Deposito vs inflasi. Seringkali kita dengar banyak perkataan orang bahwa berinvestasi di deposito itu merugikan karena bunganya kecil sehingga secara umum nilai uang kita akan tergerus oleh inflasi.
Benarkah demikian? Apakah anda juga termasuk orang dengan pemahaman bahwa investasi di deposito tidak menguntungkan karena ada faktor inflasi?
Well, ternyata ngga selalu demikian lho. Ada kondisi-kondisi tertentu yang membuat pernyataan di atas tidak selalu berlaku. Kita bahas dikit yuk.
[UPDATE Feb-2017] Pembahasan mengenai inflasi dan instrumen investasi berisiko rendah yang bisa digunakan melawan inflasi bisa disimak Inflasi dan Cara Aman Mengatasinya]
Bunga deposito vs inflasi
Suku bunga deposito
Pernyataan bahwa deposito tergerus inflasi hanya benar jika bunga bersih deposito lebih kecil daripada tingkat inflasi. Setuju kan yah?! Kita semua tentu tau berapa tingkat bunga deposito, informasinya gampang diperoleh.
Bisa dilihat juga disini. Umumnya bank besar memberikan bunga deposito yang relatif lebih rendah dibanding bank-bank menengah dan kecil. Tapi tidak masalah, selama suku bunga yang ditawarkan masih sesuai dengan Penjaminan LPS (per saat ini masih 5.5% untuk bank umum), maka tidak ada yang perlu dikuatirkan secara berlebihan jika memutuskan untuk menggunakan deposito dari bank menengah.
Pertanyaannya, apakah kita tau tentang tingkat inflasi saat ini? Ada yang suka memantau pengumuman inflasi di BPS atau di media masa setiap bulannya? Saya yakin sangat sedikit dari kita yang melakukan hal itu.
Contoh perbandingan deposito vs inflasi
Jadi, kembali ke topik kita, apakah deposito selalu tidak menguntungkan dengan mempertimbangkan inflasi? Mari kita bahas. Untuk pembahasan ini, saya membatasi jangka waktunya sepanjang 2 tahun terakhir saja.
Perbandingan di 2011
Data BPS, di tahun 2011 tingkat inflasi tercatat hanya sebesar 3.79% (dibandingkan dengan Desember 2010). Saat yang sama, BI rate tercatat sebesar 6%/tahun. Saya tidak mempunyai data persis tentang suku bunga penjaminan LPS, namun harusnya sama atau pun sedikit dibawah BI rate.
Jika kita asumsikan BI rate sama dengan suku bunga LPS, maka pada tahun 2011 tersebut suku bunga bersih deposito (setelah pajak 20%) adalah sebesar 4.8%. Ini tepat 1% lebih tinggi diatas inflasi.
Artinya? Sepanjang 2011, nilai uang kita jika diinvestasikan di deposito akan bertambah secara nilai sebesar 1%. Tergerus inflasi? Secara fakta, tidak.
Perbandingan di 2012
Bagaimana dengan 2012? Kembali kita lihat data BPS. Selama periode Januari – Oktober 2012, total inflasi dicatat sebesar 3.66%. Jika disetahunkan secara sederhana, diperkirakan angka inflasi di akhir tahun 2012 adalah sebesar 4.39%.
Bagaimana dengan suku bunga deposito? Saat ini suku bunga penjaminan LPS ada di angka 5.5%, sedikit dibawah BI rate 5.75%. Artinya, suku bunga bersih deposito yang dijamin adalah sebesar 4.4%. Angka ini sama persis dengan angka perkiraan inflasi di akhir tahun.
Artinya, nilai uang investasi di deposito pada akhir 2012 akan tetap terpelihara di level yang sama dengan akhir 2011. Ada nilai yang tergerus disini? Tidak ada. Pada kasus ini, deposito menjadi instrumen storage of value yang baik.
Kondisi seperti dua contoh di atas akan terus bertahan seperti itu jika pemerintah selalu menjadikan inflasi sebagai target kebijakannya, yaitu dengan menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi. Salah satu contoh, menurut yang saya dengar, suku bunga deposito pernah mencapai 70an persen saat krisis moneter di tahun 1998, yang ditujukan untuk menjinakkan inflasi yang saat itu berkisar di angka 60an persen.
Kesimpulan
Kesimpulannya, deposito masih menjadi instrumen investasi yang tepat untuk tujuan jangka pendek (<3 tahun) karena keamanan, kestabilan dan kemampuan untuk mengimbangi inflasi (tidak selalu berlaku untuk produk deposito semua bank).
Dengan demikian, jangan menjadikan alasan “tergerus inflasi” sebagai pendorong untuk berinvestasi di instrumen lain yang berisiko tinggi untuk tujuan keuangan jangka pendek. Malah jika memiliki informasi mengenai bank perkreditan rakyat (BPR) yang bagus, tidak ada salahnya membuka deposito lewat mereka. Saat ini suku bunga penjaminan LPS untuk BPR ada di level 8% per tahun (net 6.4%). Wow….
Sekian.
Image:Â http://i.dailymail.co.uk
hai jrplanner,,
aku mau minta saran deh..
sekarang ini lagi ngumpulin buat dana persalinan dulu nih yang tgl 4 bulan lagi..terus udah terkumpulah uang cash beberapa rupiah…
nah kadang gatel aja ama tuh uang cash yang dibiarin gitu aja disimpen ditabungan biasa, kalo di deposito-in cocok ga yah?
mohon saran dan tanggapannya
thanks
Cocok aja sih mbak, lumayan lah tambahan bunganya utk 4 bulan walopun mungkin ngga seberapa. Nanti deket2 waktu melahirkan bisa dicairin, mungkin masuk minggu 38 atau 39. Untuk jaga2 aja kalo harus melahirkan tengah malam atau weekend dan RS membutuhkan deposit, sedangkan pencairan deposito harus dilakukan di hari kerja. Alternatif lain bisa menggunakan reksadana pasar uang, terlebih jika masih terus mengumpulkan dana setiap bulannya, namun pencairannya membutuhkan antara 1-3 hari kerja.
Semoga semua proses sampe persalinannya berjalan lancar yah 🙂
Amiiiiinn…
makasih banget buat saran dan tanggapannya yaaa..
really appreciate it :))
Thx ya…sangat bermanfaat info nya
Menurut saya artikel ini bagus, kemudian saya share artikel ini di salah satu forum, tetapi hasilnya dikritik pedas oleh member lain.
ladyprimadewi
Beryl
Join Date: Jun 30, 2010
Location: Semarang
Posts: 1,865
@adeprimadewi
Default Re: Investasi Reksadana
Ni artikelnya, menrtku menyesatkan
1) ga djelaskan inflasi apa tuh yg cuma dbwh 5%
2) semakin tinggi bunga bank = NOT A GOOD SIGN!!!
3) BPR banyak yang dlikuidasi
4) thn ini dposito ±4-5 saja. Pajak 20% jadi net ±3.6-4%
Oh Come on!!
Walaupun artkel lain d blog tsb bgus,artikel 1 ini menyesatkan.
Hahaha… Thanks for sharing. Ini mah memang butuh dibaca bener2 dulu jika ngga mau salah nanggepin. Biar ga dianggap menyesatkan (kok bisa yah?), coba saya uraikan lagi yah satu per satu, dimana sebenarnya secara data sudah saya sampaikan lengkap dgn sourcenya (bisa dicek sendiri sesuai dengan periode nya).
1. Inflasi 2012 yg saya rujuk adalah inflasi year to date yg dipublikasikan secara rutin (bulanan) oleh BPS. Utk 2011 malah inflasi tahunan resmi dari BPS. Saya pikir cukup jelas dan bisa didouble cek di web BPS atau media lain. Di 2013 ini barulah inflasi meningkat seiring dengan kenaikan BBM. Jika memantau data ekonomi dengan rutin harusnya tau mengenai data inflasi periode 2011-2012 tersebut.
2. Tingkatan bunga bank tidak bisa dipandang sebagai sesuatu yg buruk atau bagus, tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Secara singkat, dari sisi moneter, suku bunga rendah bagus untuk memacu perekonomian sedangkan suku bunga tinggi digunakan utk mengendalikan perekonomian/inflasi, seperti yg saat ini dilakukan oleh BI. Karena itu butuh argumentasi lebih utk mengenluarkan pernyataan seperti komen diatas.
3. Ada data mengenai banyaknya BPR yg dilikuidasi? Berapa % nya dibandingkan dengan total BPR dlm industri? 🙂 Saya paling menghindari memberikan komentar tanpa didukung data pasti. Lagian kan ada LPS disitu. So penting utk dipahami dulu bagaimana LPS bekerja sebelum memberikan judgement 🙂 Memang pemilihan BPR ini tdk bisa dilakukan dengan sembarangan krn lebih berisiko dibanding bank umum, dan jelas itu sudah saya tuliskan juga di tulisan diatas.
4. Dari link yg saya berikan diatas, bisa diperoeh informasi mengenai berapa rate deposito per hari ini (rata2 5.1-5.9%, periode 1 s/d 12 bulan). Pada saat tulisan ini dibuat, suku bunga deposito rata2 berada sedikit dibawah itu. Di tulisan diatas pun jelas saya tuliskan ttg bunga bank setelah pajak (net), kemudian baru dibandingkan dengan inflasi. Jika dibaca tulisan saya dengan lengkap, akan ditemukan perbandingan dengan data aktual mengenai suku bunga dan inflasi dan arah pembahasan yg saya tekankan.
Overall, tulisan ini tidak dimaksudkan utk mendewakan deposito. Hanya berusaha memberikan fakta mengenai pernyataan orang ttg deposito yg kalah dengan inflasi. Dari DATA yg saya kumpulkan, terbukti bahwa pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar, apalagi di tahun 2011-2012 dimana tingkat inflasi di Indonesia relatif rendah (bisa dicek di website BPS atau simply digoogling aja). Utk tahun 2013 belum tentu berlaku dgn mempertimbangkan inflasi yg mungkin akan melebihi BI Rate.
Dan saran saya, dlm kondisi seperti tulisan saya di atas, maka deposito bisa menjadi pilihan investasi JANGKA PENDEK, bukan utk jangka panjang.
Pembahasan mengenai BPR ditujukan utk membuka wawasan kita mengenai produk di luar bank umum yg juga masuk dalam penjaminan LPS.
Semoga menjelaskan yah. Tidak ada maksud sedikit pun utk menyesatkan, namun kalo pun mau dituduh menyesatkan, mohon diberikan argumentasi yg berdasarkan data akurat dan pemahaman akan data tsb. Saya akan senang hati berdiskusi mengenai hal ini, sekalian belajar, hihihi…
Thanks yah.
Ini Menyesatkan! Coba Buka link bi.go.id atau browsing ke link lain. mengatakan inflasi 8,37 % sedang bunga deposito 5 sp 6% . Berarti tergerus inflasi
Waduh, saya dituduh menyesatkan, hehehe… Mohon maaf nih kalo ada yg salah persepsi kalo cuma baca dari judul atau paragraf2 awal tulisan ini. So, saya harap tulisan saya ini dibaca secara utuh, termasuk membaca link2 yg saya pasang. Saya jadi terkesan nulis tanpa data gini, hihihi…
Coba saya jelaskan sedikit ya mengenai tulisan saya ini.
Pertama, tolong diperhatikan waktu penulisan artikel ini (Nov 2012), dimana kondisi makro ekonominya berbeda dgn saat ini (Dec 2013). Krn kita membicarakan variabel yg berubah sesuai kondisi perekonomian maka timeframe pembicaraan penting utk diperhatikan.
Kedua, yg saya tekankan disini adalah TIDAK SELAMA nya bunga deposito berada di bawah inflasi. Kebetulan pada 2011 dan 2012, dalam pengamatan saya yg didukung oleh DATA nyata pada saat itu, keadaan di tahun 2011 dan 2012 membuktikan fenomena tsb. Karena itu di akhir paragraf kedua saya tuliskan bahwa tulisan ini dibatasi dgn data 2 thn terakhir saja (sekali lagi, merujuk ke tahun penulisan Nov 2012, shg data yg dimaksud adlh 2011 dan 2012).
Ketiga, dari link yg saya gunakan, teman2 bisa mengetahui bahwa saya merujuk pada 3 sumber data: Lembaga Penjamin Simpanan (sbg rujukan yg lebih spesifik utk suku bunga bank), Biro Pusat Statistik (sbg lembaga yg bertanggung jawab utk menghitung inflasi; BI hanya menggunakan data dari BPS) dan data Kontan ttg tingkat deposito (yg sayangnya saya lupa kalo data ini benar2 real time dan tidak ada historisnya, hehehe).
Oke, utk membahas mengenai inflasi, saya kasih link BPS ttg inflasi historis di Indonesia http://www.bps.go.id/aboutus.php?inflasi=1. BPS adalah satu2nya lembaga yg bertanggung jawab menhitung inflasi di Indonesia, dimana semua sumber lain (termasuk BI) pasti hanya merujuk kepada data mereka. Saya terangkan dikit mengenai data ini, krn susah nih kita berargumentasi jika kita sendiri tidak memahami data yg dipakai 😉 Dari data resmi BPS ini, INFLASI RESMI di Indonesia thn 2010 adlh 6.96%, 2011: 3.79%, 2012: 4.30%. Ini persis sama dgn angka inflasi yg dipakai dlm tulisan saya (yaiyalah, source nya dari BPS juga, kecuali utk 2012 yg saya cut di Okt12 krn tulisan ini dibuat di Nov12).
Di 2013 sendiri, sampai dgn Nov13, inflasi tercatat sebesar 7.58%. Gimana cara ngitungnya? Simply dijumlahkan saja angka2 inflasi bulanan Jan-Nov13. Ini disebut inflasi year to date. Trus kenapa BI bisa bilang inflasi sebesar 8.37% di Nov13? Perhatikan, BI menggunakan note “yoy” di belakang angka inflasinya. Artinya, inflasi year on year. Ini perhitungan inflasi dgn membandingkan harga di bulan Nov13 dgn Nov12 yg lalu, karena belum tersedia data inflasi secara total (12 bulan) utk 2013. Cara ngitungnya gimana? Tentu saja angka BPS lagi yg dipakai. Di link saya td, coba teman2 hitung pertumbuhan angka IHK di Nov12 ke Nov 13. Hasilnya? Persis 8.37%. Oke, itu sedikit keterangan mengenai cara menghitung inflasi. Sekarang teman2 mengerti bahwa angka inflasi berubah2 setiap periode dan tidak bisa digeneralisir hanya dari 1 point of time.
Nah, sekarang kita bandingkan dengan bunga deposito. Untuk 2013, dimana inflasi meningkat tinggi sejak Juli 2013 krn kenaikan BBM di akhir Juni 2013 (Ini juga berdasarkan data lho, ga asal ngomong 🙂 Perhatikan link BPS tadi, teman2 akan menemukan buktinya di kenaikan angka inflasi Jul13), otomatis bunga deposito menjadi lebih rendah dari inflasi. Yes, kondisi saat ini, semua orang termasuk saya, sepakat bahwa BUNGA DEPOSITO secara umum TERGERUS INFLASI. Namun yg perlu ditekankan disini, kondisi seperti ini tidak berlaku saklak lho. Ada saat2 dimana hal tersebut terbukti sebaliknya. Sama seperti dulu semua orang selalu bilang kalau harga emas selalu naik, tapi ternyata hal sebaliknya yg akhirnya terjadi dlm 2 thn terakhir.
Berbicara mengenai suku bunga dan inflasi pun tidak lepas dari kebijakan BI (sbg penanggung jawab kebijakan moneter) dan perbankan pada umumnya. Contohnya saat inflasi tinggi dan BI ingin mengontrol inflasi tsb, maka suku bunga bisa dinaikan melebihi inflasi agar money supply menjadi terjaga. Di tulisan diatas saya mengambil contoh kejadian nyata di thn 1998 lalu. Jika pemerintah ingin menggairahkan perekonomian maka suku bunga ditekan di level rendah utk meningkatkan investasi.
Di level perbankan, persaingan mencari dana nasabah membuat bank2 medium kecil harus berani menawarkan suku bunga tinggi utk menjaring nasabah. Wajar saja, kenapa nasabah harus memilih bank kecil kalo suku bunga yg ditawarkan sama saja dgn bank2 besar dgn layanan prima, teknologi canggih, cabang dan atm dimana2? Akhirnya yg terjadi adalah bank2 ini berani menawarkan bunga tinggi, lebih tinggi dari bunga penjaminan LPS, utk menarik nasabah. Memang berisiko krn dana nasabah tidak mendapatkan jaminan pemerintah, namun disini bank mempertaruhkan nama baik dan reputasi sbg jaminannya. Apalagi kalo dana nasabahnya gede, sudah pasti ada special rate yg akan diberikan. Mau bukti? Coba aja browsing, ga enak ngomong merk, hehehe. Saya minggu lalu jg kaget lho, saat bank tempat saya berinvestasi (sebuah bank asing asal Australia) mengirimkan statement reksadana dimana amplopnya bergambar promo suku bunga deposito sebesar 11%. Walopun ada syarat dan ketentuan berlaku, tetep aja itu suku bunga yg tinggi. Stlh dipotong pajak pun tetap aja berada di atas inflasi sampai Nov 2013.
Satu lagi, suku bunga deposito di BPR. Emang sih ga bisa sembarangan memilih BPR. Tapi, dana kita di BPR pun dijamin lho oleh LPS sampe maksimal bunga 9.75% per Des 2013 ini (net 7.8%, masih di atas inflasi year to date s/d Nov13). Jgn dimasalahin BPR nya dulu yah, fokus ke bunga penjaminan LPS aja dulu. Jadi inget ada temen yg berapi2 menentang BPR tanpa sedikitpun mengerti apa itu LPS dan suku bunga penjaminan LPS, hehehe..
Well, akhir kata, argumentasi saya ini didasarkan oleh data2 yg bisa ditelusuri sendiri oleh teman2. Mohon maaf jika gaya bahasanya menimbulkan perbedaan persepsi bagi beberapa teman. Namun kalo boleh minta tolong, mohon tulisan saya ini dibaca secara keseluruhan, termasuk juga diperhatikan link2 yg saya gunakan dan tanggal posting artikel sehingga pembicaraan kita dapat berjalan dalam timeframe yg sama.
Moga2 artikel ini tidak disalahgunakan juga oleh para marketing deposito, hehehe. Karena buat saya, DEPOSITO tetap menjadi salah satu pilihan INSTRUMEN INVESTASI JANGKA PENDEK yang bagus untuk kita, namun TIDAK UNTUK JANGKA PANJANG. Ada instrumen2 lain yg bisa digunakan untuk mengalahkan inflasi dan mencapai hasil yang lebih maksimal dlm jangka panjang.
Oiya, terima kasih utk Aya atas komennya 🙂 Sekian.
Baru nyadar udah 2 orang yg nuduh saya menyesatkan, dan dari komennya keliatannya teman2 tsb agak salah memahami mengenai konsep inflasi dan suku bunga secara umum. So, jika ada teman-teman yg masih merasakan ganjalan ttg tulisan saya, silakan email contact number yg bisa dihub ke tofan.saban@gmail.com, nanti akan saya hubungi agar kita bisa berdiskusi dengan lebih jelas. Cape juga nih ngetik panjang2 utk menerangkan ttg konsep2 dasar inflasi dan suku bunga. Mendingan ngobrol langsung aja lah, hehehe…
saya msh tergolong newbie lho saya terjun ke dunia investasi sejak bulan september 2013 saya jd tau konsep2 inflasi. yg mengatakan menyesatkan berarti kurangnya atau jarang mengikutti perkembangan berita. saya yg baca sekilas pun sudah tau krna sering buka web bi.go.id dan lps dan mengikuti perkembangannya ternyata ada periodenya untuk perubahan suku bunga dll.
lanjutkan pak, saya salut sama bpk masih sabar menghadapi kritikan pedas hehe
Hahaha, thanks yah. Selama niatnya cuma sharing ya gpp lah, toh data2 saya lengkap dan semua saya sebutkan di tulisan tsb. Saya juga yakin kok temen2 yg komen seperti itu cuma salah paham saja, tidak bermaksud kenapa2. Kadang penjelasan lewat tulisan bisa bikin orang salah persepsi, hehehe…
Saya setuju dengan kesimpulan anda bahwa deposito cocok utk investasi jangka pendek. Setuju bahwa deposito aman, setuju juga bahwa deposito relatif stabil, tapi saya tidak setuju dgn alasan anda bahwa deposito mampu untuk mengimbangi inflasi.
Anda ambil data dari 2011 & 2012, dimana kedua tahun tsb merupakan anomali kondisi ekonomi dengan angka inflasi sangat rendah. Oleh karena itu banyak yg mengatakan tulisan anda menyesatkan. Saya paham bahwa artikel anda menyajikan bahwa tidak selamanya angka inflasi unggul dibanding bunga deposito, sayangnya gaya bahasa anda mudah utk disalah artikan.
Keunggulan deposito sbg instrumen jangka pendek adalah dapat segera dicairkan saat bunga inflasi menanjak dan memungkinkan investor untuk mencari instrumen lain yg memberikan return lebih tinggi.
Terima kasih banyak untuk masukannya. Namun sedikit mengklarifikasi, di tulisan tsb saya tidak pernah menulis bahwa deposito mampu mengimbangi inflasi, apalagi dalam artian “selalu terjadi”. Pernyataan yg mau saya bahas di tulisan tersebut sebenarnya ada di paragraf 2: “Jadi, kembali ke topik kita, apakah deposito selalu tidak menguntungkan dengan mempertimbangkan inflasi?” Kemudian di paragraf ke 4 saya tutup dengan penegasan: “Pada kasus ini, deposito menjadi instrumen storage of value yang baik”. Anda benar bahwa kebetulan kondisi inflasi di 2011 dan 2012 ada di level rendah, dan sebenarnya itulah alasan kenapa saya membuat tulisan ini dengan mengambil kasus hanya di tahun 2011 dan 2012, untuk menjelaskan bahwa tidak selalu bunga deposito kalah dari inflasi. Dengan mencermati perubahan inflasi, return investasi di instrumen-instrumen yg umum serta juga tingkat bunga deposito di suatu saat, bisa membantu kita untuk menentukan strategi investasi yang tepat di suatu kondisi tertentu.
Memang setelah saya telaah lagi kemungkinan besar anda benar, masalahnya ada di gaya bahasa, apalagi di paragraf2 awal. Terkesan membanggakan deposito dan mengecilkan arti investasi sehingga gampang disalahartikan, hehehe. Well, terima kasih sudah bisa mengerti dan memberi masukan. I really appreciate it.
Dan sekali lagi saya mohon maaf jika terjadi salah pengertian seperti ini dan saya sangat menghargai diskusi untuk meluruskan maksud tulisan saya.
Terima kasih 🙂
Hahaha, salut dengan kesabarannya dan terbukti penulis sangat bertanggung jawab. Setiap komen yang saya lihat dilakukan dengan kurang enak dan nampaknya karena belum terlalu paham isi artikel, ditanggapi dengan profesional sekali. Tidak ada sahutan balik ya? Hehehe.
Terima kasih untuk blog ini, saya banyak belajar dan terbantu sebagai orang yang belum mengerti sama sekali perihal personal finance.
Terima kasih juga Mbak 🙂 Semoga bermanfaat…
Kalau deposito valas itu bagaimana? Menurut info yang saya dapat deposito valas selalu untung dan tahan terhadap inflasi. Mohon penjelasnya
Tergantung juga dengan kebutuhan. Jika valas ini memang nantinya akan digunakan diluar negeri, maka penggunaannya sudah tentu menghilangkan risiko fluktuasi kurs. Jika cuma sekedar investasi, tergantung keadaan ekonomi. Jika periode dimana nilai tukar relatif stabil, maka lebih menguntungkan deposito Rupiah krn bunganya jauh lebih tinggi. Sedangkan dalam periode nilai tukar Rp cenderung melemah, deposito valas bisa memberikan hasil lebih tinggi (dari selisih kurs dan bunga). Contohnya sepanjang tahun 2015, USD Dollar menjadi investasi terbaik dgn return sekitar 10% (diluar bunga). Jauh lebih baik dibanding saham (yang returnya negatif) ataupun deposito Rupiah (rata2 7% before tax). Semoga menjawab ya 🙂
Bapak Jrplsnner memang sangat sabar, saya salut..saya adalah pemain deposito pak. Yang bapak katakan adalah sesuai dengan pemikiran saya. Jadi komen yg ga enak mungkin kurang mengerti saja ataupun belum pernah bernegoisasi terhadap bunga deposito bank yg bisa mengalahkan inflasi walaupun sdh dipotong pajak 20%.
Hahaha, iya mas. Karena kebanyakan kita cuma tau bahwa bunga deposito pasti kalah dari inflasi, padahal di saat2 inflasi rendah (misalnya sekarang ini), bunga deposito masih cukup menarik.