menarik Dan informative sekali blognya ya. Boleh minta cp agen AIA nya Mas? Saya gugling gak nemu… Ke email anggiadyarini at yahoo dot com yah.
Oiya utk manulife, saat ini rider penyakit kritis udah ga Ada, jadi hunting lagi deh, hehehe… Makasih yaa…
Untuk iphone aka Mbak Ivonny, sudah beres ya mbak. Untuk Mbak Enya, silakan check email. Mudah2an bisa membantu.
mas JP,
klo seandainy sdh ambil rider TPD g perlu rider ADDB lg bkn?
thnks
Waduh, definisi istilahnya apa yah? Maap, saya ngga hafal dgn istilah rider asuransi, apalagi agak beda antar perusahaan walopun artinya sama2 aja.
halo mas, salam kenal ya. saya kebetulan googling ttg TL dan menemukan blog mas. 🙂 btw boleh minta contact person agen AIA nya? Krn agen yg saya temui ga mau terbuka soal TL nih. email saya naanien_atd@yahoo.com. Thanks ya mas.
ADDB = cacat tetap krn kecelakaan
TPD = cacat tetap total
bs refer ke sini mas
http://duniaasuransikoe.blogspot.com/2008/12/riders-asuransi-tambahan.html
satu lg mas, Up apa jg hrs d review berkala?
krn tanggungan kita bisa nya bertambah kedepan ny (nambah anak misal ny), trus kan ada inflasi yg ngurangin nilai uang di masa depan..gmn tanggapan mas JP
Mohon maaf baru sempat balas.
Mbak Enya: urusan kita dah beres lah ya, hehehe…
Mbak Nienan: sudah saya kirim ke email. Semoga bisa membantu.
Falconhunter: Thanx yah untuk referensinya. Kalo di perusahaan asuransi yg saya ikutin istilahnya beda sih, hehehe. Yup, saya setuju jika udah ada TPD maka ngga perlu lagi ADDB. Toh sebenarnya risiko jiwa udah dicover di polis dasar sedangkan cacat dicover oleh TPD (ini preminya mahal kali yah?). Menarik juga nih ridernya, kayanya belum ada di asuransi saya. Nanti akan saya coba cari info lebih detail lagi.
Mengenai asuransi, betul sekali jika UP seharusnya bertambah seiring dengan meningkatnya biaya hidup kita. Karena itu sebaiknya terus dilakukan review dan jika perlu perlindungan asuransinya ditambah. Kenapa bila perlu?Sebenarnya asuransi itu diperlukan utk melindungi orang2 yang menjadi tanggungan kita lebih dikarenakan pada saat ini kita belum memiliki cukup aset yang bisa diwariskan. Nah, jika seiring dgn pertambahan usia kita dianugerahi aset yang cukup, maka penambahan asuransi tidak menjadi suatu keharusan lagi.
Semoga menjawab pertanyaannya yah.
Blog ente ini sangat informatif. Thanx berat Bung JP. Sepuluh jempol buat anda hahaha…..Saat ini saya memang sedang merencanakan membeli polis asuransi termlife untuk memberi perlindungan kepada keluarga (1 anak & 1 istri).
Setahun yang lalu saya closing unitlink. Saya mencari asuransi jiwa murni tanpa investasi. NO UNIT LINK. Lalu saya melakukan scaning untuk produk termlife dari Sunlife, Commlife, Bumi Putera, Axa, Panin, Sequis, Avrist, Prudential, Allianz, AIA, dan Manulife.
Berhubung waktu itu kebutuhan asuransi belum begitu mendesak, akhirnya saya belum action pilih yang mana. Tetapi kondisi sekarang tampaknya sudah tepat, karena anak saya tepat berumur 1 tahun.
Saya melakukan riset produk Allianz (smartlife), AIA (exc term), n Manulife (proAc+). Dan ternyata dua yang terakhir layak untuk dijadikan pertimbangan. Memang masing-masing punya plus minus. Tapi yang menarik buatku adalah covering hospital untuk Manulife bisa untuk empat anggota keluarga tanpa masing-masing membeli polis sendiri. Tapi di AIA tidak bisa. Yang tertanggung cuma pemegang polis. Sebenarnya asuransi kesehatan sudah tercover 100% dari kantor pakai Jamsostek, tapi aku ingin memberi lebih untuk keluargaku. Tapi preminya jadinya gede banget.
Usia 30 tahun. Masa pembayaran premi 20 tahun.
Manulife Proaktice plus :UP 1M, Kecelakaan & cacat tetap 1M, Hospital (Plan PD3) 500 ribu per hari
Premi dasar 3jt/thn, kecelakaan dan cacat tetap 2jt, hospital 3,7 jt, waiver of premium 630rb. Grand total 9.374.000 (flat 20 tahun)
Bandingkan dengan AIA Up 1M, personal accident 500jt, grand sakti 500jt, executive asri 500 rb per hari
Premi dasar 3,35 jt, PA 1,225jt, hospital 870rb, executive asri 602rb. Grand total 6.290.000 (5thn pertama), naik hampir 1 jt untuk 5thn kedua, dst.
Minggu ini agen Manulife dan AIA menunggu keputusanku. Tampaknya aku lebih prefer ambil proteksi dasar Manulife yang flat 3 jt/ tahun. Secara kesehatan udah dari kantor, kredit rumah juga sudah dicover asuransi (KPR 15 thn), dan asset di reksadana dan logam mulia cukuplah buat mempersiapkan masa depan.
Wow, mas arya yg ganteng, thanx banget utk sharingnya. Detail sekali, hehehe. Planningnya juga udah mantep kayaknya. Tapi kalo boleh saran, gimana kalo skalian aja ama cacat tetapnya? Penting juga lho. Malah buat saya risiko lebih menakutkan daripada risiko meninggal (dlm arti cacat total tanpa bisa ngapa2in). Sekedar saran lho pak 😉
Mengenai askes, jika memang dirasa kurang, coba tanya2 askes murni aja mas. Saya pernah pake askes dari Cigna (tanpa premi kembali) utk istri saya, dan preminya lumayan murah.
Bagus banget diskusi di post ini…
terima kasih semuanya…
terus terang saya masih mencari2 info aja…saya masi single,24th blm ada tanggungan…(ups…bukan biro jodoh lho…)
gak ada salahnya kan merencanakan masa depan…
Bukan hanya ga ada salahnya, tapi udah seharusnya direncanakan sedini mungkin ;p
Salam Kenal mas JP,Kebetulan saya Rusli Agent AIA Financial di Surabaya,mungkin saya bisa membantu bapak bapak atau ibu yang menginginkan produk AIA wilayah surabaya dan akan saya berikan ilustrasinya secara detail.cp rusli 081230101222
Apa itu ProActive Plus ?
ProActive Plus merupakan program Asuransi Jiwa Berjangka dengan premi tetap ( FLAT ) yang memberikan perlindungan selama jangka waktu tertentu. ProActive Plus memberikan perlindungan maksimal dengan premi terjangkau. Yang lebih istimewa lagi, besarnya jumlah premi yang Anda bayar tetap ( FLAT ) selama masa kontrak Pertanggungan.
Bagi Anda yang berusia 30 tahun ( Laki2x & Tidak Merokok ). hanya dengan menyisihkan Rp. 8,335 / hari, Anda telah mendapatkan manfaat perlindungan sebesar Rp. 1,000,000,000 ( Rp. 1 M ) [ tanpa Rider ]
ProActive Plus dilengkapi dengan layanan asuransi yang flexible. Anda dapat memperpanjang perlindungan ini hingga usia 70 tahun TANPA SELEKSI ULANG.
Benny W. Suherman
Manulife Planner
bb pin : 21da7e55 / HP : 083898082902
Kebetulan juga lagi nyari asuransi termlife, sudah sempet tanya ke tafakul untuk UP 500 jt pertahunnya premi 2.6 jt. Untuk AIA kalo boleh minta CPnya siapa tahu cocok dengan keinginan saya..terima kasih..oiya email saya masdidik7@yahoo.com.
Oke, silakan dicek emailnya.
Permisi, saya senang sekali ketemu blog ini
Kayaknya handal ya masalah asuransi. saya boleh bagi informasi ga? saya hampir buka prulink, tapi setelah baca-baca artikel jadi tertarik term life.
cuma saya belum tahu produk avrist/allianz yang mengcover paling baik di kesehatan (karena nanti saya memisahkan dengan investasi dan jiwa). saya butuh kepastian rawat jalan, kehamilan, dan rawat gigi dan UP paling bagus? terutama cacat permanen dan kecelakaan. kalo ada bisa diemail atau balas disini cucur_setan@yahoo.com
ada rekomen gan.
terimakasih banyak
Kalo untuk produk askes yg bener2 lengkap, atau produk askes dari kedua perusahaan tsb, terus terang saya kurang tau. Mungkin ada teman2 yg bisa bantu?
Dear Pak JP…
Saya sudah baca bolak balik semua posting-an Bapak… Bermanfaat sekali!!
Saat ini saya dan suami sedang mencari Asuransi Termlife, boleh saya minta contact person agen Bapak?
Terima kasih atas ilmu dan rekomendasinya… Sukses selalu!!
Dear Pak JP…
Saya sudah baca bolak balik semua posting-an Bapak… Bermanfaat sekali!!
Saat ini saya dan suami sedang mencari Asuransi Termlife, boleh saya minta contact person agen Bapak?
Terima kasih atas ilmu dan rekomendasinya… Sukses selalu!!
Hai mbak firdy, sorry telat nanggepinnya. Boleh minta emailnya? saya via japri aja yah…
Hi Mas JP bisa minta contact person AIA? krn contact yg saya dapet selalu bilang ga punya produk termlife. bisa japri ke riskandrich@gmail.com
makasih banyak loh mas
Salam,
Perkenalkan saya agen Allianz. Di tengah arus opini yang mengarahkan ke term life, izinkan saya sharing ttg unit link dari Allianz, yang menurut saya bisa dibandingkan dengan term life.
Perlu diketahui bahwa di unit link Allianz ada rider “term life”. Manfaatnya untuk menambah UP jiwa selain yang ada di UP dasar. Dengan memanfaatkan rider ini, UP jiwa 1 Miliar untuk seorang pria umur 30 tahun bisa diperoleh dengan premi 4,25 juta per tahun. Bisa dibayar bulanan sebesar 355 ribu per bulan. Masa berlaku sampai 70 tahun, dan masih ada sisa 340 juta (UP dasar) sampai usia 99 tahun (lumayan utk biaya pemakaman dan tahlilan).
Bedanya dengan term life yang preminya pasti naik saat perpanjangan(5, 10, atau 20 tahun), maka premi unit link Allianz ini tetap sebesar 355 ribu per bulan, sampai kapan pun nasabah ingin berhenti bayar (minimal 10 tahun).
Jika ditambah rider kecelakaan 500 juta, maka preminya nambah 75 ribu per bulan (jadi 430 rb) atau 900 ribu per tahun (jadi 5,15 juta). Jika ditambah rider sakit kritis 500 juta, preminya jadi 565 ribu per bulan atau 6,75 juta per tahun. Rider lainnya masih ada, seperti cacat tetap total, rawat inap plus pembedahan, dan payor benefit.
Itu sekadar gambaran singkat. Jika ada yg ingin tahu lebih lanjut, silakan hubungi saya di myallisya@gmail.com. Terima kasih bung JP atas dimuatnya komentar ini.
Salam,
Asep Sopyan
(Boleh juga kunjungi blog saya http://myallisya.wordpress.com)
Hai mas asep, salam kenal. Sebelumnya saya lurusin dulu nih mengenai statement mas ttg arus informasi yg mengarahkan ke termlife. Ini bukan bermaksud mengkritik lho mas, cuma mo skalian sharing mengenai mslh UL vs TL dari view saya.
Mengenai statement mas, saya sbg konsumen, justru aktif mencari pembahasan2 tentang TL karena arus informasi yang ada semuanya mencoba mengarahkan konsumen kepada UL tanpa ada penjelasan mengenai TL. Buktinya gampang, liat aja semua iklan asuransi di media maupun di tempat lain, semua ttg UL. Dengarkan saja tawaran para agen asuransi, mayoritas cuma berbicara ttg UL. Bahkan jika kita ke bank, setiap customer service pasti akan langsung dengan senang hati menawarkan dan menerangkan mengenai UL. Nah, apakah arus informasi mengarahkan kepada TL? I dont think so.
Yang ada justru pembenaran terhadap UL. Padalah kalo dipikir2, mo UL ataupun TL kan sama2 produk asuransi? Dijual oleh asuransi yang sama. Kenapa justru ada pihak2 asuransi yang malah menjelek2an atau menutup2i produk tertentu keluaran mereka sendiri? Logika saya kan harusnya produk mana pun yang laku akan sama-sama memberikan return kepada perusahaan. Menurut saya, bukankah sudah menjadi kewajiban pihak asuransi untuk menjelaskan semua produknya dan bukan mengarahkan ke produk tertentu dengan mendiskreditkan produk lain?
Hak konsumen seperti saya adalah memilih produk mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan saya. Makanya saya sangat menghargai cara agen saya dan juga Mbak Devi, seorang agen asuransi Manulife yang pernah berkomentar di tulisan ini, dimana beliau banyak menjelaskan tentang semua jenis produk asuransi Manulife di blognya, baik itu UL maupun TL(www.portfoliokita.com).Note: saya juga masih bingung kenapa pihak asuransi ngga pernah menjelaskan atau mengedukasi masyarakat mengenai TL yah?!.
Mengenai rider TL, terus terang saya baru denger itu dijadiin rider. Yang saya tau dari referensi2 yang saya baca, TL adalah salah satu jenis asuransi tradisional (cmiiw).
Untuk premi, seperti yang saya sebutkan diatas, itu semua tergantung dari kebutuhan dan kemampuan saya. Saat saya buka TL, di usia 30 tahun, dengan premi 1 milyar preminya ngga nyampe 2.5jt setahun. Di total dgn rider yg mas sebutin plus cacat tetap total dan rawat inap, saya cuma membayar 5jt setahun. So bisa dibilang dari sisi ekonomi, saya masih belum mampu utk beli UL dgn UP seperti yang saya inginkan.
Karena UP nya per tahun, saya juga jadi terbiasa untuk menyisihkan dana per bulan untuk pembayaran premi tahunan. Sama seperti yg saya lakukan untuk mengumpulkan premi asuransi mobil dan pajaknya. Malah lebih enak karena bisa dialokasikan dari income ngga rutin seperti bonus dan THR, sehingga malah ngga mengganggu cash flow rutin keluarga sama sekali.
Mengenai masalah perpanjangan, seperti yang saya share juga di tulisan lain mengenai asuransi, saya udah ngitung kok mengenai kemungkinan kebutuhan UP saya 10 tahun dari skrg, yg intinya tidak akan melebihi UP saat ini seiring dgn meningkatnya investasi saya. Belum lagi karena polis jiwa akan saya tambah lagi seiring dengan meningkatnya biaya hidup, saat perpanjangan polis pertama harusnya ngga dibutuhkan UP sebesar sekarang.
Intinya mas, saya dan temen2 lain yg menulis ttg TL, ngga sedang berusaha untuk mengarahkan orang ke TL kok. Saya bukan agen asuransi, jadi saya ngga ada kepentingan sama sekali dgn preferensi pilihan orang terhadap produk asuransi. Saya, dan mungkin sebagian besar pembaca blog ini, adalah konsumen yang hanya ingin mendapatkan perlindungan asuransi yang maksimal dengan premi seekonomis mungkin. Namun karena tidak ada penjelasan jelas dari pihak asuransi mengenai semua produk yg mereka jual (khususnya termlife), akhirnya sharing informasi dari sesama konsumen menjadi sangat penting agar pemilihan asuransi terbaik (yg sesuai dgn kebuutuhan masing2) bisa dilakukan.
Demikian penjelasan saya, mohon maaf kalo ada kata2 yang salah ya mas. Saya ngga menentang UL kok, cuma berusaha melakukan sharing mengenai strategi asuransi dan investasi di keluarga saya.
JP
posting-an Ini Bermanfaat sekali dan memberikan pencerahan
Saya sedang mencari Asuransi Termlife, boleh saya minta contact person agen Bapak? (Email saya : gult0m@yahoo.com)
Terima kasih atas sharing informasinya
Udah saya email yah. Mohon maaf agak lama. Terima kasih…
minta contack person agennya donk pak jn
Hi Mbak Maria,
Sebenarnya perusahaan tsb sudah tidak menjual produk yg saya beli dulu (utk consumen baru). Tapi mungkin saja ada produk sejenis dengan nama baru. Maklum, saya udah ngga update juga sekarang ttg produk2 dari beliau. Btw namanya Pak Heliyanto 0818-168-647
Mas JP,
Saya juga mau dong contact person agent AIA nya? PM ya ke: ali.murtopo74@yahoo.com
Thanks
Pak Junior Planner tolong saya dikirimkan contact agen AIA untuk yang jual Executive term . Kirim ke email saya richard99id@yahoo.com
Salam,
richard
Maaf banget mas richard, dan juga temen2 yg lain, per akhir maret kmrn AIA memutuskan utk membekukan penjualan produk ini dgn alasan utk dilakukan repricing. Saat ini saya sedang berusaha utk melakukan survey produk TL ini di perusahaan yg lain, dan akan saya share lagi jika udah nemuin produk2 yg bagus dan ekonomis. Terima kasih.
Salam kenal semuanyaaahh,,
saya juga lagi hunting termlife insurance nih. Saat ini saya pake termlife + as.kesehatan Manulife, sudah jatuh tempo bbrp hari yg lalu. so far sudah survey ke Sunlife, Manulife, AIA, AXA, Allianz untuk termlife jangka waktu 20th. Yang paling murah Manulife, selanjutnya AIA, Sunlife. AXA jangka waktu max hanya smpe 10th. sedangkan Allianz preminya mahal bgt utk UP yg sama. 2x lipat dari Manulife..
Tapi AIA, katanya udah ga jual produk termlife lagi. Saya ga bisa perpanjang Manulife karena ganti produk dari termlife + rider as.kesehatan menjadi termlife aja. jadi kemungkinan saya akan pindah ke sunlife
Dear om JP,
Thanks atas blog ini, saya lagi termlife insurance juga ni, sangat terbantu dengan blog anda, skalian mau nanya kalau buat executive term bisa bulanan gak y?? mohon infonya, thx
Salam semua
Bung JP, mohon izin sebelumnya, saya numpang masang link berisi analisis perbandingan term life vs unit link sbg sesama produk asuransi. Saya menyajikannya dlm bentuk tabel agar mudah dibaca. Semoga bermanfaat sbg tambahan pertimbangan utk siapa saja yg sedang mencari produk asuransi yg tepat.
Ini linknya: http://myallisya.wordpress.com/2012/04/12/tabel-perbandingan-term-life-vs-unit-link-tapro/
Terima kasih. Smg kita semua selalu sehat dan sejahtera.
Salam,
Asep S
@ Nanette: Thanx banget untuk sharingnya yah. Emang kita mesti survey ke banyak toko untuk bisa obyektif memilih produk yang sesuai. Semakin banyak info yg kita peroleh maka semakin sulit kita terpengaruh oleh penawaran produk dari 1 perusahaan aja, yg mana semua mengklaim sebagai produk terbaik 😉
@dk_swan: Di produk yang saya ambil setau saya sih tidak bisa karena preminya udah cukup rendah. Untuk produk termlife yg lain saya masih belum tau yg terupdatenya, tapi mungkin bisa namun dengan premi yg sedikit lebih mahal
Mas Asep, sekali lagi saya salut ama anda nih, tulisannya keren sekali. Detail banget perbandingannya, hehehe. Tandanya pemahaman mas asep thd produk bagus sekali, ngga kayak agen lain yang sekedar jualan untuk laku.
Well, intinya sebagai konsumen yg paling penting adalah kualitas dan harga sehingga perbandingan obyektif antar produk menjadi penting sekali. Tiap perusahaan pasti menjagokan produknya sendiri2. Sama lah, semua tukang kecap juga bilang produknya yg terbaik, tapi biar obyektif maka tanyalah pendapat tukang sate, hehehe. Dalam hal ini juga sama, keuntungan sebagai konsumen asuransi adlh bisa menggunakan obyektifitas sesuai kebutuhan.
Untuk saya pribadi sbg konsumen, dgn membandingkan produk yg saya pakai skrg (yg sayangnya saat ini lagi di freeze utk repricing) dgn pembahasan mas, produk yg saya pakai masih lebih unggul (Maaf ya mas Asep, ga bermaksud apa2, cuma obyektifitas saya aja). Sekilas saya uraikan alasan saya: (berdasarkan polis saya dan info yg saya tau di beberapa asuransi lain)
– Utk UP jiwa (1M) saja, premi saya cuma Rp 2.54juta/thn atau <60% dari total premi Tapro per tahun. Umur saya masuk kebetulan sesuai dgn ilustrasi mas asep.
– Semua rider tersedia serupa dgn UL, termasuk rider penyakit kritis, TPD dan hospital benefit (bisa sitem kartu or reimburse).
– Utk tes kesehatan tergantung UP. Untuk UP >1M harus melewati tes (saat saay masuk >800jt), kurang dari itu tidak perlu.
– Jika telat bayar, ada waktu 45hari sebelum lapse. Dan sekalipun lapse, seinget saya masih ada waktu sampe 6 bulan utk dipulihkan.
– Kelemahannya, tidak ada guaranteed renewal. Namun ada produk TL lain yg memiliki benefit ini (seperti pernah dishare dikomentar diatas oleh konsumen produk tsb).
Kalo dari sisi premi hangus, itu udah merupakan ciri dari TL sbg konsekuensi premi yg murah. Sama dengan asuransi mobil dan rumah aja. Toh kalo utk benda aja kita rela angus tp murah, kenapa untuk jiwa ngga rela?! ;). Dengan premi murah ini sebenarnya membuat orang berpenghasilan menengah bisa memiliki asuransi dgn coverage tinggi dgn premi yg terjangkau, namun fakta di lapangan produk ini jarang ditawarkan sehingga konsumen yg terpaksa harus mencari informasi sendiri.
Untuk periode coverage, sebenarnya ini masalah pemahaman dari sisi economic living value setiap orang sih. Nanti lah kalo sempet saya bahas di blog ini. Tapi kalo ada temen2 yg mo japri utk diskusi ttg ini feel free aja yah (tp maaf kalo jawabnya agak delay, belakangan sibuk dgn kerjaan shg agak jarang punya kesempatan memantau blog).
Satu hal yg penting jika memilih menggunakan TL + reksadana adalah DISIPLIN dalam mengelola keuangan, termasuk disiplin dalam menyisihkan dana untuk premi tahunan dan menginvestasikan selisih preminya. Pengalam pribadi saya, pembayaran apapun secara tahunan (selama lebih murah) ngga akan menjadi masalah kok dengan pengalokasian dana yang tepat. Namun jika temen2 termasuk orang yg ngga bisa disiplin dan ngga mau repot, produk Tapro ini bisa jadi pilihan. At least utk produk UL, sepanjang pengetahuan saya, sampai saat ini Tapro adalah yg termurah dibanding produk UL lain. Bener ngga mas asep?! ;p
Demikian sedikit tanggapan saya. Sekali lagi, ini cuma pandangan obyektif saya, ngga bermaksud menjelek2an produk lain. Untuk mas asep, keep posting ya mas, biar wawasan kita semua makin terbuka dengan masukan dari dua sisi. Dan sekali lagi makasih banyak untuk komennya.
Note: Masalah UL vs TL adalah masalah klasik dan ngga akan habis pro dan kontranya. Sebagai konsumen, saringlah semua informasi dan pandangan yg masuk, dan pilihlah produk yg benar-benar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kita masing2.
Salam Bung JP, terima kasih jg telah memuat komentar sy. Sy tidak akan melupakan kebaikan Bung JP.
Setahu sy AAJI telah mengeluarkan tabel mortalita yg baru pd tahun 2011, dan konon statistik kematian lebih rendah. Jika AIA skrg sdg repricing, bisa jadi utk menyesuaikan dg tabel mortalita yg baru tsb. Dan bisa jadi preminya lebih murah lagi dari sebelumnya. Saya berharap perusahaan sy pun melakukan yg sama supaya preminya bisa lebih murah lagi dari sekarang.
TL yg Bung punya tarif asuransi dasarnya 2,54 juta, tapi sy baca2 di atas, preminya tidak flat ya?
Saya sering mengatakan bahwa premi TL lebih murah. Dan memang seharusnya demikian. Tapi kalau dibilang lebih unggul, maka istilah unggul bukan hanya soal harga, tapi juga kualitas dan lain2nya. Setiap tambahan kualitas pantas jika ada tambahan harganya.
Indikator kualitas produk asuransi jiwa antara lain:
– Periode coverage.
– Adanya renewal guarantee
– Kelengkapan rider.
– Tarif premi rider2. UP dasar murah, blm tentu rider2nya murah juga.
– Rider Critical Illness tidak mengurangi UP dasar
– Jumlah penyakit kritis yg ditanggung.
– Rincian manfaat rider perawatan RS
– Fleksibilitas cara bayar (bisa bulanan, triwulanan, semesteran, maupun tahunan tanpa harus beda harga, dan tidak harus pakai kartu kredit kalau bulanan)
– Tersedianya pilihan produk dg akad syariah. (Bagi sy pribadi ini sangat penting).
– Tarif premi saat perpanjangan di usia yg lebih tua. (Bung JP, coba minta ilustrasi TL anda kalau diperpanjang, dan coba bandingkan dg tabel premi yg sy pampang di http://myallisya.wordpress.com/ilustrasi/allisya-protection-plus-tapro-syariah/ilustrasi-up-1-miliar-tanpa-rider/)
– Dll. (Lainnya seperti kualitas agen, kemudahan klaim, keluasan jaringan, besarnya perusahaan, anggaplah sama).
Seperti sering dikatakan Ligwina, “Number don’t lie.” Maka kini saya terapkan ungkapan itu pada unit link yg sy pakai dan jual.
Sy tidak berani mengklaim UL sy paling murah. Skrg atau nanti mgkn saja perusahaan lain bikin yg lebih murah. Tapi kompetisi semacam itu bagus, biar perusahaan saya juga tergerak utk menurunkan harganya lg, dan smg dg itu konsumen lebih diuntungkan.
O ya, sedikit sy ingin komentar soal rider penyakit kritis di TL. Saya dengar beberapa produk TL telah menghapus rider ini. Dan menurut saya, jika orang usia muda dan sehat ambil rider penyakit kritis di TL dg masa kontrak pendek (5 atau 10 tahun), itu agak percuma, karena penyakit kritis biasanya baru terasa mengancam di usia yg lebih tua (40 atau 50-an ke atas).
Itu pendapat sy. Smg kita bisa terus berdiskusi dg baik.
Salam,
Asep S
Mas JP,
Bisakah saya minta alamat email or no telp agen AIA nya? Saya berencana mengambil asuransi TL dan sedang membanding-bandingkan anatara manulife, AIA dengan sunlife. Walaupun skrg AIA sdg membekukan produk ini, tapi siapa tau pas sy tanya2 produk ini sudah dilaunch lagi. Bisa ke email saya lucy_setiawan@yahoo.com.
Thanks
Lucy
Mohon maaf baru semept bales komen skrg, belakangan pulang kantor selalu malem soalnya.
Oke mas asep, kita terusin deh diskusi kita 😉 Saya suka kok diskusi kayak gini, jd memperluas view kita. Saya coba tanggepin satu2 yah:
– Mengenai premi yg ngga flat, di polis saya skrg hal itu terjadi krn pengaruh rider penyakit kritis aja kok. Naiknya jg 5 thn sekali. Tanpa rider itu, preminya flat seumur polis. Tapi harus diakui itu kelemahan dari produk ini. Tp di produk punya manulife, preminya flat sepanjang masa polis. So saya kira itu cuma kebijakan perusahaan aja, tergantung kita merasa nyaman dgn detail yg mana.
– Mengenai keunggulan, seperti yg saya bilang, semua perusahaan pasti akan mengklaim diri sbg no 1, bener ngga mas?! Sebagai konsumen, kita cuma bisa liat dari reputasi dan RBC doang, plus agen2nya. Tapi apakah kualitas agen di satu perusahaan pasti seragam? Ngga juga. Ya ujung2nya pertimbangan besaran premi dll akan menjadi dominan, tentu stlh menyempitkan pilihan produk dari perusahaan2 asuransi yg bisa kita kategorikan sbg “yg terbaik” di kelasnya.
Mslh penyakit kritis, saya ga begitu ambil pusing dgn jenis penyakitnya. Kadang list penyakit asuransi banyak banget, tapi even orang medis pun blom tentu ngerti jenis penyakit itu, hehehe. Sepengamatan saya, penyakit kritis yg common sih pasti termasuk dlm coverage setiap asuransi. Rider juga penting, dan itu lengkap di TL saya. Renewal guarantee ngga ada di AIA (kelemahan lagi nih), tp ada di TL manulife. Maaaf nih nyebut 2 produk aja, krn 2 thn lalu saat nyari2 TL, produk mereka adalah yg terbaik utk saya. Ada jg sih produk lain yg saya tau, yaitu UL dari Pru***. Maklum, gini2 saya mantan agen walopun cuma bentar, hehehe. Mslh pembayran udah kita bahas lah ya.
Kalo untuk perpanjangan, di tahun 11 kalo ga salah saya harus bayar sekitar 11 juta (utk jiwa + beberapa rider). Tp bukan masalah juga, pertimbangannya pernah saya bahas dulu disini: https://www.catatankeluargamuda.com/2010/02/unit-link-vs-term-life.html#more. Jgn terlalu dipeduliin angkanya, tapi yg jelas idenya adalah bagaimana menggunakan selisih premi utk mengenerate sumber dana utk perpanjangan premi nantinya. Sama aja sih dgn konsep UL, hanya disini saya yg mengelola dananya sendiri dgn produk dan return yg saya mau. Buat temen2 yg lain, bisa kok pake template ini utk membanding2kan produk asuransi, cukup pake fungsi PV sederhana aja di excel. Seperti yg mas bilang, number don’t lie, so itu yg saya terapkan sblm memilih asji.
Lagian juga saya saat ini ngga berniat utk perpanjang asuransinya kok mas, krn buat saya kebutuhan UP asji itu seperti kurva normal sesuai dgn peningkatan kebutuhan hidup yg belum terkejar oleh aset. So yg perlu dilakukan adalah menambah asji lagi dgn term lebih panjang dlm beberapa tahun ke depan dan membiarkan polis pertama expired. Ini rencananya akan saya tulis di blog juga sih kalo sempet 🙂
Btw ini semua saya itung 2 tahun lalu yah, saat mungkin UL dulu preminya lebih mahal. Utk kondisi terbaru blom pernah saya bikin simulasi perbandingan lagi.
Oiya, saya setuju dgn pendapat mas ttg penyakit kritis. Malah kalo di keluarga ngga ada sejarah penyakit kritis, ngga perlu juga terlalu parno dgn ini.
Satu lagi, mslh syariah kelewatan. Maaf nih, secara saya non-muslim, so saya ngga pernah nanya2 ttg hal ini. Saya malah yg mo nanya nih, penasaran aja. Kalo produk mas asep, itu konsep yg syariahnya itu asuransinya apa investasinya sih? Soalnya ada yg bilang kalo konsep asuransi syariah itu cuma ada di takaful, sedangkan yg lain hanya investasinya yg syariah. Bener ga tuh mas? Sekali lagi maaf ya, secara saya ngga ngerti konsep syariah, hehehe…
Oiya satu lagi mas, setau saya Allianz juga punya TL. Kalo ngga keberatan tolong bahas dong mas di blognya, biar jd referensi dan masukan juga.
Btw thanx lho utk info mengenai mortalitanya. Saya pikir kalo repricing pasti jadi lebih mahal. Kalo jadi lebih murah mah kabar baik bgt tuh. Moga2 jadi kayak pulsa HP, lama2 makin beraing nurunin harga tanpa nurunin kualitas, hehehehe…
Oke mbak lucy, nanti akan saya email. Jgn lupa email balik kalo udah ada hasil perbandingannya ya mbak 😉
terima kasih mas JP, saya sangat terbantu, salam kenal (akan saya pelajari posting ini yang ditulis sejak 2010), Darul.
Salam Bung JP, sy selalu senang membaca komentar anda.
Saya coba tanggapi, pertama ttg konsep asuransi syariah.
Sisi syariah dari produk asuransi syariah sekurangnya dapat dilihat dari dua aspek: akad dan penyaluran investasi. Akad asuransi syariah adalah tolong-menolong antara sesama peserta, sedangkan perusahaan hanya sbg pengelola yg menerima upah. Selengkapnya butir2 perjanjian asuransi syariah di Tapro Allisya dapat dibaca di http://myallisya.wordpress.com/2012/04/05/akadkontrak-asuransi-allianz-syariah/.
Sedangkan penyaluran investasinya hanya di saham2 yg terdaftar di Jakarta Islamic Index, atau di Sukuk (obligasi syariah), atau Deposito syariah (tergantung jenis dana yg dipilih).
Kedua ttg term lige Allianz.
Allianz punya daftar produk yg lengkap, dari term life, whole life, endowment, askes murni, sampai unit link, dari individu sampai utk korporasi. Listnya saya cantumkan di http://myallisya.wordpress.com/produk/. Tapi terus terang, TL kami kurang kompetitif harganya dibanding dua perusahaan yg bung sebut, jadi saya tidak membahasnya di blog dan jarang menawarkan kecuali ada yg nanya. (Bukan karena komisinya kecil; bedanya sedikit saja dg komisi unit link; dan saya senang saja kalau ada yg minat hehe). Makanya saya lebih suka jual term life di dalam unit link (term life merupakan rider di unit link kami).
Ketiga ttg pentingnya proteksi penyakit kritis.
Skrg ini sumber penyakit banyak sekali macamnya dan tidak bisa diduga, dan bisa juga disebabkan kecelakaan. Sederhananya, salah satu ukuran perlu tidaknya proteksi ini, ialah dg menjawab pertanyaan: “Apakah anda bisa disiplin menjaga supaya perut anda tidak makin buncit?” Hehe.. (Tengok ukuran perut anda sekarang dibandingkan 5-10 tahun ke belakang).
Terima kasih Bung JP atas dimuatnya komentar ini.
Salam selalu utk bung dan keluarga.
Halo mas, sorry banget baru sempet online lagi. Thanks banget utk penjelasaannya mengenai syariah. Tapi saya masih agak bingung nih mas mengenai “tolong-menolong”. Mohon koreksi jika saya salah: di asuransi umum kan premi yang kita bayarkan itu nantinya akan digunakan utk memberikan santunan kepada orang lain yg terkena musibah terlebih dahulu. So menurut pemahaman saya, itu seperti tolong menolong antar para pembeli polis asuransi. Apakah ini berbeda dengan definisi yg dimaksud dalam “ta’awun”? Mohon pencerahannya ya mas 🙂
Salam kenal, Mas.
Mau diemailkan juga contact person asji AIA dong.
Email saya dewantieston@gmail.com.
Terima kasihSalamkenal,Mas.
Mau
Salam,
Oke Bung JP. Ada beberapa perbedaan:
1. Pada asuransi konvensional, prinsipnya mengalihkan risiko dari tertanggung (nasabah) kepada penanggung (perusahaan asuransi). Pada asuransi syariah, prinsipnya berbagi risiko di antara sesama peserta.
2. Pada asuransi konvensional, premi yg disetorkan nasabah sepenuhnya menjadi milik perusahaan asuransi. Pada asuransi syariah, premi yg disetorkan peserta disimpan di rekening milik para peserta, setelah sebagian kecil diambil perusahaan asuransi sbg upah mereka.
Jadi, perbedaannya antara lain ada di niat (yg diformalkan dlm kontrak polis), sistem pengelolaan dana, dan penyaluran investasi (pada produk yg ada investasinya). Pada praktiknya memang akan terlihat sama.
Demikian. Smg saya tidak keliru 🙂
Salam,
Asep S
@mbak dewanti: segera dikirim.
@mas asep: makasih banget atas penjelasannya mas, singkat tapi padat berisi 😉
assalamualaikum…
sekedar informasi saja, untuk produk TL memang AIA sudah tidak menjual. namun masih ada produk MEDISAVE PLUS, dengan jangka preminya hanya 10 tahun. produk ini sama seperti kita menabung diibaratkan menabung di celengan ayam, jadi tidak ada UP. jika peserta mengalami risiko dalam masa asuransi, misal : terjadi risiko pda usia polis ke 7, maka uang pertanggungan yang keluar adalah sebesar jumlah premi yang telah dibayarkan selama 7 tahun tersebut. dan jika peserta tidak mengalami risiko sampai akhir masa asuransi yaitu 10 th, premi yang dibayarkan tidak hangus melainkan akan dikembalikan 100% kepada peserta. ada pula STH (Santunan Tunai Harian)karena sakit dan kecelakaan.
dan untuk produk unit link merupakan perencanaan keuangan jangka panjang bagi Anda yg peduli dengan pendidikan buah hati, dana pensiun dan sebagainya. baik untuk memaksimalkan investasi maupun untuk memaksimalkan proteksi.
terima kasih,
salam kenal,
ISNA
Salam kenal juga. Thanx untuk infonya
halo om JP…
saya lagi bingung nih setelah survey asuransi termlife, ternyata mencari asuransi yang kita inginkan dan sesuai dengan kemampuan itu ga gampang…
Nemu asuransi yang UP nya sesuai dan ridernya komplit tapi preminya mahal banget, ada juga asuransi yang UPnya sesuai dan preminya sesuai tapi ridernya ga lengkap…
sebaiknya pilih yang mana ya om JP ? ambil asuransi yang preminya sesuai dengan kemampuan tapi ridernya ga lengkap atau ambil asuransi yang ridernya lengkap tapi UP nya di turunin biar preminya sesuai dengan kemampuan ?
Jika UP udah dihitung dengan benar, sebaiknya riders nya direview lagi, apakah memang semuanya kita butuhin saat ini? Apakah UP masing2 ridernya memang dibutuhkan sebesar itu? Apakah ada pertanggungan lain dari jamsostek or asuransi kantor yg bisa dijadikan sbg pengurang UP?
Jika memang udah ngga bisa diakalin lagi, bisa aja masuk dulu dengan UP yg preminya sesuai dgn kemampuan, nanti jika cash flow udah lebih stabil baru masuk lagi utk menutup kekurangan UP. Toh yg namanya asji sebaiknya memang harus dievaluasi secara rutin utk penambahan UP seiring dengan bertambahnya kebutuhan hidup yg harus dicover juga oleh asuransi. Sampai di suatu titik UP ini akan berkurang dan mungkin asji tidak dibutuhin lagi.
Semga menjawab ya mas…
salam kenal om jp…
saya juga lg cari TL nih, UPnya 500 jt. ajah..
agak susah yah cari2 info tentang asuransi TL. di internet. klo om jp punya refrensi boleh dong dikirim email ku (agungitusiapa@yahoo.com)
thx berat.
sedikit informasi bagaimana cara menentukan UP ( Uang Pertanggungan ) yang sesuai kebutuhan.
contoh:
Apabila Suami berumur 30 tahun dengan jumlah tanggungan 2 orang ( Istri + anak ) dengan asumsi 1 bulan nya si suami harus mengeluarkan biaya untuk membiayai keluarganya sebesar Rp. 8,000,000 / bulan
Berapa UP (Uang Pertanggungan) yang dibutuhkan ?
Jawaban-nya adalah sebesar Rp. 2,000,000,000,- ( Rp. 2 M )
Kenapa ?
Yuk mari kita hitung dengan cara menghitung Suku Bunga Deposito :
** Rp. 2,000,000,000 x 6,5% ( suku bunga deposito jangka waktu perbulanan ) x 1 bulan ( lamanya mengendap )= Rp. 130,000,000,-
** Rp. 130,000,000,- / 365 hari = Rp. 356,164 / hari
** Rp. 356,164 x 31 hari = Rp. 11,041,084 / bulan ( sebelum pajak )
** Rp. 11,041,084 * 20% ( Pajak Bunga ) = Rp. 8,832.867 / Bulan ( Nett setelah pajak )
Kesimpulan nya : Selama suami masih bekerja, maka si suami tetap membiayai keluarganya sebesar Rp. 8,000,000 / bulan. Tapi apabila terjadi apa2x terhadap si suami (RIP) dan si suami tersebut sudah mempunyai Asuransi dengan UP sebesar Rp. 2,000,000,000,- maka ahli waris akan menerima UP tersebut dan bisa di masuk-kan ke Deposito Bank (Cara perhitungan Suku bunga Deposito seperti diatas) dan menerima sebesar Rp. 8,832,867 / Bulan.
Memang benar apabila hilang nya orang yang dicintai akan mempengaruhi kondisi, tetapi jangan lagi ditambah dengan kondisi financial.
*ini perhitungan apabila keluarga tersebut tidak memiliki aset apapun juga untuk dijual, contoh : emas, properti dan juga tidak memiliki investasi dimanapun.
sebagai contoh :
Bagi Anda yang berusia 30 tahun ( Laki2x & tidak merokok ) hanya dengan menyisihkan Rp. 16,666 / hari, Anda telah mendapatkan manfaat perlindungan Rp. 2,000,000,000,- ( Rp. 2 M ) [ tanpa Rider ]
Benny W. Suherman ( bb pin : 21da7e55 )
suherman.benny@yahoo.com
> Mas Agung: Mungkin bisa menghub Mas Benny yg komen dibawah. Manulife juga memiliki TL dgn nama Pro Active Plus.
>Mas Benny: Thanx Mas atas penjelasannya. Mungkin kalo boleh saya singkat rumusnya:
UP x deposit rate x (1-tax rate) x 1/12 = biaya bulanan.
Rumusnya tinggal dibalik jika ingin menghitung UP berdasarkan biaya bulanan.
Ini adalah salah satu metode penghitungan uang pertanggungan jiwa yg disebut metode Human Life Value.
Thank you.
Salam,
Izinkan saya mengomentari komentar Pak Benny di atas. Beliau menawarkan UP 2 miliar dengan premi 16.666 per hari. Betulkah demikian? Maksud saya, betulkah jika saya punya uang 16.666, saya bisa mendaftar untuk mendapatkan UP 2 M?
Secara matematis, 16.666 per hari setara dengan 6 juta per tahun. Tapi dalam kenyataan, 16.666 per hari tidaklah sama dengan 6 juta setahun. Bung JP yg bankir pasti tahu hal ini. Coba saja pinjam uang ke beliau 6 juta, yg harus dikembalikan pasti lebih.
Oleh karena itu, daripada menyebut 16.666 per hari, lebih baik langsung saja sebut 6 juta setahun.
Dan saya ingin menawarkan premi yg lebih realistis untuk mendapatkan UP 2 M, yaitu 700 ribu per bulan. Lebih mahal? Ya. Tapi ini bisa bulanan dengan masa berlaku lebih panjang sampai usia 70 tahun. Silakan cek di sini: http://myallisya.wordpress.com/2012/07/06/up-1-miliar-350-ribu-pun-bisa/.
Terima kasih.
Salam,
Asep Sopyan
Agen Allianz Life
Hehehe, itu kan bahasa biasa dalam dunia marketing bukan mas asep?!
Anyway, buat yg temen-temen sedang mencari asuransi, makin banyak perbandingan yang anda pilih akan makin membantu anda untuk mengetahui produk yang paling tepat dan sesuaiuntuk anda, baik dari segi kebutuhan maupun kemampuan. So, jangan ditelan mentah2 semua info mengenai produk dan tetap lakukan perbandingan antar perusahaan. Kayak cari barang aja, selalu bandingin harga dan kualitas dengan toko sebelah, hehehe…
Thanx to bung benny dan bung asep yang udah mau sharing ttg produk masing-masing.
Hallo salam kenal, saya ingin berbagi di comment blog ini, krn dr blog ini sy jg mendpt ilmu tambahan 🙂
saya sdh 9 thn punya UL, yg nilai pertanggungannya kecil banget, polis ini dulu dibeliin ortu, dgn pembayaran 1x saja. Puji Tuhan, selama ini ga pernah claim, krn klo claim, pasti tetep aja hrs nombokinnya lumayan. Tapi bukan ini, yg ingin saya bahas 🙂
Untuk melengkapi info dr JP, asuransi jiwa tradisional itu ada 3 jenis :
1. Term life, premi paling murah, sifatnya berjangka
2.whole life, premi lebih mahal,krn ada unsur investasinya sedikit,perlindungan sampe 90-99 thn
3. Endowment, premi mahal, banyak unsur investasinya
Itulah sebabnya, dr yg saya baca comment diatas, kenapa wkt mereka cari asuransi jiwa,ada yg mahal, mungkin krn produknya bukan termnlife.
Sekarang saya jg lagi hunting term life, dan sedikit yg jual, krn kebanyakan jualnya unit link
Tips cari term life dr saya :
Liat web nya, email customer service, ada yg langsung kasih dummy&premi yg hrs kita bayar, ada jg yg minta no tlp kita biar agen yg ngurus. Nah untuk agen, saya minta yg punya lisensi, dan pengalaman diatas 5 thn.
Kebetulan saya sdh berbicara dgn 2 agen dr perusahaan yg berbeda, dan mereka sama sekali ga nawarin UL, mereka fokus pada asuransi yg kita cari aja.
Jangan lupa tujuan utama kita, cari polis yg, punya proteksi/ manfaat paling besar dengan premi yg murah, dan sesuai dgn budget kita.
Buat apa jg kita maksain beli asuransi yg super bagus, tp klo preminya bakal bikin kita sengsara bayarnya, padahal masih banyak keperluan lain yg perlu dana.
Untuk medical check up, biasanya tergantung besarnya UP, usia
Di asuransi X, untuk usia 41 thn, dgn UP 1M, hrs medical check up, tapi kalo usianya dibawah 40 thn, dgn UP 1,5M hrs medical check up
Jadi klo skg umur kita 30 ambil TL 20 thn, pas umur 50, kita mau ambil TL lagi 10 thn dgn UP 1M, pasti langsung harus medical check up.
Tapi secara logika, klo JP yg ambil TL dgn UP 1M utk 10 thn, pasti waktu mau perpanjang kebutuhan UP nya naik kan, udah diatas 1M, klo menurut agen X solusinya, misalkan 5 thn lg, JP buka polis TL lagi yg baru, dgn UP 1M utk 20 thn, jadi ga kena medical check up.
Klo kita medical check up, misalkan ada unsur yg kurang baik dr hasil test nya, bisa saja kita tetap diterima, tapi tentunya dgn premi yg jauh lebih mahal. Klo yg ditolak, pasti penyakitnya yg emang udah parah.
Oya ngebahas soal penyakit kritis, sebetulnya di asuransi kesehatan jg sdh mengcover penyakit kritis. Tapi untuk lebih pastinya, penyakit apa saja yg dicover, harus lihat isi polisnya.
Jadi rider penyakit kritis, hanya mengcover penyskit kritis yg kondisinya sdh puarah banget, misalkan klo sakit kanker sdh stadium 3-4, baru bisa turun dana, klo kankernya baru stadium 2 ya ga akan turun dananya.
Jadi menurut Freddy Pieloor, tetap yg utama hrs dibeli itu asuransi jiwa dgn rider meninggal krn kecelakaan, atau cacat krn kecelakaan, lalu asuransi kesehatan.
Kalau 3 asuransi diatas kita sdh punya, baru klo mau tambah as.penyakit kritis its Ok
Untuk cacat juga, ada ketentuannya, dan hrs liat dipolis, jd sebelum kita beli polis, alangkah baiknya klo kita minta fotocopy polis, jd bisa dibaca, dipelajari lebih dulu.
Maksudnya, tiap perusahaan punya ketentuan yg beda2, dalam penggantian cacat, ada yg dgn kondisi tertentu diganti 100%, ada jg yg cuma 65%, ada jg 50%. Dan pastikan resiko yg terjadi ama kita, pembayarannya tidak diangsur oleh perusahaan.
Thank u, senangnya bisa berbagi 🙂
Wah, thank you banget nih atas updatenya, lengkap sekali, hehehe. Yup, betul sekali kalo asuransi itu bisa kita bagi dlm tradisional dan non tradisional (UL). Semua dengan spesifikasi produk yg berbeda dengan rentang premi yang berbeda juga.
Untuk UP, saya juga setuju kok dengan Mbak. Hanya memang tulisan ttg asuransi ini dibuat 2 tahun lalu, di saat saya juga baru mulai belajar berasuransi. Kalo sekarang sih rencana saya tiap 2-3 tahun (idealnya tiap tahun) saya akan review kebutuhan UP saya dan istri. So, ngga perlu nunggu sampai 5 tahun utk mengambil polis baru, dan polis awal saya pasti ngga akan saya perpanjang di tahun ke 10. Toh kebutuhan UP saya pun harusnya sudah berkurang.
Untuk asuransi kesehatan yang mengcover penyakit kritis, terus terang saya masih belum nemu yang bener-bener sama dengan rider di asuransi jiwa. Ada perusahaan asuransi yg menamakan produknya dgn asuransi khusus penyakit kritis, tapi ternyata cuma asji yang dikombinasikan dengan rider penyakit kritis dgn UP terbatas. Mungkin bisa bantu dengan info mengenai produk yg Mbak maksud?
Untuk penyakit kritis ini sendiri, saya selalu merekomendasikan untuk diambil jika memang secara historis penyakit tsb diderita oelh keluarga besar kita. Jika ngga maka bukanlah sesuatu yg penting juga untuk diambil.
Kalau untuk cacat tetap, memang disemua polis ada hitungannya untuk penggantian. Itungannya juga detail, seperti jika kehilangan satu ruas jari kelingking maka penggantiannya akan sebesar 5-7% dari UP. Ini hitungannya beda lagi untuk jari di tangan utama dan bukan tangan utama (ribet juga yah, hehehe…).
Sekali lagi terima kasih yah untuk sharingnya. Bermanfaat sekali… Boleh juga nih dibahas satu persatu rider asuransi di tulisan selanjutnya. Mungkin Mbak Misya mo bantu? Hehehe…
Wkwkwk sorry saya bukan agen asuransi. Justru lg bingung milih asuransi. Saya cuma fokus mempelajari asuransi yg saya butuhin aja.
O sorry ga merhatiin tulisan JP sdh dr 2 thn yg lalu yah.
Saya tanya ama agen, klo kena serangan jantung, trus harus di ring atau di baypass, diganti ga di as.kesehatan. Katanya diganti. Cuma saya blum tau penggantiannya sampai segimana? Krn wkt itu dia ada nawarin 2 produk as.kesehatan, yg emang beda type.
Itu pr saya berikutnya, utk bertanya lebih lanjut.
Oya btw, saya mau tanya, apakah istri JP pernah claim as.kesehatan?
Klo pernah gimana?lancar?
Krn saya liat ko banyak sekali keluhan dr nasabah ttg perus tsb.
Krn saya jg lg cari as.kesehatan utk keluarga kecil kami.
Mungkin siapa saja yg punya tips utk cari as.kesehatan yg bagus, bisa sumbang commentnya?
Bingung jg ngebandinginnya, ada yg ok utk rawat inap&biaya R.S, tp biaya bedahnya lebih kecil dr kompetitor. Demikian jg sebaliknya.
Thank u :-)S
Wah, boleh tuh PR nya nanti dishare disini, hehehe… Sebenarnya untuk askes yang saya gunakan dalam simulasi saya adalah askes berbentuk cash plan, karena disesuaikan dengan simulasi UL yg saya peroleh. Jadi emang saat itu akhirnya saya fokus untuk membandingkan askes dgn tipe tersebut.
Mengenai akhirnya saya ambil askes dari C****, itu pun krn untuk urusan kesehatan keluarga saya telah tercover dengan cukup naik dengan askes dari kantor. Dengan kondisi ini maka kebutuhan askes saya hanyalah sebesar selisih antara plafon askes kantor dengan perkiraan harga kamar di rumah sakit yang mencari target keluarga saya. Pertimbangan lain kenapa mengambil yg cash plan juga adalah karena jika mengambil askes dgn sistem kartu, karena pada umumnya tidak berlaku double claim, maka benefit askes ini tidak bisa saya nikmati jika biaya rawat inap sudah dicover oleh kantor (pdhl preminya lebih mahal). Memang masih bisa mengcover selisih kurang biaya, namun jadinya ngga berbeda dgn sistem cash plan.
Tapi ini untuk kondisi jika kita adalah karyawan dgn coverage askes yang memamadai. Jika tidak maka tentu saja tipe askes ini bukan merupakan pilihan yang baik.
Mengenai klaim, terus terang belum pernah dilakukan di keluarga kami (thanks God), jadi secara pribadi saya belum pernah punya pengalaman dengan proses klaim dari asuransi tsb.
Jd ngiri ama orang yg kerja dan udah dapet cover dr kantor 🙂
Kebetulan suami bukan orang kantoran sich, jd utk cover asuransi kesehatan sekeluarga lumayan jg nich preminya he5x
Saya jg lg cari asuransi kesehatan murni, klo di kota tempat tinggal saya,
sistem cashless individu, kayanya kurang terpakai, karena RS besar yg jd rekanan perusahaan asuransi cuma dikit banget…
Menurut saya loh…
Sekedar sharing, pada saat ini ketika saya lg survey asuransi kesehatan, saya menemukan, ibaratnya satu menu masakan, tetapi tersaji dengan berbagai resep masakan 🙂
Asuransi kesehatan ada yg berdiri sendiri, ada jg yg menjadi rider dr as.dasar.
Menurut saya pribadi lebih susah nentuin as.kesehatan terbaik yg sesuai dgn budget, drpd cari TL 🙂
Kebanyakan as.kesehatan tersaji dengan “tabel manfaat”, yg racikannya beda2.
Mulai dari rawat inap, ICU, dr yg merawat, dr spesialis, dr rujukan, biaya bedah, biaya RS, dll.
Untuk sakit kritis yg masih bisa dicover oleh as.kesehatan, sebatas maksimal plan yg kita ambil. Misal kita ambil plan A, dgn rawat inap 1juta, dan biaya bedah ada 4 plafon (kompleks,besar,sedang,kecil) misalkan amit-amit, sakit jantung dan harus dibaipas, asuransi akan ganti sesuai dgn plafon yg menjadi kategori dalam polis. Misalkan kalau tertulis dalam polis bahwa baipas jantung termasuk dalah bedah kompleks, ya kita dapat penggantian sesuai dgn plafon kita utk bedah kompleks dalam plan A.
Jd klo plan yg kita ambil tinggi, kemungkinan nombok dikit atau ga sama sekali ga nombok, klo plan nya ambil yg kecil, ya pasti nombok 🙂
Ada jg sakit kritis yg tidak rawat inap, ya ga diganti biayanya, misalkan cuci darah, kemotrapi. Kecuali kita ambil as.kesehatan yg memang dlm tabel manfaatnya, ada penggantian biaya utk cuci darah, kemo, dan semuanya ada batas maksimal per tahun polis, dan tidak dapat claim utk rawat jalan lg.
Oya untuk rider sakit kritis jg, ada masa tunggu sampai 1 bulan sejak nasabah terkena sakit kritis. Kalau nasabahnya meninggal setelah 1 bulan, dananya ga jd cair.
Tapi ada 1 perusahaan asuransi yg bisa turun dana, ketika nasabahnya terkena sakit kritis, jd ga usah nunggu sampai 1 bulan.
Rider sakit kritis ini, menurut saya, dananya diperlukan untuk biaya pengobatan setelah tidak rawat inap. Asalkan dananya betul2 bisa dikelola dgn baik, ga kepake utk hal2 laennya, khusus utk berobat aja.
Pengalaman pribadi, ayah saya jg kurang lebih 9 thn yg lalu, baipas jantung, setelah operasi, setiap 6 bulan sekali, sampai sekarang, harus check up& beli obat. Biaya check up, biaya obat, biaya transport, hotel dll jg, krn berobatnya di KL :-), ga ikut asuransi lg ha5x
Untuk polis as.kesehatan jg ada yg tidak ada masa tunggu, ada yg tunggu 1 bln, ada jg yg 2 bln.
Ada yg dalam tabel mafaatnya, menyediakan,&tidak menyediakan : rawat jalan sebelum rawat inap, rawat jalan sesudah rawat inap,dr.spesialis, perawat, perawatan krn kecelakaan, perawatan gigi krn kecelakaan,dll
Makin pusing lg, ada yg max sekian hari per tahun, max sekian hari per ketidakmampuan. Premi jg ada yg hanya sekedar berdasarkan batasan umur, ada jg yg dibedain dari jenis kelamin, ada premi family, ini jg laen2, ada yg sekedar kasih diskon 5%, ada yg klo punya anak kedua, khusus anak ini diskon 50%, ada yg semua peserta jd ikut premi pemegang polis.
Kaya permen nano-nano, manis, asam,asin, banyak rasanya.
Oya ada asuransi life yg umurnya baru 2 thn, cover asuransi kesehatan dan sakit kritis sampe umur 75 thn. Tapi soal premi,ketentuan,dll blum tahu.
Ok segitu dlu share nya
Thanks 🙂
Salam,
Salut utk Bu Misya yang sudah melakukan survei dengan begitu detail mengenai beragam produk asuransi kesehatan, termasuk sepertinya produk dari kami (Allianz, yang ada diskon 5% kalau paket keluarga). Hanya saja, setelah segala investasi yang dikeluarkan (waktu, pikiran, tenaga, uang) ternyata sampai sekarang belum ambil juga, rasanya sayang. Menurut saya nih:
1. Dengan bekal informasi yang cukup banyak tsb, sudah saatnya untuk memutuskan. Lebih banyak lagi informasi, belum tentu lebih menenangkan.
2. Produk askes pada umumnya memiliki masa kontrak tahunan. Sehingga jika anda telah ambil satu produk askes, lalu di tengah jalan menemukan produk lain yang dirasa lebih bagus, tahun depan ya tinggal ganti saja. Kalau kata Gus Dur, gitu aja kok repot.
Itu tentang askes.
Kemudian ttg proteksi Critical Illness, saya punya pendapat lain, berbeda dengan Pak Freddy Pieloor yg pendapatnya anda kutip.
Menurut saya Proteksi CI sama pentingnya dengan ADDB (proteksi kecelakaan). Alasannya:
– Jika orang kecelakaan, lalu “kena” pada tangannya atau kakinya atau matanya, maka UP ADDB keluar. Karena itulah ADDB penting.
– Tapi jika yang “kena” adalah bagian kepalanya, atau panggulnya, atau pinggangnya, atau tulang punggungnya, atau badan terjilat api, apakah UP ADDB akan cair? Tidak. Pada kondisi ini, proteksi CI-lah yang dirindukan.
– Kenapa CI? Ya, karena pada CI ada beberapa kondisi kritis yang bisa disebabkan oleh kecelakaan, antara lain Trauma Kepala Serius, kelumpuhan, koma, hilangnya kemandirian hidup, gagal ginjal (jika terjadi benturan pada pinggang), tuli, bisu, buta, terputusnya akar-akar syaraf, dan luka bakar serius.
– Tapi memang tidak semua produk Critical Illness menanggung kondisi-kondisi kritis demikian. Di sini orang perlu selektif dengan melihat juga jenis-jenis penyakit kritis yang ditanggung.
Intinya, tidak semua Critical Illness adalah penyakit. Sebagian disebabkan pula oleh faktor kecelakaan: sesuatu yang hanya bisa dihindari dengan doa, dan tidak cukup hanya dengan menerapkan gaya hidup sehat. Jadi, meski kita merasa sehat (tidak punya endapan asam urat, kolesterol, gula darah, lemak, obesitas, tidak punya riwayat penyakit, dll), kita tetap harus berendah hati memohon keselamatan, serta menyiapkan payung proteksi yang lengkap dan memadai.
Itu pendapat saya, Bu Misya, dan terima kasih Bung JP atas dimuatnya komentar ini (meski mungkin agak menakut-nakuti dan beraroma promosi).
Salam selalu,
Asep S
http://myallisya.wordpress.com
Waduh Pa asep masih mantau blog nya JP juga nich 🙂
Gapapa lah buat saya abis waktu,tenaga pikiran utk survey askes, positifnya sy jd tau plus minus askes yg sdh sy survey 🙂
Kan cari nya jg yg sesuai budget dan dgn proteksi maximal he..he..
Sy jg jd tau plus minus askes jualannya pa asep 🙂
Tp sy ga akan comment disini, cukup dalam hati aja 🙂
Untuk meluruskan kutipan Freddy Pieloor, saya punya buku terbitan beliau, klo ga salah thn 2008. Menurut saya sebagai pembaca, beliau lebih menekankan 5 asuransi wajib yg patut dilimiki, itu lebih mengarah kepada suatu keluarga, dimana pencari nafkah utamanya adalah seorang pegawai.
Namanya jg pegawai, bisa aja gaji 2 juta per bulan. Klo sekarang harus beli asuransi ini itu, pasti berat donk bayarnya, sedangkan dapur hrs tetep ngebul jg 🙂
Saya rasa beliau pd wkt itu lebih menekankan rider ADDB, karena kalau pencari nafkah nya laki2, lebih banyak resiko utk kecelakaan nya, baik krn pekerjaan, atau di jalan ketika sedang berkendara.
Tapi baru2 ini, saya baca di suatu forum, beliau sangat menganjurkan utk beli rider critical illness loch, terutama utk warga ibu kota, yg rentan sakit kritis, malah kalo bisa UP nya 1M. Waduh premi berapa tuch? Hehehe… Sesuai budget ga ya??
Klo saya, ditawarin ini itu, liat produk, premi, budget. Klo ga masuk budget ya udah jgn maksain.
Pernah sy liat suatu produk, menurut sy proteksinya kecil, premi mahal, wkt sy bilang ke agennya, ini preminya mahal ya, dgn tersenyum agennya menjawab, ibu turunin aja plannya. Hahaha ini baru agen yg pinter menghadapi situasi. Ga banyak debat gitu loh.
Oya saya tetep perlu survey jg Pa asep, krn ada askes yg menjadi rider dr as.dasar. Pas ditanya as dasarny unit link, klo ga as.dasarnya terl life, malah askes nya yg mengandung investasi.
Tapi salut juga untuk PA asep, thank u utk masukannya, yg pasti membangun utk semua pembaca blog ini 🙂
Salam kenal,
Saya mau menanyakan apakah AIA masih menjual asuransi Termlife?
terimakasih atas semua informasi yang ditulis di blog ini,,
Wow, banyak juga komennya, hehehe. Mohon maaf sekali saya baru sempat memantau blog ini lagi. Minggu lalu abis liburan keluarga soalnya, trus langsung disibukkan dengan kerjaan kantor.
Utk Mbak Misya, thank you banget untuk sharingnya yg luar biasa. Semoga udah nemu askes yg bener-bener sesuai dan ekonomis ya Mbak. Tapi kalo pun belum, seperti kata Bung Asep, mendingan mbak tentuin aja dulu deadline untuk memilih askes, kalo ngga jadinya malah ngga ikut sama sekali, hehehe. Toh dalam waktu 1 tahun kita masih ada waktu untuk mereview produk askes lain secara lebih mendalam, dan kemudian baru memutuskan produk terbaik untuk kita. Waktu 1 tahun ke depan harusnya ngga besar kemungkinan terkena penyakit aneh-aneh, dan untuk penyakit yg umum harusnya bisa tercover dengan baik oleh askes manapun.
Bung Asep, thank you juga untuk infonya. Tenang aja Bung, saya ngga masalaha kalo ada promosi dlm komen-komen disini, selama juga memberikan info yang berguna untuk kita semua.
Mengenai ADDB dan CI, ini juga merupakan pertanyaan saya ke agen asuransi saya yang kebetulan masih ngga dijawab dan saya jadi lupa untuk followup (thanks udah ngingetin). Intinya, saya menemukan (dari info yang dipublish dan keterangan dalam polis) bahwa ada sedikit perbedaan dalam detail ADDB dari beberapa perusahaan asuransi. Ada beberapa asuransi yang mengcover dampak kecelakaan seperti luka bakar sebagai bagian dari ADDB dan ada yang menjadi bagian CI. Ada juga yang ngga menjelaskan sama sekali mengenai hal ini dan harus ditanyakan lebih lanjut. Namun intinya saya setuju bahwa ada beberapa dampak dari kecelakaan yang harus dicover melalui CI. Selanjutnya mengenai keharusan untuk mengambil atau ngga, menurut saya pribadi, sebaiknya kembali lagi kepada kemampuan kita masing-masing dan keberanian kita dalam memandang suatu risiko. Idealnya, ambil dua-duanya agar lebih terlindungi dengan aman. Tapi seperti juga dengan perbedaan risk appetite setiap orang dalam memilih investasi, CI pun menurut saya bisa diperlakukan seperti itu. Jika kita merasa bahwa kemungkinan risiko CI terjadi adalah kecil (dengan pertimbangan apapun), silakan untuk tidak menjadikan ini sebagai pilihan utama. Namun konsekuensinya, kita harus menyadari juga bahwa ada risiko yang ngga sepenuhnya tercover sehingga harus dimitigasi dengan cara lain (seperti menjaga lifestyle, mengalokasikan aset yang kita miliki, lebih berhati-hati dan seperti kata Bung Asep, banyak-banyaklah berdoa).
Demikian sedikit pandangan saya. Dan sekali lagi, terima kasih banyak untuk Mbak Misya dan Bung Asep atas infonya.
Papahgedang, berdasarkan info terakhir dari agen saya, produk TL AIA sudah mulai dijual lagi namun hanya utk tenor 1 tahun. Saya masih belum memperoleh kabar terbaru lagi mengenai hal ini. Mungkin Mas bisa coba menghubungi agen AIA erdekat atau callcenternya.
Btw, thanks juga udah berkunjung ke blog saya 🙂
Memang dari seluruh premi asuransi, yg pualinggg muahall itu, premi CI (sakit kritis) bisa bisa 2,5x lebih tinggi dari premi as.jiwa TL.
Oya untuk TL, ada yg berupa rider dari as.jiwa yg biasanya dalam bentuk whole life.
Klo buat saya, ga efektif, bayar preminya jd double.
Oya pernah ada agen, yg ngakunya sudah 12 thn jd agen, tp wkt kita tanya as. Jiwa TL, malah jawabnya, di Ind skg sdh tidak ada perusahaan asuransi yg jual as. Tradisional…
Untuk temen2 yg lagi cari TL, jangan percaya 100% kata2 agen, paling bener itu cek website, liat kategori produk, baca penjelasannya. Klo ada embel2 nilai tunai,nya berarti bukan TL.
Jangan percaya 100%, klo agen bilang, produk kita paling bagus, premi kita murah bangett, karena rata2 agen yg sy temui, (bahkan yg ga sengaja ketemu di suatu tempat juga), semuanya narsis, pokonya produk jualan mereka paling OK menurut mereka. Ya iya lah namanya jg jualan…
Jd cara ngebandinginnya gimana? Seperti yg pernah JP bilang, bandingin produknya apple to apple 🙂
Untuk Pa asep, ga sengaja di pagi buta, lg ga bisa tidur, iseng OL, ga sengaja liat dagangan Pa ASep sampe di kaskus jg ya. Muanteppp bangett 🙂
Tapi paling seru itu liat debat antar agennya. Waduh lucu buanget, saya sampe cekikikan nahan ketawa (takut ngebangunin suami) 🙂
Wah serunya ga kalah deh ama, debat acara di TV one, Pa Asep….SEmangaTtt 🙂
Untuk JP juga thank u, utk blog nya yg bagus, bermanfaat, GOD Bless U 🙂
Menurut rekan-rekan,kalau prudential gimana?
Kalau berbicara mengenai TL, sampai saat ini saya belum pernah mendengar ttg produk TL dari Prudential. Namun jika berbicara mengenai UL, sebaiknya dibandingin dulu dengan produk toko sebelah dari sisi kebutuhan dan besar premi yang bisa disediakan.
To: Bu Misya
Salam,
– Biaya asuransi CI memang lebih mahal dari biaya proteksi jiwa. Tapi di tempat saya, bedanya tidak sampai 2,5 kali lipat. Sampai usia 35 tahun, COI jiwa masih lebih tinggi daripada COI CI. Mulai usia 36, COI CI menyalip COI jiwa. Dan selewat usia 64 tahun, barulah COI CI jadi 2X lipat COI jiwa.
– Ttg preminya, jika misalnya untuk mendapatkan UP jiwa 1 M preminya 760 ribu (asuransi dasar saja utk pria 30 tahun), maka ditambah rider CI+ dengan UP 1 M hanya nambah premi 110 ribu saja, menjadi 870 ribu/bulan.
– Saya tidak pernah mendengar ada whole life yang punya rider TL. Secara istilah pun itu kontradiktif. Produk yg punya rider TL adalah unit link, seperti yg biasa saya jual (best seller di tempat saya).
– Unit link tidak sama dengan whole life. Walaupun asuransi dasarnya berlaku sampai usia 99 atau 100 tahun, pada hakikatnya jenis asuransi pada unit link adalah YRT (Yearly Renewable Term). Arti bebas: Asuransi jiwa tahunan dengan garansi perpanjangan.
– Bedanya: pada Whole life, kita membayar misalnya 10 tahun saja, sesudah itu dijamin mendapatkan UP sejumlah yang dijanjikan. Pada Unit Link, kita membayar biaya setiap tahun sampai akhir masa kontrak (atau sampai kita merasa tidak butuh lagi), dengan biaya asuransi yang naik seiring usia.
– Biaya asuransi (COI) pada UL ditetapkan secara tahunan. Jika kita berumur 40 tahun, kita hanya membayar COI sesuai rate pada usia 40, tidak perlu “menyubsidi” biaya asuransi di tahun-tahun selanjutnya. Karena itulah, menurut saya, sistem pembiayaan di UL lebih adil.
– Tentang beli TL di dalam unit link (bukan whole life yah), yang dimaksud gak efektif dan bayar premi jadi dobel itu apa ya? Pertama, COI UP dasar dan COI rider TL adalah sama. Kedua, dari segi premi, nambahnya tidak banyak. Misalnya pria 30 tahun, untuk mendapatkan UP dasar 500 juta, preminya 380 ribu/bulan. Jika ditambah rider TL dengan UP 1 miliar, nambah preminya cuma 150 ribu. Sehingga dengan total UP jiwa 1,5 M, preminya hanya 530 ribu/bulan.
– Bagi yg emoh dengan investasi unit link, sesungguhnya unit link bisa diubah menjadi YRT alias term life tahunan. Caranya, dengan membayar COI saja + admin selewat 2 tahun pertama. Di tahun 3-5 masih ada biaya akuisisi, tapi kecil (total 30% saja). Teknisnya begini: pada 2 tahun pertama, kita bayar premi secara biasa. Setelah itu, biarkan UL sampai hampir lapse (nilai investasi hampir habis). Lalu, barulah bayar COI-nya saja + admin. Keuntungan: pada 10-15 tahun pertama, COI+admin masih lebih murah daripada premi awal. Keuntungan lain: penagihan COI dilakukan secara bulanan. Kerugian: selewat 15 tahun, COI+admin akan lebih mahal daripada premi.
– Itu tips dari saya, khusus untuk yang sudah memahami skema UL dengan baik. Semoga bermanfaat, dan maaf jika tulisannya terlalu panjang.
Salam,
Asep S
http://myallisya.wordpress.com
Terima kasih banyak buat tipsnya ,saya jd lbh paham…..
Selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir&batin.
Waduh sebelumnya saya sdh ngetik banyak, tau2 abis batre, jd hrs ngulang lg dech
To : Pa Asep
Sewaktu saya nulis tentang premi CI, saya sebetulnya lagi cari catatan tentang premi CI yg diajukan seorang agen dr perus X, tp ga ketemu. Jd saya berusaha mengingat angkanya kurang lebih, & membandingkannya dgn premi as.jiwa dgn Up yg sama besarnya utk periode 10 thn ( CI ini rider dr TL ), ternyata setelah catatannya ketemu dan saya hitung ulang, premi CI nya lebih besar 2x dr premi as.jiwa.
Tentunya premi asuransi akan berbeda utk setiap perusahaan asuransi.
Agen perus Y juga bilang ke saya, kalo premi CI paling mahal, tapi saya ga minta ilustrasinya, krn di perus Y, as CI merupakan rider dr as jiwa unit link.
Kalau melihat premi CI jualan Pa Asep memang murah. Tapi premi utk as.jiwanya menurut saya tinggi. Tapi klo beli dua2 nya ya jd imbang, tp ga tau utk kedepannya premi nya naik jd berapa.
Utk yg mau beli as. CI boleh hubungi Pa Asep loh.
Ada agen dr perus Z, yg ngakunya sdh 5 thn jd agen disana. Sewaktu saya minta TL, dia bilang ada. Dan akan membuatkan proposalnya. Saya liat web perusahaan nya, dan di bagian rider, ada produk yg dinamai dgn embel2 term. Sewaktu agen nya datang, saya tanya apakah di perus z TL merupakan rider dr as.jiwa? Dia jawab iya. Karena sewaktu agennya datang, anak saya lg rewel. Jd agennya saya minta pulang dulu, dan proporsalnya akan saya liat nanti. Setelah ada waktu, proporsalnya saya baca. Ternyata yg diajukan berupa as.jiwa whole life, dgn masa pembayaran 10 thn atau 20 thn. Dan tidak ada proporsal yg dia buat dgn rider TL. Karena saya tidak tertarik dgn proporsalnya, jd saya tidak menghubungi agennya lagi.
Setelah saya membaca tulisan Pa Asep, saya liat lagi web nya, dan tertulis manfaat rider dgn embel2 term tersebut :
Menyediakan manfaat tambahan yg diberikan jika tertanggung utama meninggal dunia sebelum berakhirnya masa asuransi.
Setelah saya baca manfaat rider ini, saya jg ragu dgn pernyataan agen nya, klo ini adl TL.
Bahkan saya jd berpikir, klo agen ini tidak tahu bedanya TL dengan whole life.
Mengutip pernyataan Pa Asep diatas, utk pria 30 thn,ndgn UP dasar 500 juta, premi 380 ribu per bulan, jika ditambah rider TL dgn UP 1 M, tambah lg premi 150 rb per bulan. Yg saya maksud bayar preminya double ya seperti ilustrasi Pa Asep diatas. Tapi klo memang orang lain ada yg tidak keberatan ya silahkan saja. Boleh hubungi Pa Asep utk penjelasan lebih lanjut.
Buat saya pribadi, unitlink cocok utk orang yg ga mau ribet investasi secara langsung di pasar uang, mungkin krn ga ngerti juga. Dan juga cocok utk orang yg ga mau preminya angus, dan ada nilai tunai.
Saya pribadi ga ngerti dan ribet itungan unitlink. Saya pribadi lebih suka asuransi yg itungan nya ga ribet.
Semua itu pilihan masing2 pribadi. Karena ini blog nya membahas TL, lain kali klo Pa Asep mau membahas tentang unitlink, bisa ditulis di blog JP bagian unitlink VS term life. Agar pembaca yg lagi cari unitlink bisa lebih leluasa dan lebih jelas utk membaca penjelasan produk UL.
Demikian saya menjelaskan dan meluruskan pernyataan saya sebelumnya, dengan segala kondisi yg terjadi pada saat itu.
Kalau Pa Asep punya kesimpulan baru lagi, saya tidak akan menanggapi lebih lanjut, karena saya bukan agen asuransi.
Untuk yg lagi cari asuransi, boleh hubungi Pa Asep, high recommended banget, dalam penjelasan produk. Biasanya nasabah yg kritis, ini justru kebalikannya 🙂
Selamat pagi, selamat hari raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.
Terima kasih atas diskusi yg sangat bermanfaat dari Mbak Misya dan Bung Asep. Jadi menambah pengetahuan kita semua.
Btw saya tertarik dengan strategi Bung Asep dalam merubah UL menjadi YRT. Boleh diterangkan teknisnya lebih lanjutkah? Biar makin jelas dan bisa didiskusikan lebih lanjut, mengingat sepertinya teknis pembayaran premi juga berbeda antar perusahaan asuransi. Bisa jadi sumber klien baru tuh Bung 🙂 Note: Atau mungkin bisa ditulis di blog dan linknya dishare kesini.
Terima kasih dan selamat berlibur.
To Bu Misya
Saya tanggapi ttg istilah dobel saja: Di produk kami, jika tidak dobel, premi lebih mahal. Jika dibikin dobel, premi lebih mudah.
Contoh: UP 1 M utk pria 30 tahun, jika tidak dobel (asuransi dasar semua), preminya 760 ribu/bulan. Jika dobel dg rider Term Life, premi bisa 350 ribu/bulan. (Berkurang separuhnya lebih).
To: Bung JP
Saya telah menulis artikel berjudul “Mengubah Unit Link Menjadi YRT”. Patut dipertimbangkan oleh mereka yg ingin benefit seperti di unit link tapi ogah dengan investasinya. Di sini: http://myallisya.wordpress.com/2012/08/26/mengubah-unit-link-menjadi-yrt/
Smg bermanfaat.
Salam selalu, lahir dan batin
Asep S
Thank you Bung Asep. Nice posting 🙂
Saya baru pertama kali liat web pa asep. Komen saya, meskipun blum baca secara detail, anda adl agen asuransi sejati 🙂
Niat banget, kreatif, good job pa asep
Tanya lagi boleh kan y? Saya berniat mencari asuransi unit link untuk keponakan saya dengan alasan dia tidak tercover asuransi kesehatan apapun. Akan tetapi saya mencari nilai investasinya yg minimum saja, kalau bisa 80% insurance, 20% investasi. Bisa tidak y seperti itu? Adakah agen yg bersedia menujukkan ilustrasi secara transparant utk rasio seperti itu.
Adakah unit link yang mengcover jiwa anak kurang dari 1 thn bukan jiwa ortu nya dengan rasio seperti itu?
Seharusnya bisa, dimaksimalin ke proteksi. Tapi kalo memang cuma ingin ke proteksi, kenapa ngga pake termlife aja? Dan kalo memang ingin mencari proteksi kesehatan, mendingan pakai asuransi kesehatan murni saja biar lebih optimal. Karena walaupun namanya asuransi jiwa, tapi tujuannya bukan untuk melindung jiwa si tertanggung lho 🙂 (iyalah, mana bisa, hehehe). Tujuannya lebih kepada proteksi kerugian finansial yang akan diderita oleh orang-orang yg ditinggalkan.
makasih jwbnnya, tapi sy belum ngerti ttg asuransi kesehatan, krn selama ini selalu pake askes dr kntr saya atau suami. ada saran ttg asuransi kesehatan?
Asuransi kesehatan yg saya maksud adalah asuransi yg dijual oleh perusahaan asuransi khusus utk mengcover kesehatan saja, ngga ada unsur asuransi jiwanya. Kalo di asuransi jiwa, fitur asuransi kesehatan ini lebih bersifat sbg rider (asuransi tambahan) saja. Mbak bisa coba cari info ttg asuransi kesehatan murni ini di beberapa perusahaan seperti Allianz, Cigna, Sinarmas, dll.
Hi Guys.. saya ikut komen ya..
ini tips dari saya dalam memilih asuransi
Memang sebenarnya kesalahan sendiri bukan dari Perusahaan Asuransi nya.,karena setiap perusahaan aasuransi tidak mungkin menipu nasabah , karena mereka sendiri sudah ada peraturan yang berlaku dari pemerintah. Kesahalahan bisa terjadi dari agent dan nasabah sendiri.
1.agent tidak mengisi data dengan jujur dan atau tidak menginformasikan data nasabah dengan jujur , lengkap dan benar.
2.agent tidak menjelaskan produk yang benar dan jelas kepada nasabah.
3.agent tidak ada upaya membantu claim nasabah, maupun membantu mengurus data2 yang di perlukan
itu kalau dari pihak agent, tapi tidak menutup kemungkinan kalau nasabah sendiri tidak melakukan kesalahan..
seperti awal dari membeli polish , mereka tidak mencari informasi dengan lengkap dan jelas. adapula yang menutupi segala jenis penyakit yang dideritanya.dengan berharap akan mendapat uang claim setelah mereka membeli polish.
MAKA AKAN BAIKNYA SEBELUM MEMBELI POLISH. NASABAH HARUS MENGETAUI DULU APA KEPERLUAN DAN KEPENTINGAN DARI KEBUTUHAN MREKA, MENCARI INFORMASI SELENGKAP2NYA DAN BERTANYA YANG JELAS KEPADA AGENT MAUPUN KERABAT SAUDARA YANG SUDAH MEMPUNYAI POLISH. DAN DI HARAPKAN SALING JUJUR DALAM MENGISI DATA PRIBADI NASABAH. Itulah tips dari saya, semoga bermanfaat dan tidak ada yang di rugikan di kemudian hari. Terima Kasih.
Agent Prudential
Hermanto Chan
BB : 2921DCCC
HP : 081287972023
YM: hermanto_office@yahoo.com
FB : hermanto.candra.1@facebook.com
pak JP, blognya sangat informatif dan bermanfaat sekali bagi saya..
kebetulan saya sedang mempertimbangkan untuk menutup UL yang sudah saya jalani selama 2 thn, dan menggantinya dengan TL.
sekarang saya sedang mempertimbangkan ridernya..
menurut pak JP, waiver of premium (pembebasan pembayaran premi) penting ga?
kan klo kita terkena CI atau cacat total, kemungkinan besar ga bisa bayar premi lg…
Tidak apa2 kok untuk digunakan, saya juga pakai, hehehe. Lagian biasanya premi rider tsb tidak besar
Dear Pak,
Saya sangat awam sekali dengan asuransi. Saya pernah ditawari AX* dengan premi pertahun 1 juta sebagai tabungan dengan masa premi bayar 10 tahun tapi kalau sakit, maka saya harus bayar 50%nya. Saya ingin mencari asuransi untuk keluarga (saya, suami perokok dan anak) dengan UP lebih dari 1 M dan kemampuan prei 18 juta pertahun. Apakah ada jenis asuransi yang demikian ang menanggung kami 100% free saat sakit dan berapa nilai yang didapat apabila salah satu anggota keluarga meninggal? Terimakasih
Halo.. Sebenarnya tinggal kebutuhannya aja seperti apa. Jika yg dicari adalah asuransi utk kesehatan (rawat inap), maka ada beberapa produk yg sesuai. Pernah saya bahas juga di tulisan lain. Jika yg dicari adalah asurnasi jiwa + kesehatan, maka bisa masuk ke asuransi termlife seperti yg saya bahas ini. Jika definisi sakit nya adalah penyakit kritis, maka harus dipertimbangkan lagi dengan baik karena tidak banyak asuransi yg mencover penyakit kritis early cover (dan biasanya relatif lebih mahal preminya).
Masalah premi kembali lagi kepada kebutuhan perlindungan masing2 anggota keluarga, nilai pertanggungan, usia serta kondisi saat ini. Untuk saat ini, tentukan dulu kebutuhan asuransi keluarga Anda dan nilai pertanggungan yg sesuai, baru kemudian mencari produk asurasni yg tepat.
Semoga membantu yah.
mas JP,
tolong info CP agen AIA nya dong
kirim ke email dhinie_0812@yahoo.com
thanks ya
OKe, nanti saya cari dulu ya. Udah lama ga kontak dan HP udah ganti, moga2 di phone book masih ada 🙂
Salam kenal bung JP,
Sayang sekali baru ketemu website ini setelah udah ikutan TL proactive plus dari manulife..
Saya cuma penasaran..Klausul apa di manulife yg bikin JP gak sreg ya? Jadi pilih aia
Buar jadi pelajaran buat saya…bisa jadi proses klaimnya kah..syarat klaim kah?
Terima kasih banyak…
Bila khawatir jadi pencemaran nama produk, bisa dijapri ke saya.. Joe.pulsa@ymail.com
Salam TL+RD…
Salam kenal juga 🙂
Bukan klausul kok, tepatnya spek produk kali ya sebenarnya. Waktu itu saya kurang sreg dengan keterangan agen yg mengatakan bahwa UP utk penyakit kritis akan mengurangi manfaat UP jiwa. Dan kebetulan di saat yg sama saya mendapatkan tawaran produk lain dimana kedua UP tersebut berdiri sendiri. Ya sudah, saya pilih produk yg kedua.
Tapi itu dulu, mungkin sekarang sudah berubah. Apalagi setau saya di Proactive Plus ini sudah tidak bisa ditempelkan dengan rider penyakit kritis lagi, dan produk yg saya gunakan jg saat ini sudah difreeze.
Sedikit menambahkan, proactive plus itu produk yg bagus kok, salah satu TL terfavorit utk saat ini 🙂
iya..penyakit kritis udah gak bisa digandeng ma proactive lagi..
jangan2 trend produknya penyakit kritis jadi rider di unitlink ya 🙁
Saya lagi cari2 proteksi penyakit kritis yang berdiri sendiri,
adanya sihy memang spesifik kanker:
1. AXA MANDIRI
tipe 1 shoot UP, begitu terdeteksi (setidaknya kata website-nya begitu)
2. CIGNA
tipe ada plan2-nya
22nya ini kalo gak salah ada %cashback premi setelah beberapa tahun kalo claim belon kepake..
gak tau lagi apa lagi
tapi masih ragu..ambil yang tipe begitu terdiagnosa duit UP turun jebret..
atau yang terpecah2 sesuai perawatannya (rada parno niyh..debatable kadang2 urusan plan ina itu..
jamaaaah???
ada yang tau proteksi kanker/penyakit kritis yang berdiri sendiri ?
Thanks utk sharingnya. Setuju, memang debatable, dan sesuai dgn kebutuhan dan kenyamanan masing2. Tapi bisa cari info jg ke sebuah asuransi yg menyediakan perlindungan penyakit kritis dgn plafon seperti askes di kantoran, full lagi setiap tahun. Bukan rekomen lho, tapi bisa jd alternatif utk dipertimbangkan.
Pengalaman Invest di AIA Financialhttp://www.dadanagustina.com/cerita/pengalaman-invest-di-aia-financial.html
Thanks untuk sharingnya. Menjadi pelajaran untuk lebih berhati2 dalam mengambil perlindungan asuransi. Yakini bahwa produk tersebut adalah sesuai dgn yg kita butuhkan, dan yakini juga apakah sisi proteksi atau investasi yang menjadi tujuan saat membeli produk tsb.
ijin nyimak pak…
tadinya berencana ikut unitlink, tapi setelah baca sana sini n merenung, jadi pengen investasi murni (reksadana) dan asuransi murni termlife dengan premi terjangkau. berhubung asuransi kesehatan ditanggung kantor..
terima kasih informasinya pak..
Sama2. Senang sekali kalo tulisan saya bisa berguna 🙂
terimakasih mas JP, tulisannya sangat berguna..
Sdr.JP sy kontak AIA dibilang tdk ada produk TL lg, apa begitu ya? Pdhl pengen tau spt apa beda dg yg lain.
Kl di Manulfe, ada TL bagus namnaya Proactive plus tersedia jw maksimal 20th dan ada Waiver sayangnya tidak ada CI. Tp mnrt sy, kl pengobatan di kantor diganti maksimal sayang jg beli CI. Kebetulan di manulife, TL tdk ada fasilitas CI.
Ilustrasi aja TL usia 35th perokok UP 1M
– Sq maks jw 10th premi 5,9jt/th
– Takaful jw 15th premi 5jt/th
– Manulife jw 20th premi 6,2+waiver 500=6.7jt/thn. Selain manlf yg 2 di atas gk ada waiver.
Sptnya sy ambil yg di mnlf aja.
Oya kl biaya bulanan saat ini 10jt apakah UP 1M cukup?
Mhn tanggapannya dan terimakasih
Produk TL yg saya ambil setau saya masih difreeze sampai sekarang, hanya dijual utk jangka waktu per 1 tahun saja. Utk produk manulife itu termasuk salah 1 yg saya rekomendasikan. Utk UP, ini tergantung dari kondisi juga sehingga mesti mempertimbangkan beberapa hal. Selain biaya bulanan, juga coverage asuransi yg skrg sudah dimiliki, aset yg ada, kondisi tanggungan, dll. Gampangnya ada satu cara utk menghitung. Asumsi kita tidak memiliki tanggungan asuransi dari tempat lain (kantor) dan aset yg memadai, dan anak terkecil kita berusia 5 tahun. Dgn asumsi anak tsb akan mandiri di usia 25 thn (20 tahun kemudian), maka kira2 UP yg maksimal ada di angka 10juta x 12 x 20 tahun. Demikian Mas, semoga menjawab ya.
Selamat pagi pak jr planner.
Saya merasa sangat terbantu dengan blog ini, hebat sekali blog yang diposting sejak tahun 2010 masih bertahan dan cukup aktif di tahun 2014. Banyak sekali informasi mengenai beberapa perusahaan asuransi terkenal.
Bulan lalu saya baru saja mengambil term life AXA up 2,5 m tanpa rider apapun. Untuk umur 29 tahun Preminya 6,6 juta. Karena up diatas 1,4m maka diperlukan medical check up atas biaya axa. Dan ternyata medical check upnya basic saja hanya dokter, urine dan ekg tanpa tes darah. Dari survei kecil2an yang saya lakukan, menurut saya ini adalah yang paling worthed apalagi saya memperoleh “cashback” berupa komisi.
Walaupun alasan awal menjadi agen adalah membelikan asuransi kesehatan axa maestro elite care untuk ortu umur 65. Paling tidak dengan menjadi agen untuk konsumsi pribadi dan keluarga saya bisa mendapat cashback yang lumayan.
Sekian sharing dari saya
Thanks utk sharingnya 🙂
Pagi Pak JrPlanner,
baca – baca blognya sepertinya sudah sepi tidak ada update lagi ya..
saya usia 24 kira – kira mau ambil asuransi jiwa itu penting atau tidak ya ? dan sekarang ini saya sedang mencari asuransi murni untuk kesehatan baik berupa term life atau murni kesehatan.
ada rekomendasikah untuk product termlife atupun kesehatan update yang recommended saat ini karena saya cari – cari malah ditawarin unitlink.
Terimakasih sebelumnya.
Hi Rere, mohon maaf nih baru sempet aktif lagi setelah hibernasi panjang 🙂 Untuk masalah asuransi jiwa, pada dasarnya balik ke nilai ekonomis kita. Gampangnya: ada tanggungan tidak sekarang? Ada utang yang tidak tercover asuransi? Jika ada, maka asuransi jiwa jadi penting. Jika tidak, cukup asuransi kesehatan aja. Biasanya sudah cukup dari askes kantor atau merasa cukup dgn BPJS kesehatan. Jika belum, bisa coba beberapa asuransi khusus kesehatan seperti yg kerjasama dengan RS Siloam tuh (M***plus) #bukaniklan 🙂
Dear Mas JP,
Saya seneng banget nemu blog ini, informatif bgt 🙂
Saya punya unit link yg sdh berjalan 3tahun lebih dan setelah saya membaca tulisan ini unit link tersebut ingin saya tutup. Menurut mas JP gimana?
Saat ini saya sudah menikah dan belum punya anak, apakah sebaiknya segera membeli asuransi jiwa term life (saya dan suami sama2 bekerja)?
Dear Mbak Ayu,
Maaf banget baru reply. Untuk unitlink sebenarnya mst ditelaah lagi isi dan kesesuaian dengan kebutuhan saat ini. Namun jika memang dibutuhkan hanya asuransi jiwa tambahan, penutupan tsb akan menjadi langkah yang bagus. Namun sekali lagi, sebaiknya direview dulu isi polisnya 🙂
Halo, salam kenal sebelumnya. Maaf mau nimbrung sedikit sebagai Agent Manulife. Setau saya jika UP penyakit kritis dibayarkan, UP jiwa masih utuh seperti saat awal pengajuan. 😀
Kalau di produk Proliving Absolute, memang ada manfaat Cacat Tetap Total dimana kalau klaim CTT tersebut aan mengurangi UP Jiwa, namun saat beli produk ini bisa ditambahkan rider Penyakit Kritis yang UPnya berdiri sendiri.
Tapi mungkin yang dimaksud mas Junior bukan Proliving Absolute ya karena artikelnya th 2010, produk Proliving keluar di 2013 😀
But anyway selamat yang sudah memiliki polis Asuransi Jiwa Term Life ya. Karena tidak semua people yang aware akan Asuransi Term Life ^_^
Regards
-WIwied-
Thanks Mba Wiwied atas updatenya. Iya benar, saat itu produknya blom ada 🙂
Wah blog post mas JP yg super sekali, menjadi sumber informasi dan knowledge bagi banyak pembaca.
Bila ada yg membutuhkan konsultasi produk term life, saya bisa membantu dengan setulus hati.
Untuk infonya bisa dibaca di Asuransi jiwa term life
salam kenal mas junnior planner
saya sudah ikut AIA program syariah
dan g ada pertanggungan kesehatannya
dan terus terang saya awam masalah asuransi,asuransi yang saya ikuti,saya tidak tahu apakah termasuk yang utilink atau termlife…….tolong sarannya
Hai mbak. Cara gampang membedakan adalah dari ada tidaknya investasi dalam asuransi tersebut. Jika tidak ada maka itu adalah termlife, jika ada maka kemungkinan itu adalah unitlink atau asuransi non tradisional lainnya.
Ad beberapa hal yg ingin ditanyakan
1. Bagaimana dg asuransi term life namun dibungkus menjadi unit link, contohx dlm unit link tsb ud ad asuransi jiwa dasarx, kmdn plus riser term life dmna, term life ini dbatasi mpe usia 70th, shngga jika dgabungkan dg asuransi dasar td total up 1M dg premi 350rb. Bgmna mnrt bpk?
2. Bpk memilih aia dg jgk wkt 10th, tetapi apakah premi akan hangus jika masabah hidup sampe masa jgk waktu habis?
Halo Mas Dhani. Untuk poin 1, maksudnya menurut saya dibagian apanya nih? 🙂 Preminya cukup murah, tapi saya belum paham dengan maksud produknya.
Poin 2, iya betul premi hangus. Lebih tepatnya itu adalah biaya yang harus kita bayar untuk memperoleh perlindungan selama periode tertentu, persis seperti asuransi mobil. Penentuan “periode tertentu” ini yang menarik utk dibahas nantinya 🙂
Maaaas JP, saya mau minta pertimbangan dong. Jadi ceritanya saya lg pgn nyari asuransi buat ayah saya, dia umurnya 47, nggak ngerokok, tapi punya penyakit diabetes maaas. Nah makanya saya pgn bikin asuransi buat ayah saya, pgn nya sih yg asuransi kesehatan murni, menurut mas gimana? Kasih rekomen dong mas apa yg bagus, saya sebenernya agak takut sama asuransi, takut diboongin, klaim susah, ditolaklah ini itunya ribet juga. Mohon pencerahannya maaaas hehe makasih banget, ditunggu ya mas. Makasih
Hi Mbak Niken. Wah maaf Mbak, kalo rekomendasi produk terus terang saya ngga hafal. Taunya teori aja dan produk2 yang memang pernah dan sedang saya pakai. Memang setau saya ada beberapa asuransi yang langsung menolak klien jika mengidap penyaki tertentu, tapi bisa juga diterima dengan penambahan premi. Kembali lagi ke medical checkup awal yg mungkin akan dilakukan. Maaf ya, belum bisa memberikan solusi.
Gimana dari teman2 agen asuransi, ada yang bisa bantu Mbak Niken?
Hi mas JP & Mbak Niken,
Saya agent dari Manulife, hanya akan menambahkan sedikit informasi. Bagi calon nasabah yang sudah memiliki riwayat penyakit tertentu, akan diminta untuk Medical checkup dalam proses Underwriting (seleksi risiko)
Pada diskusi ini, tidak ada satu orang pun yg bisa memberikan jawaban pasti kepada mbak Niken, karena porses underwriting nantinya bergantung pada hasil medical check up dan keputusan yang akan dihasilkan murni di tangan team underwriter perusahaan asuransi.
Dimana hasil underwriting nanti akan memberikan kemungkinan kesimpulan, seperti:
1. Diterima tanpa syarat
2. Diterima dengan pengecualian (tidak mengcover penyakit yg sudah diderita)
3. Diterima dengan sub-standard (tambahan extra premi)
4. Ditunda
5. Ditolak
Semoga tambahan dari saya bisa membantu mbak Niken dan pembaca lain. Terima kasih
Hai Mas Yoseph, terima kasih banyak atas penjelasannya 🙂
Hlooo….mau infoin aja, di Prudential ada kok whole life dan term life…saya punya polisnya…
Oya? Info baru tuh buat saya. Jika tidak keberatan boleh dishare ya nama produk2nya biar jadi referensi untuk temen2 disini 🙂
Salam kenal mas jr. Saya berencana mau ikut asuransi kesehatan untuk bapak dan ibu saya. Bapak saya usia 56th dan ibu saya 46th. Apa sudah telat yah. Kira2 baiknya gimana yah? Maklum mas masih awam sekali soal asuransi. Terima kasih
Halo mbak, mohon maaf baru sempat reply. Utk asuransi kesehatan umumnya masih bisa cover sampai umur diatas 50 tahun, bahkan diatas 60 tahun. Namun memang ada keterbatasan dan perbedaan dalam perhitungan premi. Bisa coba hub beberapa agen asuransi yang menyediakan asuransi kesehatan ini. Pilihan lain bisa dicoba dengan BPJS Kesehatan.
Hi Rahma,
Membeli Asuransi kesehatan bagi orang tua anda yang berusia 46 dan 56 masih sangat memungkinkan. Bahkan beberapa produk Manulife masih menerima nasabah yang berusia 70 tahun.
Dalam hal premi sudah pasti lebih tinggi dibanding orang yang masih berusia muda.
Yang perlu diperhatikan adalah kondisi kesehatan calon tertanggung. Jika calon tertanggung sudah memiliki kondisi medis tertentu, wajib disampaikan kepada agen yg bersangkutan apa adanya. Hal ini untuk menghindari klaim ditolak atau polis diputus sepihak karena memberikan keterangan yang tidak sesuai kenyataan di kemudian hari.
Kita membeli asuransi agar hati dan pikiran menjadi tenang bukan malah menjadi tambah khawatir karena memberi pernyataan yg tidak benar, setuju?
selamat pagi bang, salam kenal, saya ayu..
mau tanya bang, untuk sekarang abang pakai asuransi TL nya dari perusahaan apa ya bang? dan nama produk asuransi nya apa?
apakah masih pakai asuransi TL dari AIA?
saya cari di web AIA, asuransi TL nya untuk grup, kalau individu di web nya tidak ada
kebetulan saya dan suami sedang2 mencari asuransi jiwa TL untuk suami saya
jadi bisa untuk bahan pertimbangan kami
terimakasih
Halo. Sekarang masih pake, tapi memang produk ini (namanya Executive Term) sudah beberapa tahun terakhir tidak dijual lagi. Jadi mereka hanya meneruskan proteksi utk nasabah eksisting saja. Jadi sudah tidak pernah saya rekomendasikan lagi 🙂
Hallo mba Ayu, ijin nimbrung, maybe saya bisa bantu. Saya dari Manulife punya produk term life. Silakan kontak ke seri_tarigan@manulife.co.id.
Terima kasih dan salam,
Halo, tadi di atas ada beberapa yang cari asuransi untuk lansia yaa.. Sebagai info, di tempat saya ada Maestro Optima Care, asuransi kesehatan murni (non unit link) dimana usia 80 thn masih bisa masuk, dan dicover hingga usia 99 tahun. Premi sangat terjangkau, untuk usia 30an preminya masih 500an ribu per bulan, untuk kamar private 1 bed standard dan limit 20 M, di Indo/Malay.
Selain itu, juga ada produk asuransi jiwa murni/tradisional dengan jenis Termlife (murah & hangus) dan Wholelife (Cair juga meskipun hidup di usia 100 thn, dan ketika berhenti juga ada dana tunai yang kembali, serta di usia 65 thn ada UP yang dicairkan duluan, yaitu 20% UP).
Kalau mau nanya2 dulu, boleh banget via email s.ovadya@gmail.com, atau untuk fast response bisa di 0811-delapan sembilan-2422.
Untuk penulis web ini, suka banget sama tulisan2 bapak di sini, sangat mencerahkan.. 🙂
salam kenal Bang JrPlanner, klo boleh di share skrg asuransi term life yang dipakai dan masih eksisting apa ya ? karena saya sedang mencari-cari
Kalo sekarang jujur saya cuma pake yg dari AIA, dan lagi mencari juga utk tambahan. Nanti saya share ya 🙂