Pentingnya dana darurat
Kita ngga pernah bisa mengontrol kejadian-kejadian yang akan terjadi, yang paling bijak yang bisa kita lakukan adalah merencanakan atau melakukan langkah antisipasi apabila kejadian tersebut kita alami. Kita ngga pernah tau kapan kejadian darurat akan menimpa kita, oleh karena itu akan sangat bijak kalo kita punya dana tersendiri untuk kejadian ini.
Kok harus punya dana tersendiri? Karena biasanya kejadian darurat (kantor kita tiba2 pailit dan harus tutup, kena PHK, kematian keluarga dekat, dll) akan langsung menyedot kas kita secara cepat sehingga akan sangat aman apabila kita bener2 membuat dana darurat ini terpisah dengan dana tabungan lainnya.
Cara menghitung dana darurat
Lalu, berapa dana yang harus disiapkan? Dan bagaimana cara menghitung dana darurat? Agak sedikit membutuhkan kemauan dan kedisiplinan untuk menyiapkan dana darurat ini.
Menurut consensus para financial planner professional di Indonesia, bagi temen2 yang masih single, cukup mengalokasikan 1-3 kali biaya hidup kalian per bulannya.
Bagi yang berkeluarga, tentunya nilai dananya harus semakin besar, antara 4-6 kali biaya hidup. Bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki 1 orang anak (2 tanggungan), nilainya berkisar antara 6-12 kali biaya hidup. Jadi, semakin banyak anggota keluarga, semakin banyak pula dana darurat yang harus disiapkan.
Jangan berinvestasi sebelum dana darurat terkumpul…
Dana darurat: prioritas utama
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mempunyai dana darurat ini pertama kali atau memprioritaskan dana ini di atas investasi lainnya. Atau dengan kata lain, jangan berinvestasi dulu sebelum dana darurat ini terkumpul di level yang cukup.
Dan sebaiknya, dibuat dalam rekening terpisah dengan rekening tabungan dan harus likuid, artinya kapan saja kita membutuhkan dana ini tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dicairin, kalo bisa sih langsung tarik ATM, gampang dan ngga repot.
Penempatan dana darurat
Menurut gw sih sebaiknya di taro di rekening tabungan aja, karena kalo deposito (taro kata jangka waktu 1 bln) atau reksadana, ada tambahan waktu or hari yang dibutuhkan untuk mengurus administrasinya. Gimana kalo butuh duitnya tengah malam, weekend pula?!
Buat contoh aja, dana darurat keluarga gw diendapin di Citibank yang kebetulan waktu itu lagi ada promo roduk Maxi Save, dengan bunga 5.25% / tahun (saingan ama deposito nih) dan free admin fee. Pake ATM pula, mantap banget ngga tuh?!
Yah sebenernya sih emang kbetulan waktu itu Maxi Save adalah produk tabungan dengan bunga tertinggi yang gw tau (tapi tetep masih dalam range penjaminan LPS). Sekali lagi ini bukan promosi, tapi hanya sharing aja. Kalau memang ada promotion fee yang disediain buat gw, dengan tangan terbuka gw ga nolak, hehehe…
Pemilihan instrumen dana darurat
Tapi belakangan ada beberapa bank asing yang nawarin produk tabungan dengan bunga yang tinggi juga, so layak juga untuk dijadiin pertimbangan bagi temen2 yang lagi berencana menyusun dana ini. Hanya yang perlu diingat:
1. Jangan pernah masukin di produk tabungan yang nawarin bungan di atas suku bunga penjaminan LPS.
2. Jangan juga masukin di produk tabungan yang nerapin syarat untuk tidak boleh ditarik dalam jangka waktu tertentu walau pun dengan iming2 imbalan hadiah tertentu.Kenapa? Karena pada dasarnya dana darurat bukan berfungsi sebagai investasi, tapi murni hanya berupa dana likuid sebagai persiapan agar pada saat beneran ada kejadian darurat, maka kita:
1. Ngga tambah panik dengan adanya extra dana yang harus keluar
2. Ngga ngerepotin orang lain or ngarepin bantuan dan sumbangan keluarga / temen.
3. Ngga perlu khirnya terpaksa ngutang, Ini yang amit2 apal;agi sekarang gampang banget narik tunai di kartu kredit dan makin banyak tawaran kredit tanpa agunan (KTA) dari berbagai bank dengan bunga selangit.So, mari menyusun dana darurat. We’re just ordinary family with big dreams. That’s why we do financial planning. Financial should be FUN…!!
1. Jangan pernah masukin di produk tabungan yang nawarin bungan di atas suku bunga penjaminan LPS.
2. Jangan juga masukin di produk tabungan yang nerapin syarat untuk tidak boleh ditarik dalam jangka waktu tertentu walau pun dengan iming2 imbalan hadiah tertentu.Kenapa? Karena pada dasarnya dana darurat bukan berfungsi sebagai investasi, tapi murni hanya berupa dana likuid sebagai persiapan agar pada saat beneran ada kejadian darurat, maka kita:
1. Ngga tambah panik dengan adanya extra dana yang harus keluar
2. Ngga ngerepotin orang lain or ngarepin bantuan dan sumbangan keluarga / temen.
3. Ngga perlu khirnya terpaksa ngutang, Ini yang amit2 apal;agi sekarang gampang banget narik tunai di kartu kredit dan makin banyak tawaran kredit tanpa agunan (KTA) dari berbagai bank dengan bunga selangit.So, mari menyusun dana darurat. We’re just ordinary family with big dreams. That’s why we do financial planning. Financial should be FUN…!!
Image: http://media.beam.usnews.com
Hi junior planner… Nice writing 🙂 Kebetulan topik financial planning sekarang lagi hangat2nya di keluarga muda gw :)Ditunggu postingan selanjutnyaa 🙂
Kira-kira berapa ya dana darurat yang ada di level aman untuk keluarga muda dengan 1 anak dibawah 1 tahun? Ada email ga mas/mba..? Jd pengen nanya2 nih.. Hehe..
Hi ratie. Kalo merujuk ke pendapat para financial planner, level aman dana darurat bagi keluarga 1 anak sebaiknya minimal berada di level 6x penghasilan per bulan. Tapi kalo menurut saya, sebaiknya bukan dihitung dari gaji tapi dari biaya bulanan aja. Ini juga yg saya praktekkan di keluarga saya, mengingat dari penghasilan tersebut sudah ada porsi untuk nabung, shopping, biaya bensin, dll (kebutuhan tersier)yang sebenarnya tidak akan keluar jika kita berada dalam keadaan “darurat”. Dengan demikian maka ngga akan terjadi penumpukan dana berlebihan di rekening dana darurat, mendingan juga diinvestasiin sambil terus menjaga level dana darurat yang aman (kan biaya hidup meningkat terus). Btw thanx udah baca2 sharing saya, mudah2an berguna…
so it means… kita jangan investasi dulu ni sebelum punya yang namanya dana darurat itu…wah wah masalahnya untuk bisa memenuhi dana darurat yang dimaksud butuh berbulan2 dunk…
atau menurut jr. planner kalau dananya dibagi gimana? ada yang dsisihin buat target dana darurat, ada yang buat invest… atau memang harus semua difokusin ke dana darurat? which one is better?
Sebaiknya sih begitu yah. Tapi ngga apa2 juga sih kalo cash yg ada sebagian dijadikan dana darurat dan sebagian lagi utk investasi. At least bisa mengcover biaya beberapa bulan aja dulu. Selanjutnya, buatlah investasi rutin skaligus cicilan tabungan utk dana darurat. Sama aja kasusnya dgn dana darurat yg terpakai utk keadaan darurat, usaha utk mengembalikannya ngga perlu sampe mengganggu investasi rutin, tapi dicicil aja bersamaan.
Hi JP, mu ty lagi ya… (mdh2an gak bosen…)
Trs terang bgtu nemu blog ini, lgs suka bgt krn bikin melek ‘financial’, coz sy bnr2 buta bgt ama yg bginian.
Sy sprtinya agak telat dlm family financial planning jangka panjang. Tp gpplah, gak ada kt terlambat kn ya??
Saat ini trs trg kami gak py yg namanya ’emergency fund’keluarga, ‘asuransi term life’ & ‘pension saving’ utk suami. Pdhl stlh bc blog ini trnyt itu penting bgt bwt masa dpn… Yg sy py skrg hy tabungan pendidikan jangka pendek (sy sesuaikan dgn yg akan dihadapi dlm wkt dkt).
Skrg sy mau mulai menata family financial planning jangka pjg, tp sebaiknya mana yg hrs sy dahulukan ya? memulai nabung emergency fund atw mulai ikut asuransi TL? Atw mesti berbarengan? Mengingat suami sy (umur 31 thn) pencari nafkah tunggal dan kami sdh py 1 anak balita yg sdh msk playgruop. FYI suami sy dr kntr hy dpt jamsostek&asuransi kesehatan dirinya saja. Oy, satu lagi, apakah jamsostek itu sdh trmsk asuransi jiwa? Maaf ya klo kepanjangan… Mohon pencerahannya… Thx…
Hi Bunbunakira, maaf yah telat bales. Gpp kok kalo nanya, saya justru seneng ada temen diskusi. Malah saya yg minta maaf krn belakangan jarang bisa akses blog.
Kalo mengenai dana darurat dan asuransi, sebenarnya ada beberapa sudut pandang mengenai ini. Tapi kalo saya pribadi, saya lebih memilih untuk memiliki dana darurat dulu untuk 1-2 bulan gaji/biaya bulanan, kemudian baru membeli asuransi jiwa. Setelah itu baru nabung rutin untuk mencapai target dana darurat. Asuransi ini menjadi penting karena suami adlh satu2nya pencari nafkah keluarga. Namun jangan sampai juga kita ngabisisn semua cash kita untuk beli premi asji tanpa ada buffer untuk mengcover kebutuhan mendadak.
Mengenai Jamsostek, benefitnya termasuk juga melindungi jiwa, tapi sepengetahuan saya uang pertanggungannya relatif kecil.
Demikian jawaban saya, semoga membantu. Dan jangan segan untuk berdiskusi lagi yah…
waaa… tengkyuw bgt ya advice-nya… mdh2n ntr bs sy aplikasikan&sesuaikn dgn kondisi sy… thx skl lg…