Perkembangan Ekonomi Digital dan Peluang Startup di Indonesia

Pada tanggal 3-4 Oktober 2017 lalu saya berkesempatan menghadiri acara Konferensi dan Ekspo Indonesia Knowledge Forum VI, dengan mengangkat topik Elevating Creativity & Innovation Through Digital Collaboration.

Sama seperti IKF V tahun lalu dan tahun-tahunan sebelumnya, acara yang diselenggarakan oleh BCA Learning Center ini menghadirkan banyak pembicara terkenal dengan topik yang sangat menarik.

indonesia knowledge forum vi

Salah satu fokus saya pada acara kemarin adalah mengenai perkembangan ekonomi digital dan peluang startup di Indonesia. Seperti yang sama-sama kita ketahui, industri startup digital di dunia, termasuk startup Indonesia, belakangan ini bertumbuh dengan sangat luar biasa.

Namun bagaimana perkembangan startup di Indonesia ini bisa mendukung perkembangan ekonomi di dunia yang serba digital ini?

Startup Indonesia dan ekonomi digital

Pak Faisal Basri kembali menyampaikan beberapa pandangan beliau, seperti yang juga telah disampaikan pada acara Kafe BCA 7 lalu. Dari banyak indikator makro ekonomi yang beliau sampaikan, disimpulkan bahwa perekonomian Indonesia saat ini dalam kondisi “lesu darah, kedua jantung kurang optimal (perbankan dan APBN) serta kurang sinar matahari”.

Karena itu dibutuhkan suntikan “darah segar”, dimana salah satu alatnya adalah melalui ekonomi digital. Dan siapa yang paling berperan dalam ekonomi digital ini? Betul, startup Indonesia, yang diharapkan bisa mendorong terjadinya efisiensi dan mendorong eksplorasi di bidang-bidang baru dalam perekonomian Indonesia.

Apa itu digital?

Menurut Ibu Philia Wibowo, Presiden Direktur Indonesia McKinsey & Company, dari perspektif organisasi, ada 3 aspek inti dari digital:

indonesia knowledge forum vi

#1 Foundation

Digital dalam bentuk sederhana, dimana biasanya berbentuk seperti sistem yang terkomputerisasi dan penyimpanan berbasis digital, serta network dan konektivitas yang memungkinkan semua aspek perusahaan menjadi terhubung dan berjalan dengan lebih efisien. Teknologi digital disini berdampak pada semua lini, baik di perusahaan, pemerintahan, maupun kehidupan pribadi.

#2 Core

Improvisasi yang dilakukan pada back-end process dan front-end process. Pada aspek ini, organisasi berusaha untuk memasukan unsur teknologi digital dalam aspek bisnisnya. Pendekatan baru dalam praktek dan sistem dikombinasikan sebaik mungkin untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

#3 New Frontiers

Pada aspek ini, teknologi digital digunakan ke level yang lebih tinggi lagi, dimana perusahaan atau individu memanfaatkan teknologi ini untuk membuat produk dan jasa baru ataupun bisnis model yang benar-benar baru dan tidak terpikirkan sebelumnya.

Hal ini bisa dilihat jelas pada startup Indonesia seperti Gojek ataupun Tokopedia yang merubah dunia transportasi dan perdagangan ke dalam bentuk digital yang beberapa tahun lalu belum terpikirkan oleh sebagian besar orang.

Revolusi digital di Indonesia

Revolusi digital akhirnya terjadi di Indonesia. Bisa dilihat dari pengguna internet yang saat ini mencapai 123 juta orang, meningkat dar 67 juta orang pada 2015. Penggunaan cloud service pun meningkat, dilihat dari total pendapatan para vendor yang meningkat sebesar 30% (data 2014-2015).

Dari sisi internet of things (IoT) pun mengalami peningkatan dimana saat ini tercatat sekitar 40 juta unit peralatan elektronik telah terhubung dengan internet. Penggunaan big data dan advanced analytics pun meingkat pesat, dibuktikan dengan internet protocol traffic yang per 2016 telah mencapai 642 Petabyte (1 petabyte = 1 juta gigabyte) per bulannya.

Teknologi digital ini potensial memberikan peningkatan produktivitas dalam 3 area penting:

  • optimasi operasional; seperti improvisasi pada supply chain management
  • peningkatan pada kesehatan dan produktivitas
  • product development dan peningkatan penjualan

Inovasi digital dan kolaborasi perusahan & startup

Bruce Delteil, salah seorang direktur Indonesia McKinsey, menambahkan mengenai pentingnya perubahan dalam dunia usaha saat ini akibat adanya revolusi digital ini. Para “pemain lama” harus berperang dengan para pemain baru, yaitu startup, yang bisa beroperasi dengan lebih efisien dengan bisnis model yang lebih sederhana.

Contohnya adalah BBVA di Amerika yang membeli sebuah startup bernama Simple, yang kuat di dalam pemahaman akan basis konsumen. Daripada mengakuisi bank lain dengan bisnis model sama, BBVA memilih berkolaborasi dengan startup yang memiliki bisnis model yang berbeda namun dapat menambal kekurangan dari bank tersebut.

Mengapa startup bisa menjadi sukses?

Poin penting menurut Bruce, startup bisa menjadi sukses karena kemampuan dalam memberikan solusi dari setiap tahapan dalam proses customer’s journey secara cepat dan efisien melalui teknologi digital. Selain itu juga startup bisa beroperasi dengan fleksibel, tidak terlalu dibatasi oleh regulasi-regulasi baku, sehingga bisa beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan konsumen.

Peluang startup digital di Indonesia

Ekonom seperti Bapak Faisal Basri dan para konsultan dari McKinsey percaya bahwa masih banyak aspek dalam masyarakat Indonesia yang membutuhkan inovasi digital melalui industri startup sehingga mampu mendorong perkembangan ekonomi digital. Setiap customer’s journey pasti membutuhkan improvisasi secara terus-menerus.

Investasi startup Indonesia 2017

Pak Henky Prihatna dari Google Indonesia mendukung hal ini, dengan menggunakan beberapa data riset dari Google dan AT Kearney. Beliau mengatakan bahwa benua Asia saat ini menjadi kawasan nomor 2 (setelah Amerika Utara) yang menjadi sasaran investor dunia dalam bidang inovasi digital.

Di Asia, China masih menjadi tujuan utama para investor, namun kawasan Asia Tenggara mulai menanjak menjadi tujuan investasi global. Di Asia Tenggara sendiri, Indonesia telah menjadi pilihan nomor 2 setelah Singapura.

Sepanjang Jan-Aug 2017, nilai investasi investor asing di semua sektor di Indonesia telah mencapai USD 3 miliar, jauh meningkat dibandingkan nilai investasi sepanjang 2016 yang hanya sebesar USD 1.4 miliar. Dari total investasi di 2017 tersebut, investasi pada startup digital di Indonesia berada di urutan 3, dibawah investasi pada industri perminyakan dan pertambangan. Luar biasa bukan?

Investasi startup di Indonesia tersebut didominasi oleh 3 pemain besar: Gojek (USD 1.8 miliar), Tokopedia (USD 1.4 miliar) dan Traveloka (USD 500 juta). Ini adalah total nilai investasi sepanjang 2012-2017. Dan menurut riset ini, dari semua investor yang diwawancara, lebih dari 70% masih menganggap Indonesia sebagai pasar potensial untuk berinvestasi, khususnya di dunia startup digital.

Yang lebih menarik lagi, menurut para investor tersebut, di tahun-tahun mendatang bidang usaha yang akan menjadi favorit sebagai ladang bagi mereka untuk memutarkan uang adalah: financial technology dan healthcare.

Fintech is still in its infancy, but there is growing demand to transact online and to find alternatives to traditional banking or financial services – AT Kearney

There is an increasing demand for tech-enables consumer services, and healthcare is the largest untapped vertical – AT Kearney

Membangun startup di Indonesia bersama investor

Menariknya industri startup di Indonesia juga diwarnai dengan munculnya banyak sekali creative entrepreneurs melalui beragam startup di berbagai bidang, yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah yang timbul di masyarakat.

Permasalahan klasik yang timbul adalah: tidak ada modal. Yaiyalah, namanya juga startup, tentu banyak biaya yang harus dikeluarkan di awal tanpa ada jaminan bahwa usaha tersebut bisa langsung menciptakan penjualan ataupun keuntungan.

Jadi, peranan investor sangat dibutuhkan disini. Ada beberapa hal penting dan tips yang dibagikan oleh 2 orang investor startup Indonesia: Ashraf Sinclair (celebrity investor, 500 Startups) dan Sebastian Togelang (Kejora).

indonesia knowledge forum vi

Pasar startup Indonesia

Menurut kedua investor tersebut, saat ini Asia Tenggara menjadi pasar yang sangat menarik bagi investor, baik dari domestik maupun dari mancanegara. Terbukti, 500 Startups, perusahaan venture capital yang berbasis di Silicon Valley, juga sudah melebarkan sayap sampai ke Indonesia

Indonesia adalah pasar yang sangat atraktif, baik dari sisi populasi dan pertumbuhan penggunaan teknologi digital, maupun dari sisi banyaknya aspek yang membutuhkan improvisasi dengan bantuan teknologi digital. Sebastian Togelang sampai menyebutkan bahwa Indonesa adalah tambang emas potensial yang saat ini menjadi incaran investor dari seluruh dunia.

Hal yang dilihat investor dari startup

Meyakinkan investor untuk berinvestasi di usaha startup itu ternyata tidak gampang. Membutuhkan presentasi dan pembuktian yang lumayan panjang. Bukan itu saja, ada beberapa hal yang dinilai oleh investor sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam sebuah startup:

  1. Tim yang solid dan berpengalaman
  2. Timing
  3. Business model
  4. Teknologi yang digunakan
  5. Execution
  6. Market

Tips membentuk startup Indonesia yang menarik di mata investor

Sebagai penjabaran, berikut beberapa tips dari Ashraf dan Sebastian dalam menciptakan startup yang menarik di mata investor:

#1 Partner yang tepat

Tim yang solid dan partner yang saling mengisi adalah hal yang sangat penting. Selain itu pengalaman para personil juga menjadi penekanan lain. Menurut Sebastian, ini lah yang menjadi halangan utama dari para entrepreneur muda untuk masuk ke bisnis ini, dimana kebanyakan belum memiliki pengalaman apapun baik di dunia pekerjaan maupun di bidang yang ditekuni.

Bukan berarti tidak mungkin berhasil, tapi tim startup berisi mahasiswa memiliki peluang berhasil yang lebih kecil dibandingkan tim dengan personil yang telah berpengalaman. Karena itu maka inkubator-inkubator bagi startup menjadi penting untuk dikembangkan.

#2 Timing dan speed

Waktu yang tepat untuk masuk ke industri juga menjadi hal yang penting. Selain itu kecepatan dalam eksekusi pun merupakan fokus bagi para investor. Sebagus apapun ide yang ingin dikembangkan, tanpa diikuti oleh eksekusi yang cepat dan tepat maka tidak akan memberikan hasil yang optimal.

Terkadang idealisme untuk mencapai sesuatu yang sempurna di level awal menjadi hambatan untuk berkembang secara cepat.

#3 Think big and share

Berpikir besar dan jangan pernah takut berdiskusi tentang ide kepada siapapun. Jangan takut ide akan diambil karena passion dan eksekusi akan ide tersebut adalah hal yang menjadi pembeda dari setiap orang.

Keinginan untuk berbagi juga bisa menjadi sesuatu yang positif dimana kita bisa mendapatkan banyak masukan sekaligus tantangan ataupun tanggapan yang membangun untuk terus menyempurnakan ide dan bisnis model kita.

#4 Focus on value, not valuation

Nah, hal yang sering terjadi di kalangan pemilik startup Indonesia, fokus menghitung valuasi di tahapan awal. Menurut Ashraf dan Sebastian, perhitungan valuasi dari pemilik startup tidak akan berguna tanpa adanya “value” yang benar-benar tercermin dari kolaborasi tim startup.

Focus on value, not valuation – Sebastian Togelang (Kejora)

Sebaliknya, valuasi yang tinggi akan otomatis dihasilkan melalui bukti kinerja yang sesuai dengan rencana dan bisnis model yang dikembangkan.

#5 Don’t quit

Kegagalan adalah hal yang biasa di dunia startup. Yang terpenting adalah jangan menyerah saat gagal, namun belajar dari kegagalan untuk kembali memulai dan membangun sesuatu yang baru.

 

Demikian sedikit sharing dari acara Indonesia Knowledge Forum VI 2017. Terima kasih kepada BCA Learning Center atas konsistensinya dalam menyelenggarakan acara ini setiap tahunnya.

 

 

 

3 Comments

  1. dani October 5, 2017
    • JrPlanner October 6, 2017
  2. Berita Ekonomi Asia November 20, 2017

Leave a Reply