Editor: Tofan Saban
Investasi reksa dana saat ini sudah menjadi salah satu pilihan utama bagi keluarga Indonesia untuk berinvestasi. Reksa dana juga bukan lagi jadi barang yang susah diperoleh.
Banyak sekali produk reksa dana yang diterbitkan oleh para manajer investasi. Instrumen ini selain bisa dibeli langsung via manajer investasi, bisa juga dibeli lewat bank ataupun melalui jalur penjual reksa dana online.
[BACA JUGA: Pilihan agen penjual reksadana online]
Masalah mau beli reksa dana jenis apa dan dari manajer investasi mana mah balik ke preferensi masing-masing orang, tentunya setelah disesuaikan dengan tujuan keuangan masing-masing. Demikian juga masalah jalur pembelian reksa dana, balik pada kenyamanan masing-masing investor.
Namun yang tidak bisa terserah dan harus dihitung dengan baik adalah masalah BIAYA yang timbul dari investasi reksa dana. Hal yang kadang dianggap sepele oleh sebagian orang, tapi ternyata lumayan juga pengaruhnya. Kadang malah kita tidak sadar sama sekali akan biaya-biaya ini.
Biaya-biaya investasi reksa dana
So, apa saja biaya-biaya yang berkaitan dengan investasi reksa dana yang harus diperhatikan oleh investor? Yuk teropong satu persatu.
#1 Biaya transfer antar bank
Biaya yang timbul kalau kita transfer uang dari rekening bank kita yang berbeda dengan bank kustodian reksa dana. Biaya ini kecil namun menjadi masalah besar bila jumlah investasi yang ditransfer kecil.
Contohnya kalau kita transfer uang sebesar Rp 100.000 untuk investasi reksa dana dari bank ABC ke bank kustodian reksa dana di bank DEF sehingga terkena biaya transfer antar bank Rp 5,000. Berarti belum apa-apa kita sudah keluar biaya investasi sebesar 5%. Bener ngga?
Untungnya reksa dana sekarang umumnya memiliki beberapa pilihan bank kustodian untuk menampung dana investasi kita. Jadi kuncinya adalah kita harus teliti memeriksa bank kustodian yang digunakan reksa dana agar bebas biaya transfer antar bank.
Atau, pilihan lain adalah melakukan investasi dalam jumlah yang lebih besar untuk tiap transaksi supaya biaya transfer antar banknya menjadi tidak material.
#2 Biaya manajer investasi
Ini adalah biaya jasa pengelolaan reksa dana yang dibayarkan ke manajer investasi. Bisa dibilang ini adalah pemasukan utama pihak manajer investasi dari setiap produk reksa dana yang diterbitkan. Jumlahnya bervariasi tergantung jenis reksa dananya.
Gambaran variasinya kira-kira sebagai berikut:
#3 Biaya kustodian
Biaya jasa kustodian yang dibayarkan kepada bank kustodian. Masih belum tau apa itu bank kustodian?
Bank kustodian atau disingkat kustodian adalah suatu lembaga yang bertanggung jawab untuk mengamankan aset keuangan dari suatu perusahaan ataupun perorangan. Bank kustodian ini akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan dari asset seperti saham serta melaksanakan tugas administrasi seperti menagih hasil penjualan, menerima deviden, mengumpulkan informasi mengenai perusahaan acuan, menyelesaikan transaksi penjualan dan pembelian, melaksanakan transaksi dalam valuta asing apabila diperlukan, serta menyajikan laporan atas seluruh aktivitasnya sebagai kustodian kepada kliennya
Wikipedia
Singkatnya bank kustodian ini yang bertugas mencatat menyimpan semua aset reksa dana dan investasi para investor reksa dana dan menyimpannya dalam rekening yang terpisah dari rekening manajer investasi dan rekening lainnya di bank itu.
Berapa biaya untuk jasa kustodian ini? Kisarannya antara 0,2% – 0,25%.
#4 Biaya pembelian reksa dana (subscription)
Biaya yang dibayarkan investor kepada agen penjual atau manajer investasi pada saat memasukkan uang ke reksa dana.
Bagi yang sering melakukan investasi reksa dana via bank, tentu sudah sangat familiar dengan biaya ini. Kisarannya dari free sampai dengan sekitar 2%.
[BACA JUGA: Bank pilihan untuk membeli reksadana terbaik di Indonesia]
#5 Biaya penjualan reksa dana (redemption)
Biaya yang dibayarkan investor kepada agen penjual atau manajer investasi pada saat mencairkan reksa dana. Biaya ini biasanya dibebankan pada pencairan reksa dana yang belum melewati periode pembelian tertentu, misalnya 6-12 bulan dari tanggal pembelian. Kisarannya dari free sampai dengan sekitar 2%.
Dimana informasi biaya reksa dana bisa diperoleh?
Biaya maksimum untuk manajer investasi, kustodian, pembelian dan penjualan reksa dana selalu tertera di brosur atau fund factsheet atau prospektus reksa dana. Karena itu usahakan untuk selalu mengintip dokumen-dokumen ini sebelum melakukan pembelian reksa dana.
Tugas kita untuk bertanya kepada manajer investasi atau agen penjual tentang biaya manajer investasi dan kustodian efektif yang dikenakan kepada investor (umumnya lebih rendah dari biaya yang tercantum).
Supaya lebih yakin, tidak ada salahnya ditanyakan dengan jelas apakah ada biaya-biaya lain yang akan dikenakan terkait investasi kita di reksa dana. Contohnya ada beberapa reksa dana terproteksi yang mengenakan biaya tambahan bila kita mencairkan investasi kurang dari satu tahun atau sebelum tanggal tertentu.
Catatan tambahan biaya reksa dana
Sebagai catatan dan supaya tidak bingung, semua biaya reksa dana ini sudah termasuk dalam perhitungan nilai aktiva bersih (NAB) per unit reksa dana. Jadi nilai NAB per unit yang tercantum di koran atau di laporan reksa dana bulanan kita sudah dipotong biaya-biaya ini.
Biaya investasi reksa dana dari cara membeli reksadana
Beberapa biaya investasi reksa dana juga bisa berbeda tergantung dimana kita membeli reksa dana.
Kalau kita beli atau jual reksa dana langsung dari manajer investasi, bisa saja tidak dikenakan biaya pembelian reksa dana. Demikian juga untuk biaya pencairan reksa dana.
Sedangkan kalau melalui agen penjual, baik bank atau aplikasi online, kemungkinan dikenakan biaya pembelian atau juga penjualan reksa dana.
Bagi yang sering beli reksa dana lewat bank tentu sudah sangat familiar dengan biaya pembelian dan penjualan ini. Untuk pembelian umumnya dikenakan besaran biaya 0%-2%. Sedangkan untuk penjualan, sering dikenakan untuk penjualan produk dalam periode kurang dari 6 bulan atau 1 tahun.
Pembelian reksa dana melalui agen penjual memiliki kelebihan dalam hal lebih hemat waktu dan tenaga karena akses lebih mudah dan dibantu teknologi yang semakin canggih.
Sedangkan keunggulan pembelian reksa dana melalui manajer investasi adalah biaya yang relatif lebih rendah tapi memerlukan korespondensi melalui email atau telepon dan tidak semua manajer investasi menjual reksa dana kepada investor ritel secara langsung.
Tips cermat menghitung biaya reksa dana
Semakin tinggi prospek keuntungan investasi di masa depan, semakin lebar ruang untuk mentoleransi besaran biaya investasi.
Contoh #1
Misalnya, prospek keuntungan investasi jangka panjang di reksa dana saham berkisar 15% per tahun. Kemudian dipotong dengan:
- biaya manajer investasi 2,5% per tahun
- biaya bank kustodian 0,2% per tahun
- biaya pembelian 1%
- biaya penjualan 1%
Maka hasil investasi reksa dana net menjadi hanya 12% per tahun (kalau investasinya 10 tahun). Dengan dipotong inflasi 5% (asumsi), maka hasil investasi riil tersisa 7% per tahun.
Contoh #2
Misalnya prospek keuntungan investasi jangka pendek di reksa dana pasar uang berkisar 7% untuk setahun ke depan. Kemudian dipotong dengan:
- biaya manajer investasi 0,5% per tahun
- biaya bank kustodian 0,2% per tahun
- biaya pembelian 0,5%
- biaya penjualan 0,5%
Maka hasil investasi net menjadi hanya 5,3% untuk satu tahun. Dipotong inflasi 5%, hasil investasi riil hanya tersisa 0,3% per tahun.
Di bawah adalah ilustrasi perbandingan sebuah investasi sebesar Rp 100 juta di awal selama 20 tahun ke depan, dengan variasi biaya manajer investasi sebesar 3%, 2.5% dan 2%. Asumsi imbal hasil investasi gross 15% per tahun.
Penutup
Cermat menghitung biaya investasi reksa dana menjadi penting karena keuntungan investasi bersifat tidak pasti sedangkan biaya investasi bersifat pasti. Karena itu pemilihan produk dengan biaya yang paling efisien akan menentukan hasil investasi yang paling optimal.
Jangan sampai asumsi hasil investasi untuk tujuan-tujuan keuangan kita menjadi tidak tercapai karena ketidakcermatan memasukkan unsur biaya investasi reksa dana ini dalam perhitungan investasi.
Cermat menghitung biaya investasi reksa dana menjadi penting karena keuntungan investasi bersifat tidak pasti sedangkan biaya investasi bersifat pasti
Yang penting juga adalah perlu disadari bahwa saat ini prospek keuntungan investasi secara umum tidak setinggi dulu. Sebagai contoh periode tahun 2003-2010 keuntungan pasar saham bisa mencapai rata-rata lebih dari 20% per tahun, sedangkan periode 2011 hingga sekarang jauh di bawah itu.
Well bukan berarti keuntungan pasar saham tidak bisa kembali menanjak di masa depan, namun kemungkinan besar tidak bisa kembali ke rata-rata 20% per tahun dalam waktu dekat. Saya sendiri hanya menggunakan asumsi keuntungan reksa dana saham sebesar 15% dalam contoh di atas.
Dengan adanya biaya investasi reksa dana ini maka penting bagi kita untuk mereview lagi penggunaan semua asumsi besaran hasil investasi dalam rencana investasi pribadi kita.
Selamat berinvestasi.
[SIMAK JUGA: Tips memulai perencanaan keuangan keluarga dengan reksadana]
Image:Â cwcontractlawandlegal.co.uk, afr.com
Kejelekan gue meski sebagai anak finance,, males buat ngitung2..
Biasanya emak-emak dah yang jago..
Btw bener ga pernyataan gue tentang unitlink, kan tu produk gabungan asuransi dan reksadana. Nah berarti biayanya juga double ya, di reksadana kena di unitlink juga kena.. Betul kan?
Thanks bray
Yes, betul bro. Jika maksudnya murni mau investasi, reksa dana bisa lebih efisien dari sisi biaya investasi. Namun jika mau mau kemudahan dalam hal produk dengan asuransi serta proteksi, maka unitlink bisa jadi pilihan. Tentunya tetap harus ditanya dengan jelas semua biaya terkait ya, agar tidak terbeban dengan biaya yg tinggi.
Saya tertarik dengan reksadana, tapi bagaimana cara memulainya ya? lalu bagaimana cara mengelolanya? reksadana mana yg tepat buat saya?
mohon masukannya
Untuk memulai gampang kok, bisa simak di tulisan2 sblmnya ttg reksa dana di blog ini. Untuk strategi mengelola sebenernya balik ke tujuan kita berinvestasi juga, apa yg ingin dicapai dan berapa lama periodenya. Jujur ini panjang banget pembahasannya, hehehe. Untuk detailnya bisa dipelajari sendiri di http://rudiyanto.blog.kontan.co.id atau di http://danirachmat.com
Maaf sebelumnya, saya ini orang awam yang minim akan pengetahuan & saya sedang tertarik dengan yang namanya invest RD, saya pun masih belajar tentang itu, yang saya bingungkan disini adalah, contoh/misalnya begini jika “Setelah sy beli RD , kemudian saya diamkan/pasif (tidak saya jual) apakah masih ada keuntungan setelah jangka waktu tertentu; misal 5 tahun (kan provitnya naik turun)???
Selama masa pasif itu juga, apakah mungkin uang saya bisa hilang/hangus???
Mohon tolong dijelaskan, terimakasih sebelumnya.
Risiko terburuknya adalah memang kinerja RD bisa menurun sehingga membuat investor kehilangan pokok investasinya. Tapi ini udah dalam kondisi terjelek banget lho ya. Perlu diketahui juga bahwa RD itu ada beberapa macam, yg umum adalah RD saham, RD pendapatan tetap, RD cmapuran dan RD pasar uang. Masing2 memiliki tingkat risikonya sendiri. Yang paling fluktuatif tentunya adalah RD saham.
Investasi RD gampangnya bisa disamakan dengan investasi yg lainnya, dimana keuntungan diperoleh dari kenaikan harga (berdasarkan kinerja aset yg digunakan). Nah ambil contoh gini, saat beli RD kondisi pasar sedang bagus2nya, dan kemudian terjadi krisis. Otomatis harga saham berjatuhan dan berdampak pada nilai RD kita sendiri (jadi rugi). Sama juga dengan kita invest di property. Jika belinya di area yg normal2 aja, harga akan naik pelan2 seiring berjalannya waktu. Namun jika tiba2 di area tersebut terkena bencana atau hal-hal lain yang membuat nilai property di area tsb ambruk, otomatis kita jadi rugi krn penurunan nilai itu.
So untuk berkenalan dengan RD, saran saya silakan mulai dengan RD pasar uang karena paling rendah risikonya. Memang sih imbal hasilnya pun jadi paling mini, tapi setidaknya kita bisa belajar mekanisme RD dulu sebelum mencoba membeli produk yang lebih agresif atau lebih berisiko.
Thanks mas, artikelnya menggelitik juga sih ini karena biasanya orang abai dengan masalah biaya perintilan gini. Kalo di break down ternyata lumayan juga ya, makanya harus cari yang paling seminim mungkin produk rd yang biaya administrasinya rendah.
Bener sekali mba 🙂
mo beli rd saham, tp biayanya banyak. sy irt, penghasilan suami pas pasan pengen punya yabungan janhka panjang. jadi ragu. takut uangnya abis buat biaya. jadi irt spt sy cocoknya apa dong?
klo beli saham biar biaya dikir tipsnya apa?
Makasi ya oak
Hmm, kalo untuk investasi sebenarnya harus bener2 paham dulu tujuannya buat apa dan tau produk ini seperti apa. Menjawab pertanyaan terkait biaya, coba beli pake platform penjualan reksadana online aja, tanpa biaya jual dan beli.