Perempuan dan Investasi

Mumpung masih dalam suasana hari Kartini, sekalian deh bahas topik yang cukup menarik tentang perempuan dan investasi. Kenapa menarik? Karena biasanya yang namanya investasi itu identik dengan dunia laki-laki. Kalo perempuan biasanya identik dengan mengelola uang untuk kebutuhan rumah tangga, menabung, membeli aset-aset yang tidak berisiko, dan kurang paham dengan dunia investasi.

Di sisi lain, laki-laki diidentikkan dengan hal-hal sebaliknya. Lelaki identik dengan bread winner, lebih paham dan selalu mencari tau tentang investasi terbaru, pintar mengelola dan lebih berani mengambil risiko dalam berinvestasi.

Dengan kemajuan jaman dan teknologi saat ini. benarkan pandangan itu masih bisa diterima?

Perempuan dan investasi: Perempuan Indonesia Jaman Now (Kontan)

Ada hal menarik dari berita utama di harian Kontan tanggal 21 April 2018 lalu. Judulnya saja sudah keren: Kartini jaman now melek investasi. Di berita itu disebutkan bahwa menurut data dari KSEI, dalam 4 tahun terakhir ini ternyata jumlah investor perempuan di pasar modal telah meningkat sekitar 1.000%, atau tepatnya 965%.

Jika sebelumnya perbandingan persentase investor laki-laki dan perempuan di pasar modal Indonesia adalah 70% berbanding 30%, maka saat ini perbandingan itu mulai menyempit menjadi 59% berbanding 41%. Per 16 April 2018 ini total investor perempuan di pasar modal sudah mencapai 476.772 orang. Luar biasa.

Dari segi demografi. berikut pembagian investor perempuan di pasar modal menurut jenis pekerjaan:

  • Pegawai swasta: 54.79%
  • Pelajar: 17.58%
  • Pengusaha: 13.17%
  • Pegawai negeri: 6.35%
  • Ibu rumah tangga: 4.78%
  • Pensiunan: 1.92%
  • Guru: 1.08%
  • TNI/Polisi: 0.33%

Ada beberapa hal yang menarik dari data di atas. Misalnya kenyataan bahwa saat ini ibu rumah tangga pun sudah mulai banyak yang melek investasi di pasar modal. Dan yang mengejutkan adalah banyak juga perempuan yang berstatus pelajar sudah memulai terjun untuk berinvestasi di pasar modal.

Bagaimana dengan investasi dalam produk reksa dana? Ternyata saat ini sekitar 43% investor reksa dana adalah perempuan. Dan menurut Vivian Secakusuma (Presdir BNP Paribas Investment Partners), perempuan saat ini juga mulai cermat dalam membagi portfolio investasinya. Dari total investasi perempuan di reksa dana, sebesar 35% merupakan investor perempuan yang berinvestasi di reksa dana saham, 35% di reksa dana campuran, dan sisanya di reksa dana pendapatan tetap.

[BACA JUGA: Beli reksa dana jaman now sudah semakin gampang. Simak 12 alternatif pembelian reksa dana secara online di jaman now]

Perempuan dan investasi: Wells Fargo Investment Institute

Karakter perempuan dan investasi di Indonesia ternyata sejalan dengan karakter yang sama di belahan dunia lain. Menurut sebuah riset yang dikeluarkan oleh Wells Fargo Investment Institute pada Juli 2017, diperoleh beberapa hasil yang menarik untuk dicermati.

When we surveyed investors, some say they are confident investors, but women were statistically more likely to rate themselves as less-experienced investors. We also found that women investors are more inclined to invest for the long term and stick to their investment plan

Wells Fargo Investment Institute (July 2017)

Dua hal menarik yang disimpulkan oleh riset Wells Fargo ini adalah: investor perempuan secara statistik menilai diri mereka sebagai investor dengan sedikit pengalaman, serta investor perempuan lebih mampu berinvestasi untuk jangka panjang dan berpegang pada rencana investasi yang telah disusun. Kenapa bisa begitu?

Perilaku investasi perempuan

Kedua kesimpulan di atas tadi diambil berdasarkan hasil studi Wells Fargo mengenai perilaku investasi dari para investor perempuan jika dibandingkan dengan investor laki-laki, sebagai berikut:

#1 Patience

Frekuensi investor perempuan melakukan trading instrumen investasi lebih sedikit daripada investor laki-laki. Kenapa? Karena investor laki-laki umumnya memiliki kepercayaan diri berlebihan terhadap kemampuan mereka menganalisa investasi. Semakin percaya diri seorang investor, semakin banyak frekuensi trading yang mungkin dilakukan. Akibatnya? Tentu saja berimbas pada biaya dan imbal hasil dari instrumen investasi yang digunakan.

Investor perempuan memiliki perilaku yang berbeda. Karena memposisikan diri sebagai less-experienced investor, dengan sendirinya tingkat kesabaran investor perempuan menjadi lebih tinggi. Implikasinya adalah frekuensi melakukan trading menjadi lebih sedikit. Akibat positifnya adalah biaya yang dikeluarkan otomatis lebih sedikit dan harapan memperoleh imbal hasil di jangka panjang menjadi lebih tinggi.

#2 Discipline

Temuan lain dari Wells Fargo adalah bahwa investor perempuan lebih disiplin dalam menjalankan rencana investasi sehingga investor perempuan memiliki risk-adjusted return yang lebih kuat daripada investor laki-laki. Studi dari platform Betterment juga mendukung hal ini, dimana investor laki-laki terbukti jauh lebih sering melakukan perubahan alokasi investasi daripada investor perempuan.

#3 Willingness to learn

Investor perempuan lebih mau untuk belajar dan meminta saran dari pihak yang dianggap lebih tau tentang investasi dibanding investor laki-laki. Hal ini juga sejalan dengan statistik dari blog CKM ini, dimana presentase visitor perempuan ternyata lebih banyak dari visitor laki-laki. Demikian juga dari jumlah pembaca yang memberikan komen dan bertanya melalui email, prosentasi perempuan sedikit lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.

Kesimpulan: Dengan perilaku seperti itu maka investor perempuan memiliki peluang untuk mampu menghasilkan imbal hasil yang lebih baik dari investor laki-laki.

Women are better investors: Fidelity Investment

Hasil yang lebih tegas mengenai investor perempuan dikeluarkan oleh Fidelity Investments, salah satu raksasa jasa keuangan di Amerika Serikat, melalui sebuah riset kepada lebih dari 8 juta nasabahnya.

Sumber: Fidelity Investments (fidelity.com)

Intinya, dari data yang dimiliki oleh Fidelity Investments, ternyata bisa ditarik 2 kesimpulan utama tentang investor perempuan dibandingkan dengan investor laki-laki:

  1. Investor perempuan memperoleh imbal hasil investasi rata-rata 6.4% per tahun, sedikit lebih tinggi dari investor laki-laki yang menghasilkan 6.0% per tahun.
  2. Secara rata-rata investor perempuan mengalokasikan 9.0% penghasilannya untuk diinvestasikan dibandingkan investor laki-laki yang mengalokasikan 8.6% penghasilannya.

Karakter investor perempuan menurut studi Fidelity

Hasil studi Fidelity ini juga menunjukkan beberapa karakter perempuan yang secara tidak disadari justru menjadi faktor utama yang membantu investor perempuan bisa memperoleh imbal hasil yang memuaskan dari portfolionya.

#1 Plan with purpose, think holistically.

Umumnya perempuan melakukan perencanaan keuangan berdasarkan tujuan jangka panjang untuk diri sendiri dan keluarga, sehingga cenderung bersifat lebih konservatif dalam melakukan investasi. Investor perempuan lebih cenderung membeli dan menyimpan saham daripada melakukan trading saat ada fluktuasi harga.

# Take on less risk

Investor perempuan cenderung menambah alokasi tabungan seiring dengan bertambahnya usia dibandingkan dengan investor laki-laki. Tidak banyak investor perempuan yang mengalokasikan mayoritas uangnya di aset berisiko seperti saham. Mereka lebih memilih melakukan diversifikasi risiko dengan menyebar investasi pada produk-produk lain termasuk tabungan.

#3 Practice patience

Sama seperti hasil riset Wells Fargo, saat membandingkan kecenderungan jual/beli saham, data Fidelity menunjukkan bahwa kecenderungan investor laki-laki melakukan trading saham adalah 35% lebih tinggi daripada investor perempuan.

#4 Education spurs action

Sejalan juga dengan hasil riset lainnya, investor perempuan lebih mau untuk terus belajar mengenai investasi. Hal ini terlihat dari peningkatan siginifikan pada keikutsertaan investor perempuan dalam program-program pelathan dari FIdelity (online dan offline).

Kesimpulan: Kekuatan investor perempuan

So, kesimpulan apa yang bisa ditarik dari berbagai hasil riset tentang perempuan dan investasi? Intinya, perempuan umumnya mempersepsikan diri tidak bisa atau tidak siap untuk melakukan perencanaan keuangan ataupun investasi. Namun sebenarnya hal ini justru menjadi kekuatan tersendiri bagi kaum perempuan untuk mengatur keuangannya sendiri.

Dengan karakter dasar yang cenderung menghindari risiko (dan melakukan diversifikasi), sabar, beriorientasi jangka panjang dan selalu ingin belajar menjadikan kaum perempuan sebagai sosok investor yang baik. Jangan langsung keder jika mendengar instrumen seperti saham, reksa dana, ataupun peer-to-peer lending dan Bitcoin sekalipun. Semua bisa dipelajari dan disesuaikan dengan karakter serta kebutuhan.

So buat semua kaum perempuan, masih takut untuk belajar perencanaan keuangan dan investasi? 🙂

Selamat hari Kartini..!!

Image: pixabay.com

One Response

  1. Crey April 29, 2018

Leave a Reply